FS.PEKANBARU-- Kementerian Agama mendorong mahasiswa di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) khususnya, untuk menjadi mahasiswa keren di era milenial. Mahasiswa keren di era milenial, jika mahasiswa mampu menyuguhkan hal-hal positif dari dalam dirinya. Salah satunya menjadi penebar kedamaian.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Seksi Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Ruchman Basori, saat menjadi pembicara pada Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska), Pekanbaru, Riau. "Mahasiswa di era milennial sangat keren jika mampu menjadi aktor perubahan, menjadi orang yang berilmu pengetahuan, dan menjadi penebar kedamaian," kata Ruchman, Rabu (19/09).
Tak hanya itu, Ruchman pun berharap mahasiswa PTKI dapat memiliki komitmen kebangsaan yang tinggi dan berpandangan moderat dalam beragama. Untuk memiliki hal-hal tersebut, Ruchman meminta para mahasiswa untuk senantiasa memperkaya wawasan dan pengetahuannya.
Wawasan dan pengetahuan yang mumpuni, menurut Ruchman akan membuat seseorang memiliki kecerdasan, daya nalar, dan analisa kritis yang baik. Ini penting untuk dimiliki mahasiswa mengingat generasi milenial dibanjiri oleh derasnya arus informasi, khususnya yang berasal dari media sosial.
“Jadilah mahasiswa yang cerdas dan kritis sehingga mampu melakukan critical thinking atas informasi yang diterima dan lingkungan yang ada," pesan Ruchman kepada 5.188 mahasiswa baru UIN Suska.
Selain itu lanjut Ruchman, mahasiswa milenial dikatakan keren jika mempunyai kepekaan nurani dan memahami problem-pronblem kemasyarakatan. “Tidak kalah pentingnya adalah keren menjadi warga media social yang cerdas dan berwawasan global serta menjunjung tinggi kebhinekaan," ujar mantan Ketua Senat Mahasiswa IAIN Walisongo ini.
Ruchman pun mengingatkan agar para mahasiswa bisa menjadi calon sarjana yang mencintai agamanya sekaligus mencintai bangsa dan negaranya. "Rasa cinta agama dan bangsa ini sangat penting. Jadilah mahasiswa yang mempunyai komitmen keagamaan dan keIndonesiaan yang kuat," kata Ruchman.
Mengingat pentingnya membentuk komitmen keagamaan dan ke-Indonesiaan mahasiswa PTKI, menurut Ruchman Kemenag melalui Direktorat PTKI konsisten mendampingi diseminasi paham Islam moderat. "Salah satunya selama dua bulan ini, kami melakukan pendampingan dalam kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di PTKIN.Dimulai dari IAIN Manado 26 pada Juli 2018 dan ditutup pada tgl 19 September di UIN Sultan Syarif Kasim Riau," kata Ruchman.
Dalam PBAK, selain diperkenalkan dunia akademik dan kemahasiswaan kampus, mahasiswa juga diberikan materi seputar moderasi beragama. Ini menurut Ruchman sebagai cara agar kampus PTKI khususnya, dapat menjadi rujukan cara beragama yang moderat.
Harapan senada juga disampaikan Rektor UIN Suska, Akhmad Mujahidin. “Kami ingin kampus UIN Suska Riau ini menjadi benteng dan kawah candradimuka berkembangnya Islam yang rahmatan lil álamin yang moderat dan toleran”, kata Mujahidin.
Mahasiswa baru UIN Suska diharapkan Mujahidin bisa menjadi benteng bagi moderasi agama untuk melakukan counter narasi dan counter idiologi gerakan radikalisme yang akhir-akhir ini berkembang di Indonesia. Pengasuh PP. Al Mujahidah ini berharap civitas akademika UIN menjadi tempat rujukan belajar Islam dan penebar kasih saying dan kedamaian dikalangan umat.
Kegiatan PBAK UIN Suska Riau dilaksanakan pada tanggal 17-19 September 2018 terbagi dalam dua forum. PBAK di tutup secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Promadi. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua Senat Mahasiswa, Ketua DEMA, Pengurus UKM/UKK dan aktivis organisasi intra kampus lainnya. Turut meramaikan kegiatan PBAK adalah digelarnya stand organisasi mahasiswa yang ada di UIN Suska.
#dan|KEMENAG (RB).