FS.Bandung(JABAR)- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan mendukung konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan dan harus menggunakan bahan bakar dari energi terbarukan, seperti kelapa sawit.
"Kami sendiri prinsipnya mendukung kalau BBM di Indonesia diubah secepat-cepatnya menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan," ujarnya usai menjadi pembicara pada Studium Generale di Institut Teknologi Bandung (ITB), Rabu (17/10).
"Kalau ramah lingkungan, mungkin tidak bisa menggunakan bahan bakar fosil sepanjang masa. Tapi harus menggunakan bahan bakar yang renewable, yang bisa terbarukan, misal dari kelapa sawit, dan sebagainya, itu prinsipnya," tutur Jonan.
Pasalnya, menurut Jonan, tidak mudah untuk meningkatkan produksi minyak bumi, sementara konsumsi BBM bertambah. Jarak antara produksi dan konsumsi BBM tersebut harus ditutup oleh bahan bakar nabati.
"Produksi minyak bumi itu makin lama tidak mudah untuk makin naik, padahal konsumsi bahan bakar kita di kendaraan-kendaraan bermotor makin tinggi. Nah ini, gap (selisih antara produksi dan konsumsi) ini harus ditutup. Paling kurang ditutup dengan misalnya green diesel, atau green gasoline, dan sebagainya," ujar Jonan.
Pada kesempatan ini, Jonan, bersama Rektor ITB Kadarsah Suryadi, juga menyambangi Industri-Katalis Pendidikan di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalis Fakultas Teknologi Industri ITB yang mampu menghasilkan katalis untuk mengubah Crude Palm Oil (CPO/Minyak Mentah Sawit) menjadi biodiesel.
"Saya diajak Pak Rektor ITB untuk melihat laboratorium katalis untuk mengkonversi bahan baku nabati dengan menggunakan CPO itu menjadi biodiesel, bisa green avture atau green gasoline dan sebagainya," tandas Jonan.
# dan | Kementerian ESDM/Dyah Kusuma Dewi
No comments:
Post a Comment