FS.Padang(SUMBAR) - Santer diisukan bakal terjadinya gempa bumi disertai tsunami di Kota Padang dan sekitarnya pada Akhir Februari 2019 ini, sontak membuat warga kota panik dan tetamu pun enggan mengunjungi kota ini.
Namun hal itu langsung dibantah Badan Klimatologi Metereologi dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang, Sumatera Barat. Bahwa isu akan datangnya gempa disertai tsunami yang disebabkan megathrust Mentawai di beberapa media itu tidaklah benar alias ‘hoax’.
Hal itu disampaikan Kepala BPBD Kota Padang Edi Hasymi dalam kegiatan diseminasi informasi di Media Center Pemko Padang, Rabu (27/2).
“Kita di BPBD Padang sangat setuju sekali, karena memang untuk kepastian kapan gempa terjadi itu tak ada satu pun pakar yang bisa memastikannya. Persoalan bagi kita bukan soal kapannya itu, tapi justru yang terpenting adalah bagaimana menyiapkan diri seandainya bencana itu terjadi tanpa kita ketahui,” ujar Edi lagi.
Edi Hasymi pun menyebutkan, sementara sekaitan tentang kebencanaan, pihaknya telah melakukan upaya-upaya seperti mengedukasi dan mensosialisasikan seputar kebencanaan dan mitigasi bencana kepada masyarakat. Dia pun juga mengajak semua masyarakat Kota Padang agar tidak membagikan informasi tentang bencana apabila memiliki keraguan apalagi yang tidak jelas sumbernya.
“Kalau sumbernya tidak disampaikan oleh pihak berwenang seperti BMKG, jangan kita sebarluaskan informasi tersebut karena dapat meresahkan masyarakat. Kita harus cerdas menyikapi mana yang isu dan yang benar atau tidak harusnya disaring terlebih dahulu," imbaunya.
Sementara Kepala BPBD Kota Padang itu juga sempat gusar dari berbagai kasus yang telah ditemui di Padang. Pernah ketika terjadi bencana banyak bermunculan berita hoax. Bahkan juga pernah isu hoax sontak membuat warga kalang kabut beberapa tahun yang lalu.
“’Jadi tantangan kita bukan soal bencana dan mitigasi bencana saja, tapi efek-efek informasi yang ga benar itu juga menjadi tantangan bagi kita. Untuk itu mari kita lebih arif, bijaksana dan cerdas menyikapi setiap informasi yang ada. Jangan langsung ditelan mentah-mentah sebab akan meresahkan dan merugikan kita semua,” tukuknya mengingatkan.
Ketika ditanyai tentang kesiapsiagaan, tambah Edi lagi, BPBD Kota Padang saat ini telah memiliki personil berjumlah sebanyak 66 orang dimana untuk Tim Reaksi Cepat (TRC) sebanyak 25-40 orang.
“Dalam program kegiatan BPBD Padang kita tidak bekerja sendiri, tapi juga ikut dibantu oleh sinergi yang terdiri dari aparat TNI/Polri NJO serta berbagai organisasi kemasyarakatan termasuk ormas pemuda sebagai mitra dalam urusan kebencanaan di Padang. Semunya dalam bentuk koordinasi, sosialisasi dan upaya mitigasi bencana serta pertolongan pasca bencana terjadi,” ungkapnya.
#dan | Humas Kota Padang/David
No comments:
Post a Comment