FS.Padang(SUMBAR) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat,Hendra Irwan Rahim mengatakan Minangkabau sangat identik dengan Sumatera Barat.Maka dari itu,Perda Hari Jadi Sumatera Barat sangatlah penting karena sangat erat hubungannya dengan Sejarah asal mulanya Minang Kabau secara adat dan bagian dari sumatera barat hingga sekarang, dan sudah menjadi kebutuhan masyarakat, untuk itu dalam pembuatan perda ini perlu nara sumber yang lebih mengetahui dan memahami sejarah Sumatera Barat.
Hal tersebut disampaikan oleh Hendra Irwan Rahim pada acara Seminar Rancangan Peraturan Daerah tentang “Hari Jadi Provinsi Sumatera Barat” Senen (18/8) di Ruangan Sidang Utama DPRD Sumbar.
Seminar ini dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat, Drs. Alwis , Mustika Zed, dan Walikota Sawahlunto, serta para SKPD terkait, sedangkan para pemakalahnya adalah Rusdi Lubis, Dr Yulizal Yunus M. Si , Dt Rajo Bagindo dan Mustika Zed.
Yulizal Yunus berpendapat bahwa ada tiga konsep perspektif Pertama aspek fonomena perang dan berbagai konsesus atau perjanjian damai yang membidik kepahlawanan dan konsesusu perjanjian damai masa lalu. Kedua dari yuridis formal atau hokum dan public, mensiasati peraturan perosofiundang-undangan yang memberi legitimasi pembentukan suatu wilayah ketiga dari gatra budaya mencermati perkembangan islam dan adat dengan filosofi ABS-SBK telah membentuk spesifiknya Sumatera Barat.
Untuk membuat kesepakatan secara yuridis formal , karena Undang-undang no. 19 tahun 1957 tanggal 9b Agustus 1957 sebagai dasar pembentukan Provinsi Sumatera Barat Tanggal 9 November 2019 , yang sifatnya total untuk pembentukan seluruh wilayah secara bertingkat dari 14 kabupaten/kota.
Pendapat dari Rusdi Lubis mantan Pamong senior Sumbar, bahwa penetapan lahirnya provinsi sumatera barat harus berpijak pada lima segi, pertama segi lahir nya sutau kepastian hokum, kedua dokumen sebagai histori yangakan dipedomani oleh generasi mendatang ketiga, menjadikan jatidiri masyarakat yang mencintai daerah untuk membnagun daerah, keempat momentum meningkatkan rasa kebersamaan dan persatuan masyarakat didaerah maupun di perantauan kelima sebagai patokan untuk mengukur kemajuan dari suatu daerah.
Tapi menurut Rusdi lubis dalam wacananya bahwa tinjauan sejarah dari etnis minangkabau susah untuk dipedomani karena sejarah minangkabau tidak tertulis hanya bisa diingat dari cerita dari mulut kemulut saja.
Dan beliau lebih mempedomani lahir sumatera barat itu, dari rujukan buku yang ditulis oleh Gusti Adnan yang berjudul pemerintahan sumatera barat dari VOC hingga reformasi” cetakan buku tahun 2006.
#dan
No comments:
Post a Comment