Oleh: Ine Wulansari (Ibu Rumah Tangga dan Pegiat Dakwah)
|
Fokussumatera.com - "Jika kita ingin mengukur kehebatan tokoh-tokoh besar dengan karya-karya dan hasil kerjanya, maka harus kita katakan bahwa diantara seluruh tokoh sejarah, Nabi Islam adalah manusia yang sangat agung dan ternama." (Gustav Lebon, Cendekiawan Perancis, dalam bukunya "Peradaban Islam dan Arab").
MasyaAllah, bahkan tokoh dunia yang tidak mengimani Allah, Rasulullah, Islam dan Alquran ternyata demikian jujur dan mengakui betapa hebatnya kepemimpinan Rasulullah Muhammad Saw.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), negarawan adalah seseorang yang ahli dalam kenegaraan, ahli dalam menjalankan negara (pemerintahan). Pemimpin politik yang secara taat asas menyusun kebijakan negara dengan suatu pandangan ke depan atau mengelola masalah negara dengan kebijaksanaan dan kewibawaan (http://kbbi.web.id/negarawan).
Dalam konteks Islam, negarawan adalah seseorang yang ahli dalam kenegaraan Islam, ahli dalam menjalankan pemerintahan Islam. Pemimpin politik yang secara taat asas menyusun kebijakan negara berdasarkan syariat Islam dengan suatu pandangan ke depan atau mengelola masalah negara dengan kebijaksanaan dan kewibawaan.
Dalam Islam negarawan sejati, ideal dan terbesar sepanjang sejarah tentu Rasulullah Muhammad Saw. Hanya dalam waktu 23 tahun beliau telah menghasilkan tiga karya besar yang belum pernah dicapai oleh pemimpin manapun di seluruh dunia.
Tiga karya besar tersebut yang pertama adalah tauhidullah (mengesakan Allah Swt). Nabi Muhammad Saw telah berhasil menjadikan bangsa Arab yang semula mempercayai banyak Tuhan (polytheisme) menjadi bangsa yang bertauhid. Hanya meyakini satu Tuhan, yakni Allah Swt. Kedua adalah tauhidul-ummah (menyatukan umat). Rasulullah telah mampu memimpin sebuah bangsa yang awalnya terbelakang dan terpecah-belah, menjadi bangsa maju yang bahkan sanggup mengalahkan bangsa-bangsa lain di dunia pada masa itu. Dan menjadikan bangsa Arab yang bersatu padu dalam ikatan akidah Islam. Ketiga adalah tauhidul-hukumah (menyatukan negara/pemerintahan). Nabi Muhammad Saw telah berhasil menyatukan kepemimpinan bangsa Arab yang sebelumnya terpecah-belah dalam banyak kepemimpinan suku/kabilah dan kerajaan-kerajaan kecil di dalam satu pemerintahan Islam (Daulah Islam).
Keberhasilah Rasulullah Muhammad Saw sebagai negarawan tentu tidak lepas dari peran yang dimainkan oleh beliau. Menurut Imam al-Qarrafi (684 H) dalam salah satu karyanya, Anwar al-Buruq fi Anwa'i al Furuq, setidaknya ada tiga peranan yang dilakukan secara bersamaan oleh Nabi Muhammad Saw yaitu: pertama adalah peran sebagai pengemban risalah, Nabi Saw berdakwah di tengah-tengah masyarakat dengan metode penyampaian dakwah yang khas yaitu dengan hikmah, dengan kata-kata yang tegas dan benar, yang dapat membedakan antara haq dan bathil. Dengan nasihat yang baik, dan dengan membantah orang-orang yang menentang beliau menggunakan argumentasi yang jauh lebih baik. Allah Swt menggambarkan dalam Alquran:
"Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sungguh Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang sesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (TQS An-nahl: 125).
Keberhasilan dakwah Nabi Muhammad Saw tentu ditunjang oleh kepribadian beliau yang sangat mulia diantaranya selalu bersikap lemah lembut, senantiasa memaafkan kesalahan pihak lain selama itu terkait pribadi beliau, biasa memintakan ampunan kepada Allah Swt atas dosa dan kesalahan orang lain, selalu mengajak bermusyawarah dengan para sahabat untuk perkara yang tidak bertentangan dengan hukum syara dan konsisten dengan hasil keputusan musyawarah.
Kedua adalah peran sebagai kepala negara/pemimpin rakyat. Tentu Rasulullah Muhammad Saw hanya memerintah dengan Islam, hanya dengan penerapan syariat Islam atau hanya merujuk pada wahyu Allah Swt. Dengan itu kepemimpinan Rasulullah Saw sangat jauh dari kezaliman. Sebab kezaliman hanya akan terjadi saat seseorang khususnya pemimpin, tidak berhukum kepada hukum Allah Swt sebagaimana dalam firmanNya:
"Siapa saja yang tidak memerintah/berhukum dengan wahyu yang telah Allah turunkan, merekalah pelaku kezaliman." (TQS Al-maidah: 45).
Ketiga adalah sebagai qadhi/hakim, Rasulullah Saw selalu mengadili setiap perkara dengan seadil-adilnya. Tanpa pilih kasih, tanpa diskriminasi, termasuk terhadap keluarga beliau sendiri.
"Andai Fatimah (putri Muhammad Saw) mencuri, aku pasti memotong tangannya." (Syarh al-Bukhari li Ibn Bathal, 15/442).
Seorang negarawan sejati tentu adalah pemimpin yang senantiasa bertanggung jawab atas semua urusan rakyatnya, selalu berupaya keras memenuhi semua kebutuhan rakyatnya, tidak mungkin membiarkan rakyatnya kelaparan, kesusahan, sakit, terlantar, terancam jiwanya, dan lain sebagainya. Seorang negarawan benar-benar memahami dan mengamalkan sabda Rasulullah saw
"Imam (kepala negara) adalah pengurus rakyat. Ia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus." (HR al-Bukhari).
Menilik fakta yang saat ini terjadi di mana kita hidup di alam demokrasi kapitalis dengan ruh sekulerisme yang menjauhkan peran agama dari kehidupan, maka kita mendapati betapa para pemimpin yang ada bukannya mengarahkan masyarakat menuju keta'atan pada hukum Allah yang sempurna justru mereka mengurus rakyat dengan cara-cara kapitalis yang jauh dari kata adil. Para pemimpin rezim senantiasa zalim terhadap kebutuhan rakyat, baik dari sisi kebutuhan asasi yakni kecukupan dan keterjangkauan sandang, pangan, papan. Begitupun dari arah kebutuhan kolektif masyarakat berupa kesehatan, pendidikan, dan keamanan.
Jika saja para pemimpin rakyat mengamalkan apa yang disabdakan dan diteladankan Rasulullah saw tentu mereka akan dicintai oleh rakyat. Pemimpin seperti inilah yang disebut sebagai pemimpin terbaik oleh Rasulullah Saw sebagaimana sabda beliau:
"Sebaik-baiknya pemimpin kalian ialah yang kalian cintai dan merekapun mencintai kalian, juga yang kalian doakan dan merekapun mendoakan kalian. Seburuk-buruk pemimpin kalian ialah yang kalian benci dan merekapun membenci kalian, juga yang kalian laknat dan merekapun melaknat kalian." (HR Muslim dan at-Tirmidzi).
Sungguh kita merindukan sosok pemimpin yang mengikuti setiap apa yang dicontohkan Rasulullah Saw dan menjadi pemimpin yang akan menerapkan setiap hukum Allah Swt secara sempurna di bawah naungan Daulah Khilafah Rasyidah.
Wallahu a'lam bi ash-shawab