By : Kamila Khairani
Fokussummatera.com
Wahai diri, sadarilah
Apa yang membuatmu lena
Bangunlah dari tidur panjangmu
Raih segala mimpi yang kau punya
Lihatlah wahai diri
Akan segala problem yang menimpa
Kedzaliman, penindasan, penipuan
Prahara yang kian menambah derita
Tidakkah terlihat olehmu?
Segala problem yang menyelimuti
Terus saja bertambah tanpa solusi
Selain tambal sulam tak berarti
Wahai diri, sadarilah
Kondisi ini kian semakin parah
Berebut kekuasaan demi kepentingan
Meski menumbalkan banyak jiwa
Kemana umat akan mengadu?
Akan keperihan yang terus bertambah
Butuh penawar atas torehan sembilu
Agar luka ini mereda bahkan sirna
Tak ada tempat berlari
Kala intelektual telah tergerus
Kala penguasa digulung pengusaha
Rakyat tak lagi mendapat tempat
Wahai diri, sadarlah
Dengarkan panggilan, teriakan dan tangisan
Yang memohon mengharap belas kasih
Yang sudah mesti mereka dapatkan
Umat memanggil setiap jiwa
Mengeluarkan mereka dari keterpurukan
Mengantarkan mereka menuju terang cahaya
Untuk kehidupan yang jauh lebih baik
Umat memanggil jiwa-jiwa jihad
Yang rela mati demi bela agama
Rela berjuang demi kehormatan
Berkorban jiwa, harta dan segalanya
Umat memanggil jiwa-jiwa yang takut
Takut akan adzab dan siksa Allah SWT
Takut akan suatu hari di akhirat kelak
Yang memperhitungkan segala perbuatan
Umat memanggil jiwa-jiwa pemberani
Yang membenci setiap kemunafikan
Yang mengaku atas nama rakyat
Untuk kemudian menjadikannya korban
Umat memanggil jiwa-jiwa yang benci
Benci atas setiap kedzaliman yang menimpa
Yang hampir-hampir meluluh lantakkan negeri
Hingga menjadikan segalanya tergadai
Umat memanggil jiwa-jiwa yang bersih
Yang akan menghapuskan setiap kesesatan
Yang telah lama bercokol dan merajai
Atas setiap pikiran yang telah ternodai
Dengarlah seruan itu wahai diri
Seruan yang penuh pengharapan
Tuk keluarkan mereka dari penjajahan
Hingga layak hidup dalam kesejahteraan
Bogor, 19 Mei 2019
Fokussummatera.com
Wahai diri, sadarilah
Apa yang membuatmu lena
Bangunlah dari tidur panjangmu
Raih segala mimpi yang kau punya
Lihatlah wahai diri
Akan segala problem yang menimpa
Kedzaliman, penindasan, penipuan
Prahara yang kian menambah derita
Tidakkah terlihat olehmu?
Segala problem yang menyelimuti
Terus saja bertambah tanpa solusi
Selain tambal sulam tak berarti
Wahai diri, sadarilah
Kondisi ini kian semakin parah
Berebut kekuasaan demi kepentingan
Meski menumbalkan banyak jiwa
Kemana umat akan mengadu?
Akan keperihan yang terus bertambah
Butuh penawar atas torehan sembilu
Agar luka ini mereda bahkan sirna
Tak ada tempat berlari
Kala intelektual telah tergerus
Kala penguasa digulung pengusaha
Rakyat tak lagi mendapat tempat
Wahai diri, sadarlah
Dengarkan panggilan, teriakan dan tangisan
Yang memohon mengharap belas kasih
Yang sudah mesti mereka dapatkan
Umat memanggil setiap jiwa
Mengeluarkan mereka dari keterpurukan
Mengantarkan mereka menuju terang cahaya
Untuk kehidupan yang jauh lebih baik
Umat memanggil jiwa-jiwa jihad
Yang rela mati demi bela agama
Rela berjuang demi kehormatan
Berkorban jiwa, harta dan segalanya
Umat memanggil jiwa-jiwa yang takut
Takut akan adzab dan siksa Allah SWT
Takut akan suatu hari di akhirat kelak
Yang memperhitungkan segala perbuatan
Umat memanggil jiwa-jiwa pemberani
Yang membenci setiap kemunafikan
Yang mengaku atas nama rakyat
Untuk kemudian menjadikannya korban
Umat memanggil jiwa-jiwa yang benci
Benci atas setiap kedzaliman yang menimpa
Yang hampir-hampir meluluh lantakkan negeri
Hingga menjadikan segalanya tergadai
Umat memanggil jiwa-jiwa yang bersih
Yang akan menghapuskan setiap kesesatan
Yang telah lama bercokol dan merajai
Atas setiap pikiran yang telah ternodai
Dengarlah seruan itu wahai diri
Seruan yang penuh pengharapan
Tuk keluarkan mereka dari penjajahan
Hingga layak hidup dalam kesejahteraan
Bogor, 19 Mei 2019