Breaking News

Sunday, May 19, 2019

Rita, Wanita Pemecah Batu Itu Terharu Didatangi Harneli


FS.Padang(SUMBAR) -  Isak tangis Rita pecah ketika ketua TP PKK Kota Padang Harneli sampai dirumah wanita tangguh berprofesi sebagai pemecah batu. Perempuan itu tidak menyangka, istri orang nomor satu di Kota Padang itu datang kerumahnya. Beralaskan tikar merah, ibu tiga anak itu menceritakan kesehariannya kepada Harneli, bagaimana ia mencari nafkah memenuhi kehidupan sehari-hari. 

Mencari batu kesungai dan memecehkannya, profesi ini memang biasa dilakukan oleh seorang laki-laki. Sebab pekerjaan ini sangat berat dan pastinya sangat melelahkan. Bagaimana tidak, setiap hari harus mencari dan membawa batu dari sungai, kemudian dipecahkan satu persatu. 

Kendati demikian tidak menyurutkan semangatnya untuk mencari rezeki yang halal. Ia memutuskan untuk menjalani pekerjaan tersebut lantaran pekerjaan sebelumnya sebagai pelayan rumah makan tidak mendapatkan hasil yang memuaskan.

Rita memiliki tiga anak, Dedek Fitria (15),  Febriansa Riska (10), Seno Pati (9) dan ibunya (65). Berbeda dengan kedua kakaknya (Dedek dan Febriana). Seno hanya bisa terbaring dilantai karena terkena penyakit kejang dan ibunya terkena penyakit stroke.

Setiap hari ia harus membawa martil seberat 10 Kg kesungai Ulu Gadut untuk memecahkan batu. Berangkat pagi lalu kembali siang hari untuk mengasih ibu dan anaknya makan. Lalu ketika panas mulai teduh kembali kesungai hingga matahari tenggelam.  

“Dulu saya bekerja sebagai pelayan rumah makan, karena pekerjaan itu membutuhkan waktu lama dan jauh dari rumah. Maka saya putuskan untuk berhenti, ibu sakit dan anak saya bungsu (Seno) juga tak bisa berjalan,” sebutnya dihadapan Istri Wali Kota Padang Mahyeldi itu, Sabtu (18/05/2019).

Ia mengaku, menjadi pemecah batu bukanlah hal yang mudah. Ia sempat kesulitan pada awal pekerjaan tersebut lantaran mencari langganan dan tidak setiap hari orang memesan batu. Meski pendapatanya tak seberapa, namun itu harus dilakukan untuk biaya anak sekolah dan biaya hidup sehari-hari.

“Harga batu satu mobil Colt Diesel itu Rp. 80.000, biasanya saya kumpulkan selama dua hari. Jadi penghasilannya Rp. 40.000 perhari. Kesulitan yang saya alami ketika sungai mengering sehingga batu tidak ada yang hanyut,” tambahnya. 

Selain hanya mencukupi kebutuhan pokok sehari-sehari. Rita juga terkendala dengan biaya perbaikan rumah. Rumah yang ia tempati itu atapnya sudah mulai rapuh dan kuda-kuda rumahnya sudah lapuk. 

“Ketika hujan, atap sering bocor dan kami harus pindah kerumah tetangga untuk berteduh,” jelasnya. 

Rita yang sudah berpisah dengan suaminya sejak lima tahun, berharap, Pemerintah Kota Padang dan TP PKK Kota Padang bisa mencarikan solusi perbaikan rumah, biaya sekolah dan pengobatan ibu dan anaknya.

“Kalau bisa jangan jadi pemecah batu, pekerjaan ini berat dan dilakukan kebanyakan anak laki-laki’, misalnya berdagang, sekalian bisa menjaga anak dan ibu yang sedang sakit,” katanya.

Gayungpun bersambut, Ketua TP PKK Kota Padang itu mengaku kunjungannya ke rumah Rita  untuk melihat langsung kondisi Rita bersama anak-anaknya. Sekaligus melihat rumah Rita yang katanya sudah tidak layak huni itu.

“Kita tahu kondisi Rita ketika peringatan hari Kartini kemaren. Untuk itu kita kesini melihat secara langsung,” ungkapnya.

Kondisi rumah Rita

Lebih lanjut dikatakan, pada Ramadhan 1440 H, Pemko Padang dan Baznas Kota Padang akan melakukan bedah rumah dan rumah-rumah tersebut ditargetkan selesai dibedah sebelum Hari Raya Idul Fitri.

“Saya ingin secepatnya rumah ini dibedah. Kita aka koordinasikan dengan Baznas Kota Padang, tapi rumah ini berada di kawasan PT. Semen Padang, maka perlu berkoordinasi dengan PT. Semen Padang, baru bisa melakukan bedah rumah,” jelasnya. 

Ia menambahkan, setelah rumah ini selesai diperbaiki nanti akan dibuatkan kedai kecil-kecilan didepan rumah, sehingga ia bisa berjualan sambil menjaga ibu dan anaknya yang sedang sakit,” tambah Harneli yang kerap dipanggil Umi itu.  

Senada dengan itu, Kepala DP3AP2KB Heryanto Rustam  mengatakan, program yang di gagas TP PKK Kota Padang ini merupakan  program pemberdayaan perempuan. Di kota Padang ini banyak perempuan-perempuan tangguh menjadi tulang punggung keluarga. “Ada yang jadi tukang sayur,  tukang buah dan ada yang berjualan dipasar,” jelasnya.

Ia menambahakan,  sejauh ini kegiatan seperti telah dilakukan tiga kali. “Kita beri apresiasi  berupa Tabanas dan bantuan terhadap wanita tangguh itu,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, ketua TP PKK Kota Padang juga  mengadakan  buka bersama di rumah Rita. Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kota Padang  Fery Mulyani, Camat Lubuk Kilangan Yal Masri.



Pewarta: Muliadi

About Me


Bofet%2BHP
BOFET HARAPAN PERI JL. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
SELAMAT DATANG DI SEMOGA BERMANFAAT!