FS.Padang Pariaman(SUMBAR) - Proyek pembangunan asrama haji milik Kemenag Sumbar yang berlokasi di Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman yang dikerjakan oleh PT. Rimbo Paraduan masih menyisakan persoalan. Bahkan, Serah Terima Pertama/Provisional Hand Over (PHO) yang dilakukan pada akhir Januari 2019, terindikasi ada permainan.
Mirisnya, Proyek senilai Rp48 miliyar tersebut, kondisinya sekarang sangat memprihatinkan dan terkesan asal jadi. Terutama pekerjaan aksesoris keramik dinding bangunan yang pecah dan lantainya banyak yang retak, tetap dilakukan PHO dan dijadikan alasan diperbaiki pada masa pemeliharaan.
Ini terungkap saat beberapa media online datang ke lokasi dan sempat berbincang dengan "Wira" yang mengaku penanggungjawab dari Kemenag Sumbar,Kamis (14/6).
Wira mengatakan, PHO dilakukan pada bulan Januari dan perbaikan yang rusak dalam masa pemeliharaan dilakukan pada Pebruari 2019.
Artinya, dalam rentang waktu sebulan, pekerjaan sudah banyak yang rusak.
Bahkan saat ditanya apa perbedaan finishing dan pemeliharaan, Wira terlihat gugup. Soalnya, dilihat dari fisik pekerjaan, masih tahap finishing, bukan masa pemeliharaan. Terbukti, masih ada beberapa item pekerjaan yang belum selesai, tapi dipaksakan PHO dan melanjutkan dengan alasan masa pemeliharaan.
"Proyek ini di PHO akhir bulan Januari 2019, sebab ada keterlambatan pekerjaan sebulan. Bulan Pebruari 2019 dilakukan perbaikan menggunakan masa pemeliharaan selama enam bulan," katanya seraya mengatakan, ini bukan finishing tapi masa pemeliharaan.
Menariknya lagi, Wira juga mengatakan, pekerjaan lift yang masih terlihat kosong, mengaku lift sedang masa perawatan selama enam bulan." Untuk pekerjaan lift yang belum terpasang, karena masa perawatan. Setelah masa pemeliharaan selama enam bulan habis, lift ini akan dipasang," katanya.
Di PHO nya pekerjaan proyek yang masih belum selesai dan dijadikan penyelesaian menggunakan masa pemeliharaan selama enam bulan, perlu dipertanyakan. Sebab, telusuran beberapa media online, ada beberapa item pekerjaan yang masih terbengkalai. Seperti pekerjaan plasteran, terlihat kasar dan menggelembung saat dilakukan pengecatan.
Cat bagian dinding sudah memudar. Keramik bagian bawah dinding tangga, masih terlihat merengkah dan belum menyatu dengan keramik tangga.
Termasuk juga keramik dinding dan lantai tak menyatu, masih terlihat adanya rongga. Dengan kondisi pekerjaan seperti ini, wajar saja PHO proyek bernilai miliyaran ini diragukan berbagai kalangan.
Wira ditanya, terkait pekerjaan yang masih finishing, kenapa dimasukkan masa perawatan. Sementara, finishing, termasuk dalam kontrak, ia kembali bersikeras, proyek ini sudah di PHO dan sekarang masa perawatan." Habis masa pemeliharaan dan selesai 100 persen baru dilakukan FHO," katanya.
Terpisah, Humas PT. Rimbo Paraduan ,Ridwan mengatakan saat dikonfirmasi melalui WA bahwa "Masa pemeliharaan proyek tersebut masih ada dan kalau memang ada kerusakan akan diperbaiki,"ujarnya singkat. (Tim)