28 September 2019
FS.Padang(SUMBAR) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat sekaligus ketua Fraksi Partai Gerindra, Hidayat sampaikan permohonan maaf kepada ketua umum Gerindra, Prabowo Subianto sekaligus kepada Presiden Joko Widodo terkait ucapannya yang dinilai mengandung provokasi pada saat berdialog dengan mahasiswa yang berunjuk rasa di kantor DPRD Sumbar beberapa hari lalu.
Hidayat menegaskan, ucapannya yang sempat viral disosial media tersebut tidak ada tujuan untuk memprovokasi mahasiswa. Ucapan itu hanya spontan keluar lantaran para mahasiswa mendesaknya padahal sebelumnya semua tuntutan mahasiswa tersebut sudah diterima bahkan sudah langsung dikirim DPR RI dan juga Presiden.
"Saya ingin tegaskan, ucapan itu tidak ada maksud provokasi mahasiswa, ucapan itu hanya untuk mengungkap apa lagi yang ingin dituntut oleh mahasiswa", terang Hidayat pada saat Conferensi Pers di lobby DPRD Sumbar, Sabtu (28/9).
Hidayat juga menceritakan kronologis kejadian bahwa dirinya beserta anggota dewan yang lain sudah menyambut ribuan mahasiswa tersebut dihalaman kantor PDRD Sumbar. Pada saat itu ia mendengarkan apa-apa saja yang menjadi tuntutan oleh mahasiswa tersebut.
Tidak menunggu waktu lama, semua tuntutan mahasiswa itu langsung dikirim kepusat yaitu DPR RI dan Presiden dengan harapan suasana menjadi kondusif. Namun nyatanya tidak, malah aksi tersebut semakin gaduh dan ricuh bahkan para mahasiswa tersebut sempat melemparkan botol air mineral kepada aparat keamanan serta mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas.
Akhirnya pihak DPRD Sumbar mengambil inisiatif mengajak perwakilan dari mahasiswa itu sekitar 50 orang untuk masuk kedalam ruangan khusus untuk berdialog dengan syarat mahasiswa yang berada diluar berhenti berbuat anarkis, namun yang masuk bukannya 50 orang tapi lebih banyak.
Setibanya didalam ruangan khusus 1, Hidayat beserta anggota dewan lain mencoba mendengarkan lagi apa tuntutan mahasiswa tersebut. Diantaranya yaitu menolak revisi RKUHP, RUU KPK dan beberapa RUU lainnya. Hidayat pun menjawab bahwa yang punya wewenang dalam pembentukan Undang-Undang adalah pemerintah pusat dan DPR RI.
Selanjutnya mahasiswa tersebut tetap saja bertambah ricuh dan mengeluarkan kalimat-kalimat yang kurang pantas. Sementara itu para mahasiswa yang berada diluar gedung sudah memaksa masuk dengan menerobos aparat keamanan hingga memenuhi seluruh ruangan yang ada. Mengingat suasana yang semakin tidak kondusif, Hidayat pun merasa tertekan dan kebingungan, dengan nada yang sedikit tinggi menanyakan apa lagi yang dituntut oleh mahasiswa tersebut dan akhirnya secara spontan dan tanpa disadari keluarlah kalimat kontroversial seperti pada video yang viral itu.
Namun Hidayat mengatakan bahwa video ucapan kontroversinya itu dipotong dan bukan seutuhnya. Kira-kira kalimat yang sebenarnya seperti ini, “Berdiri bersama-sama adik-adik, kami siap! Tandatangani, kami siap! Termasuk juga menerima adik-adik, kami siap! Kami kan bukan pembuat undang – undang, bukan kerja kami, itu kerja DPR. Kalau boleh saya tantang kalian, buat rekomendasi turunkan Presiden Jokowi, berani nggak?,” katanya mengulangi.
Selanjutnya atas kejadian tersebut, Hidayat menyampaikan permohonan maaf kepada Presiden Joko Widodo dan juga ketua umum Partai Gerindra bahwa ucapannya itu tidak ada sama sekali bermaksud memprovokasi mahasiswa, "Itu hanya kalimat spontan saja untuk menanyakan lagi apa tuntutan mahasiswa itu," tutup Hidayat.(dan)
No comments:
Post a Comment