FS.Padang(SUMBAR) - Banyaknya dugaan ketimpangan yang ditemukan pada pekerjaan pengembangan saluran drainase/gorong-gorong di Kelurahan Rawang, Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ini, menimbulkan tanda tanya bagi masyarakat sekitar. Apakah Proyek bernilai 3 milyar lebih tersebut ada permainan, dan apakah hasilnya nanti dapat bertahan lama.
Masalahnya, proyek milik DPUPR Kota Padang ini berdasarkan pantauan awak media pada, Sabtu (31/8) banyak sekali ditemukan pekerjaan yang diduga tidak sesuai spesifikasi teknis. Seperti material pasir yang bercampur dengan lumpur, pemasangan pondasi yang seharusnya dimiringkan kesamping supaya ada ketahanannya dibuat tegak lurus, dan parahnya lagi pecahan puing digunakan kembali untuk pemasangan pondasi tersebut.
Proyek rehabilitasi saluran drainase paket 1 ini dikerjakan oleh CV.AL FATAH dan diawasi oleh konsultan pengawas CV.AFIZA LIMKO KONSULTAN bernilai Rp.3.626.558.991,97- dengan nomor kontrak : 07/KONT-SDA/APBD/PUPR/2019 Tanggal 20 Mei 2019.
Sementara itu untuk material pasirnya saat ditanya pada pengawas lapangan bernama "Jack" dari mana pasir tersebut didatangkan, Jack menjawab tidak tahu. Masalahnya pasir yang digunakan untuk pemasangan pondasi tersebut banyak mengandung lumpur yang dapat berakibat kurangnya ketahanan pada pondasi tersebut.
"Pasir itu sudah ada saja yang antar, saya tidak tahu dari mana pasir tersebut didatangkan," ungkap Jack.
Selanjutnya mengenai pecahan puing yang digunakan kembali untuk pemasangan pondasi drainase tersebut, salah satu pekerja bernama "Sawal" saat ditanyai membenarkan hal tersebut. Sawal beralasan puing tersebut masih kuat dan tidak akan berpengaruh pada ketahanan pondasi.
Terbukti, saat ditelusuri, pekerjaan yang sudah memasuki minggu ke 15 dengan panjang kurang lebih 1500 meter ini ditemukan ada yang sudah mengalami retak.(dan)
Hingga berta ini diterbitkan,media ini berupaya konfirmasi pada pihak yang bersangkutan.
SEMOGA BERMANFAAT!