By: Kamila Khairani Sastrawan, Pendidik Generasi dan Member Akademi Kreatif |
Fokussumatera.com -
Ibu, maafkan untuk senyum yang kian memudar
Yang tak lagi terpancar dari rona wajahmu
Ibu, maafkan atas sayu yang terus tercipta
Yang memudarkan dan menutupi kecerahan
Ibu, maafkan untuk air mata yang kian tercurah
Yang entah kapan tangisan kan mereda
Sebab duka yang semakin dalam terukir
Karena hati tak lagi kuat tuk menahan
Ibu, betapa ku pahami deritamu
Atas setiap pengkhianatan yang menimpa
Tangan-tangan jahil yang mengotori
Merampas setiap kehormatan diri
Mereka yang katanya menjaga
Tak ubah srigala berbulu domba
Yang katanya hadir tuk membela
Tapi karenanya, binasalah segalanya
Ibu, entah dengan apa penghidupan berjalan
Sebab segalanya telah digadaikan, terampas
Kegersangan yang terus saja melanda
Mendatangkan krisis yang tak tertolak
Yang tinggal hanyalah generasi pesakit
Rusak moral, bobrok aqidah tergerus
Jauh dari nilai-nilai kebenaran
Terjebak dalam belenggu kesia-siaan
Ibu, lihatlah kabut asap yang menyelimuti
Merusak keindahan bumi khatulistiwa
Menghancurkan paru-paru dunia ini
Hingga merusak paru-paru manusianya
Kalimantan, Riau hingga sumatera
Semuanya telah berubah jadi kelabu
Namun mereka menutup mata dan telinga
Mencoba masa bodoh dengan kondisi yang melanda
Ibu, mereka terus saja membawa petaka
Demi puing-puing rupiah yang tak seberapa
Menciptakan kemelut tak berkesudahan
Bagi kami yang tak mampu melawan
Ibu, dengarkanlah rintihan ini
Kemana kami akan berlari?
Bila semua hanyalah tragedi
Yang mencekam menambah kesuraman
Serahkan segalanya pada kapitalis
Yang terus menggerus hingga mengering
Tak lagi sanggup bagi kami tuk menahan
Dalam angkara murka yang membawa petaka
Sungguh kami tak lagi sudi
berada di bawah bayang-bayang mereka
Redup dan penuh kesuraman
Tanpa berkas cahaya pasti
Tak lagi mampu tuk menerima
Berharap, enyahlah segalanya
Tak lagi mau beri peluang
Bagi setiap jalan kehancuran
Ibu, dengarkanlah suara hati
Yang tak lagi miliki apapun
Menjadi fakir di negeri sendiri
Mempersulit kehidupan dijalani
Ibu, duka ini duka mu
Meradang dan terus berdarah
Melemahkan seluruh organ
Mematikan setiap imunitas
Ibu, bangkitlah semula
Kekuatan itu masih ada
Bila kita menyatu bersama
Tuk hancurkan setiap musuh
Ibu, himpunlah kekuatan itu
Dengan Islam sebagai penyelamat
Mengeluarkan dari keterpurukan
Mengantarkan ke gerbang kemenangan
Hingga umat kembali bangkit
Melawan setiap pengkhianatan
Melawan setiap kedzaliman
Melawan ketidak adilan
Tuk ciptakan ketentraman
Agar hidup dilingkupi berkah
Hanya dalam rahmat Tuhan
Yang menyejahterakan seluruh umat
Selasa, 17 September 2019
Kala keengganan telah sampai di ubun-ubun