Oleh : Yanyan Supiyanti, A.Md
(Pendidik Generasi, Member Akademi Menulis Kreatif)
Fokussumatera.com - Pemuda sebagai generasi penerus bangsa. Di tangannyalah maju dan mundurnya suatu bangsa. Bagaimana nasib generasi di tengah gempuran Propaganda Barat lewat 3F nya, yakni Film, Fun, dan Food?
Dilansir oleh m.viva.co.id, pada tanggal 4 Oktober 2019, satu lagi film drama-romantis buatan Indonesia akan menggebrak layar bioskop Tanah Air yaitu SIN. Tema film ini agak kontroversial, karena bercerita tentang kakak beradik yang saling jatuh cinta.
Film SIN yang diadaptasi dari novel best seller tahun 2017 karya Faradita dengan judul yang sama ini memuat ide-ide kebebasan atau liberal. Ide liberal dapat dilihat dari tagline film yang menohok "ketika kekasihmu adalah kakakmu sendiri".
Ide liberal yang lahir dari sistem sekuler demokrasi ini berbahaya jika disuguhkan kepada masyarakat umum, termasuk generasi mudanya. Akhlak generasi tidak ada penjagaan. Dengan ditayangkannya film SIN, ada upaya melegalkan inses. Mirisnya di Indonesia kasus Inses tercatat sudah ribuan kasus.
Padahal Inses atau hubungan sedarah ini sangat bertentangan dengan norma-norma agama, adat istiadat, bahkan secara ilmiah dapat dibuktikan bahaya dari Inses. Berdasarkan riset terkait, hasil keturunan dari hubungan sedarah berpotensi besar melahirkan keturunan dengan kelainan genetik. Jauh sebelum penelitian ilmiah, dalam agama Islam sudah jelas hukumnya bahwa Inses adalah haram.
Sebagaimana firman Allah Swt dalam Alquran surat an-Nisa ayat 23:
"Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara ayahmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu yang menyusui kamu, saudara-saudara perempuanmu sesusuan, ibu-ibu istrimu (mertua), anak-anak perempuan dari istrimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan kamu sudah ceraikan), maka tidak berdosa kamu (menikahinya), (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu), dan (diharamkan) mengumpulkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Film SIN jelas berpotensi menjerumuskan masyarakat dengan ide liberal yang menjadikan kebebasan sebagai standar perbuatan, bukan lagi halal dan haram. Selain itu, film tersebut dapat mengubah pandangan masyarakat yang ada akhirnya dapat menimbulkan opini bahwa hal tersebut adalah perbuatan yang wajar terjadi dan tidak dosa jika yang melakukannya suka sama suka selama tidak ada kekerasan seksual dan tidak merugikan orang lain. Justru itu adalah sebuah malapetaka bagi kita semua, karena sama saja mengundang murka Sang Pencipta. Inilah yang terjadi saat ini, dimana film-film bermuatan ide-ide merusak terus diproduksi dan lolos sensor. Tidak ada lagi peran negara dalam memfiltrasi ide-ide berbahaya bagi generasi bangsa ini.
Wallahu a'lam bishshawab.[]
No comments:
Post a Comment