FS.Sarolangun(JAMBI) - Pemerintah Kabupaten Sarolangun saat ini sudah memasuki tahapan ekpose laporan akhir peninjauan kembali atau revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sarolangun tahun 2014-2034.
Asisten II Ir Dedi Hendri, M. Si mengatakan bahwa dalam penyusunan revisi RTRW tersebut diharapkan agar dapat menyesuaikan dengan kondisi yang ada di Sarolangun. Salah satunya, pemanfaatan semua potensi yang ada di setiap wilayah, mulai dari Hulu, tengah dan hilir.
"Jangan sampai nanti, kita punya potensi tapi kita tidak bisa manfaatkan, makanya hari ini kita lakukan penyesuaian dalam penyusunan revisi RTRW, supaya semuanya bisa kita manfaatkan sesuai dengan aturan yang ada. Kemudian konsep pembangunan Hulu, tengah dan hilir, itu kita lakukan, memang kalau dulu konsep pembangunan dalam rpjmd, tapi kita ingin memanfaatkan seusai potensi yang ada, "katanya, Selasa (10/12) kemarin didampingi Kepala Bappeda Lukman.
Kata Dedi, salah satu potensi yang bisa dikembangkan untuk dapat disesuaikan dalam penyusunan RTRW Kabupaten Sarolangun, yakni sektor potensi pariwisata di Kabupaten Sarolangun.
Apalagi, saat ini sudah ada delapan desa di Kabupaten Sarolangun yang ditetapkan sebagai desa wisata, yakni Desa Lubuk Bangkar, Desa Muara Air Duo, Desa Sungai Keradak, Desa Jernih, Desa Pematang Kabau, Desa Bukit Suban, Desa Napal Melintang dan Desa Meribung.
"Konsep dalam tata ruang ini ada dua yakni pertama struktur ruang terkait penyiapan sarana dan prasarana pendukung seperti jalan, jembatan. Kedua pola ruang terkait digunakan untuk apa, apa itu perkebunan, pertanian, pertambangan atau pariwisata. Jadi persoalan sekarang, lariwisata kita belum terakomodir dengan baik dalam tata ruang kita, saya pikir ini akan menjadi peninjauan (revisi.red) yang paling pas untuk kita lakukan penyesuaian tata ruang ini, "katanya.
Selain itu, katanya potensi pemanfaatan hutan di Kabupaten Sarolangun, berupa hasil hutan bukan kayu. Yang bisa dikembangkan dengan konsep konservasi yang pemanfaatannya bisa didinikmati generasi berikutnya.
"potensi lebih banyak pengembangan sda di bidang pertanian, perkebunan tentu kita dorong itu, yang ditengah dan bawah juga kita kembangkan sesuai potensi yang ada. Karena ada daerah tertentu potensi kita kembangkan, makanya pengembangannya didasarkan pada potensi," katanya.
Tak hanya itu, potensi yang ada di wilayah bukit bulan. Untuk potensi pertambangan yang bisa dikatakan masuk dalam skala nasional. Maka, perlu dilakukan revisi RTRW dalam pengembangan potensi tersebut. Konsepnya, membangun tali tidak melakukan pengrusakan terhadap lingkungan.
"Kemudian investasi kita berikan kemarin di daerah bukit bulan, karena ada potensi yang cukup besar bila kita kembangkan bahkan itu akan menjadi skala nasional. Karena ini mempunyai nilai ekonomi tinggi. Kita tetap tidak mengabaikan kelestarian lingkungan, kita bentuk kars disana. Kedepan kita minta dukungan esdm provinsi agar industri berkembang tapi juga alam tetap terjaga," katanya.(ros/iit)
No comments:
Post a Comment