FS.Pasaman Barat(SUMBAR)-Kegiatan "Ma Apam" yang rencananya akan dilaksanakan di Taman Hutan Kota Padang Tujuh Nagari Aua Kuniang Pasaman Barat (Pasbar) pada Kamis, 12 Maret 2020 mendatang diharapkan dapat memecahkan rekor MURI.
Dalam rangka memantapkan dan memastikan terselenggaranya kegiatan tersebut, Ketua Panitia memasak Apam, Ny Sifrowati Yulianto yang juga Anggota DPRD Pasbar meninjau lokasi persiapan.
Menurut Sifrowati, tahun 2020 ini Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar telah siap untuk memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam bentuk memasak Apam atau Ma Apam dengan membuat makanan dari tepung beras yang dikerjakan oleh kalangan ibu-ibu sebanyak 1.500 tungku.
"Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan budaya Minangkabau khususnya di Pasaman Barat, karena tradisi Ma Apam selalu dilakukan oleh masyarakat Pasaman Barat sebelum memasuki Bulan Rajab," terang Wakil Ketua Panitia Andrinaldi di Simpang Empat, Minggu (8/3).
Andrinaldi mengatakan tradisi Ma-Apam tersebut perlu dilestarikan, karena tradisi ini dilakukan hanya pada bulan tertentu, yakni menyambut bulan suci Ramadhan dan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Diterangkannya lagi bahwa Kegiatan Ma Apam ini akan dilaksanakan pada Kamis (12/3) dengan 1.500 tungku yang mengambil lokasi di Taman Hutan Kota Padang Tujuh.
Sementara pesertanya bebas dari semua kalangan emak-emak yang berusia 30 tahun ke atas dan peserta yang berminat tidak dipungut bayaran, bahkan panitia akan menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan
"Peserta yang ikut tidak membayar atau gratis. Panitia menyiapkan semuanya termasuk 1.500 tungku," ujarnya.
Selain kegiatan Ma Apam, panitia juga akan melaksanakan lomba foto Ma-Apam dan lomba logo Ma-apam, pesertanya juga tak dipungut biaya, alias gratis, sedangkan pemenangnya nanti tetap akan diberikan hadiah oleh panitia.
"Insyahallah, kita akan memecahkan rekor MURI, sebab memasak Apam yang teebuat dari tepung beras dengan menyediakan 1.500 tungku, tentu ini baru pertama kali dilaksanakan di Indonesia, dan pihak MURI dipastikan akan hadir," sebutnya.
Ia mengatakan kegiatan ma-apam tersebut merupakan tradisi yang sudah berlangsung turun - temurun, apa lagi saat memasak apam selain mempererat tali silatirahmi juga terlihat nilai kebersamaan sangat kental. .
"Memasak apam itu asik, penuh canda tawa dan kebahagian serta kebersamaan, hingga tradisi ini akan terus kita lestarikan selain itu, ada doa yang tersemat di balik tradisi tersebut," ujarnya.
Diterangkan Andrinaldi lagi bahwa bahan dasar pembuat apam terbilang sangat mudah didapat, seperti tepung beras yang sudah ditumbuk, santan kelapa, garam, gula, dan sejumlah pemanis alami maupun gula aren. Semua bahan tersebut diaduk menjadi satu dan berbentuk cairan putih, hingga akhirnya setelah masak apam siap disantap sebagai makanan bersama sanak keluarga dan masyarakat.(Mukhlis)
No comments:
Post a Comment