FS.Pessel(SUMBAR) - Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) merupakan salah satu kabupaten yang tergolong sangat rawan terhadap berbagai bencana, terutama gempa yang diprediksi menyimpan ancaman tsunami.
Karena keterbatasan anggaran,sehingga daerah itu berharap perhatian pemerintah pusat, tentunya dalam meningkatkan berbagai infrastruktur yang memiliki nilai tambah, terhadap kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi gempa dan tsunami tersebut.
Sekretaris kabupaten (Sekab) Pessel, Erizon mengatakan kepada pesisirselatan.go.id Kamis (5/11) bahwa sebagai daerah yang memiliki pesisir pantai terpanjang di Sumbar, dan juga berhadapan langsung dengan Kepulauan Mentawai, daerah itu sangat membutuhkan sarana dan prasarana penujang dalam menghadapi ancaman gempa dan tsunami.
"Beberapa sarana penujuang itu diantaranya, penambahan shelter sebagai tempat evakuasi warga jika terjadi bencana gempa dan tsunami. Karena keterbatasan kemampuan keuangan daerah, sehingga selain melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) kabupaten, pengusulanya juga dilakukan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)," katanya.
Disampaikanya bahwa usulan penambahan beberapa shelter pada kawasan-kawasan yang masuk pada zona merah tsunami melalui APBN tersebut, sudah dilakukan. Namun beberapa usulan itu belum terealisasi hingga saat ini.
"Walau bencana yang akan terjadi tidak dapat dipredisksi, namun kita harus siap untuk menghadapi kapan bencana itu terjadi," ujarnya.
Ditambahkanya bahwa tanggung jawab untuk memberikan perlindungan dan kenyamanan kepada masyarakat itu, ada pada pemerintah.
"Kerana tanggung jawab pemerintah, maka sudah menjadi sebuah keharusan usulan yang disampaikan kepada pemerintah pusat tersebut bisa terkabul. Sebab jika hanya mengandalkan keuangan daerah, akan sulit harapan masyarakat yang mencapai 30 persen dari 564 ribu penduduk yang berada di zone merah tsunami, bisa terkabul," ungkapnya.
Kepala BPBD Pessel, Herman Budiarto mengatakan bahwa pihaknya juga terus berupaya mensosialisasikan kepada masyarakat terutama yang berada di sepanjang pingir pantai dan daerah perbukitan untuk selalu meningkatkan kewaspadaan.
"Salah satu upayanya adalah melakukan pembinaan dan pelatikan kepada kelompok siaga bencana (KSB) di setiap nagari. Tujuanya agar masyarakat bisa dengan cepat melakukan evakuasi mandiri jika ancaman bencana. Baik bencana gempa, tsunami, banjir dan tanah longsor," ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa selain melakukan pembinaan kepada anggota KSB, pihaknya juga telah melakukan pemasangan alat peringatan dini tsunami berupa Early Warning Systemyaitu (EWS) sebanyak 11 unit, pembangunan shelter 4 unit, serta 1 unit shelter alam.
"Untuk saat ini kita di Pessel telah memiliki 11 unit EWS, 4 shelter buatan, dan 1 unit shelter alam. Empat unit shelter itu diantaranya, di Pasir Ganting Kecamatan Pancungsoal, Pasar Kambang di Kecamatan Lengayang, Amping Parak dan Surantiah di Kecamatan Sutera. Serta shelter alam di Kota Painan, tepatnya dibekas taman makam pahlawan Rawang Painan," terangnya.
Lebih jauh dijelaskan bahwa berdasarkan jumlah yang ada saat ini, Pessel masih membutuhkan sebanyak 60 unit shelter lagi.
"Enam puluh shelter ini meliputi 12 kecamatan dari 15 kecamatan yang ada. Diantaranya di Kecamatan Koto XI Tarusan, Bayang, IV Jurai, Batangkapas, Sutera, Lengayang, Ranahpesisir, Linggo Sari Baganti, Airpura, Pancungsoal, Lunang, serta di Kecamatan Silaut," tutup Herman menambahkan. (05)
5 November 2020
No comments:
Post a Comment