21 Januari 2021
FS.Padang(SUMBAR)-Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, mengajak seluruh masyarakat mendukung program penyuntikan vaksin Covid-19 secara nasional dan menghimbau masyarakat tidak terprovokasi dengan berbagai kabar bohong tentang bahaya vaksinasi Covid-19.
Pemerintah tak mungkin mencelakakan masyarakat lewat vaksin Covid-19. Gubernur Sumbar mengakui sebelumnya sangat bersemangat untuk divaksinasi, namun batal menjalani suntik vaksin Covid-19 Sinovac yang pertama kali di Sumbar. Pasalnya setelah dilakukan cek kesehatan di RSUP M. Djamil Padang dirinya tak penuhi syarat untuk divaksin.
Hal ini disampaikan oleh Gubernur Irwan Prayitno saat menjadi narasumber pada diskusi publik dengan tema "Apa dan Bagaimana Pasca Vaksinasi" di Padang, Kamis (21/1/2021) kemaren.
Vaksin merupakan bagian dari upaya Pemerintah untuk mengurangi dampak buruk dari penyebaran Covid-19 di Sumatera Barat. Salah satu untuk melemahkan virus Corona masuk dalam tubuh masyarakat.
"Walaupun saya ditunda untuk divaksin, masyarakat tidak perlu takut, keamanan dan kehalalan vaksin Covid-19 tidak perlu diragukan, karena telah diuji coba tahap ketiga dan telah memenuhi standar keamanan yang disyaratkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), BPOM dan MUI pun sudah mengeluarkan fatwa kehalalan vaksin Sinovac," ungkapnya.
Gubernur Sumbar meminta masyarakat jangan sampai terpengaruh dan tidak mudah terprovokasi oleh berita hoax yang selama ini banyak beredar.
Vaksin Sinovac secara keseluruhan aman. Berdasarkan evaluasi khasiat, vaksin Sinovac sudah mampu membentuk antibodi di dalam tubuh dan mampu membunuh serta menetralkan virus SARS-CoV-2 di dalam tubuh.
Selain itu, Irwan Prayitno juga mengapresiasi kepada Danrem 032/Wirabraja Brigadir Jenderal TNI Arief Gajah Mada, Ketua IDI Sumbar dr. Pom Harry Satria, Sp.OG, Dandenkesyah Letkol Ckm Zulfikar, S.K.M, Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Firdaus Umar, S.Si., Apt., Kepala Dinas Kominfo Sumbar Drs. Jasman MM, Kepala Laboratorium Pusat Dianogstik dan Riset Penyakit Infeksi FK Unand, Dr. dr. Andani Eka Putra, MSc, dan Ketua PERSI Sumbar Dr. dr. Yusirwan, Sp.B, Sp.BA (K), MARS., yang telah melakukan vaksinasi sebagai contoh bagi masyarakat Sumbar dan juga mensukseskan vaksinasi.
"Keteladanan atau contoh perlu dilakukan para pemimpin untuk meyakinkan masyarakat yang menangkal informasi tidak benar terkait vaksinasi ini," ucapnya.
Irwan Prayitno menjelaskan, Sebelumnya pemprov Sumbar dalam pencanangan vaksinasi Covid-19 itu, dari 12 orang pejabat yang akan divaksin perdana ada 6 yang ditunda untuk divaksin, karena alasan kesehatan terpaksa ditunda untuk melakukan vaksinasi.
Ada 16 poin persyaratan yang bisa menerima vaksin di antaranya tidak pernah terkonfirmasi Covid-19, tidak ada riwayat kontak erat dengan pasien corona, bukan ibu hamil, tidak memiliki riwayat penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes melitus, ginjal, jantung, HIV dan memiliki penyakit asma.
Irwan Prayitno berharap, setelah ini masyarakat bisa lebih tenang. Walaupun masih ada suara meragukan, semoga ini bisa memperbaiki keadaan. Perlu pendekatan dengan masyarakat untuk meyakinkan bahwa vaksinasi tidaklah berbahaya.
"Ini masalah kesehatan, bukan berarti gubernur Sumbar menolak untuk divaksin, tetapi ditunda. Saya masih menunggu dari dinas kesehatan kapan untuk divaksinasi berikutnya. Mungkin besok atau lusa, saya siap divaksin kalau diizinkan," ujarnya.
Lebih lanjut Gubernur juga mengajak seluruh jajaran stakeholder, media, dan para generasi muda, mahasiswa, untuk meluruskan berita jangan kalah dengan berita hoax. Juga tokoh masyarakat dan pemerintah punya tanggung jawab untuk meluruskan berita hoax.
Seluruh elemen yang terkait harus jelaskan kepada masyarakat termasuk Tenaga Medis, Tenaga Kesehatan yang memahami secara ilmiah tentang vaksin. Agar bisa menghentikan pandemi dan mendapatkan kebaikan ke depan karena vaksin Sinovac memenuhi standar kesehatan diuji secara klinis semuanya sudah mengikuti standar kesehatan.
"Sampai saat ini, sesuai fakta belum ada efek dari suntikan vaksin di Sumbar di launching pada Kamis yang lalu. Hal itu, sudah diawali oleh Danrem 032/Wirabraja Brigadir Jenderal TNI Arief Gajah Mada dan para pejabat lainnya," terang Irwan.
Sebagai penutup Irwan Prayitno tetap mengajak semua elemen masyarakat bersama memerangi penyebaran virus tersebut dengan disiplin mematuhi anjuran pemerintah menerapkan 3M yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Sementara itu, dr. Pom Harry Satria Ketua IDI Sumbar juga menjelaskan vaksin merupakan suatu upaya dalam menangani Covid-19 termasuk di Indonesia. Saat ini berlangsung uji klinis pengembangan vaksin merah putih.
Menurutnya, Sinovac telah dilakukan uji klinis fase 3 di Bandung membuktikan efikasi Coronavac ini adalah 65,3%. Artinya orang divaksinasi memiliki risiko hampir 3 kali lebih rendah untuk mengalami Covid-19 yang bergejala, dibandingkan orang yang tidak divaksinasi. Risiko untuk mengalami kematian bahkan lebih rendah lagi.
Seperti isolat virus yang bertransmisi di Indonesia sudah dilaksanakan persiapan mulai dari logistik penyimpanan vaksin hingga proses distribusi vaksin keseluruh provinsi di Indonesia," terang dr. Pom Harry Satria.
"Kami berharap semoga keberadaan vaksin bisa menjadi kabar baik dalam pencegahan penyebaran virus Covid-19", harapnya.(nov/Humas Sumbar)
No comments:
Post a Comment