Direktur Lembaga Penghafal Al-Quran, Putra Zainal menuturkan, program Pariaman penghafal Al-Qur'an bertujuan mewujudkan kampung hafiz al-Qur'an, sehingga masyarakat dapat membudayakan membaca Al-Qur'an dengan Ilmu Tajwid yang benar.
Zainal menyampaikan, sistem pembelajaran Al-Qur'an bagi santri menerapkan metode yang di Pakistani yakni Sabak, Sabki dan Manzil.
"Metode Sabak itu penambahan hafalan baru yang wajib disetorkan santri setiap harinya, Sabak yang telah dihafalkan kemudian disetorkan kembali dalam bentuk gabungan dari beberapa Sabak yang mana belum mencapai satu juz, hal ini kita sebut Sabki," jelasnya.
Dia mengatakan santri melakukan hafal dengan mendengarkan murottal dari speaker aktif oleh qori terbaik secara berulang-ulang.
"Musyrif (pembina) mendampingi santri dalam tahapan menghafal, sehingga hafalan dikuasai dengan benar. Santri menyetorkan hafalan kepada musyrif dengan memperbaiki kaidah makharijul (tempat keluar huruf hijaiyyah) dan shifatul huruf (sifat huruf hijaiyyah),"ulas Zainal.
Lanjutnya, evaluasi hafalan santri dengan menerapkan metode Manzil, yaitu Sabqi yang telah mencapai satu juz kemudian disetorkan setiap harinya kepada musyrif halaqah(kelompok) masing-masing.
Dia juga menegaskan, santri selalu didampingi oleh musyrif, agar bisa terus mengontrol hafalan santri. "Memang dengan metode ini sangat terasa berat bagi santri atau musyrifnya, Tapi menghasilkan hafalan berkualitas. Selama santri melakukan proses hafalan baru, musyrif mewajibkan santri untuk terus mengulang hafalan sampai benar-benar kuat(mutqin)," ungkapnya.
Selanjutnya, ia mengatakan selalu melakukan peningkatan kemampuan bacaan al-Qur'an musyrif dari segi Ilmu Tajwid dan shifatul huruf, disebabkan perannya menentukan mutu hafalan santri.
" Program menghafal al-Qur'an tak hanya diberlakukan kepada santri, tetapi diwajibkan kepada musyrif dan orang tua. Bahkan kepala desa ikutserta dalam program menghafal al-Qur'an," tutupnya. (war)
No comments:
Post a Comment