Mahyeldi mengatakan, RPU di Air Pacah diharapkan dapat menjadi jaminan ketersediaan ayam potong yang higienies, sehat, aman dan halal di Kota Padang dengan berkapasitas 10 - 15 ribu unggas per hari.
"Kita sangat bangga dengan adanya pemotongan ayam menggunakan teknologi yang sesuai dengan standar ditetapkan. RPU ini satu-satunya yang ada di Sumbar, bahkan cuma ada di Sumatera bagian tengah," katanya.
Hadirnya Rumah Potong Unggas (RPU) di Aia Pacah akan mendukung kota Padang menjadi kota halal. Tak hanya itu RPU ini juga akan meningkatkan perekonomian Sumbar umumnya dan Kota Padang khususnya.
Dijelaskan Mahyeldi, peluang meningkatkan kesejahteraan para pelaku usaha unggas di RPU sangat memungkinkan. Ia juga meminta Koperasi Saudagar Minang Raya bisa mendukung suplai bagi pelaku usaha di RPU Aia Pacah ini.
"Ke depan tren konsumsi ayam akan meningkat, kita harus pastikan kualitas terjaga dan tersertifikasi," tandasnya.
Selanjutnya Gubernur Mahyeldi mengatakan, karena RPU ini bisa melakukan pemotongan unggas sebanyak 15 ribu sehari. Dengan demikian pemasarannya, pakannya akan menggerakkan perekonomian di Sumbar akan meningkat. Sumbar bisa bersinergi dengan provinsi lain, seperti Riau Jambi dan Bengkulu.
"Kemarin kami ketemu pak Anis (Gubernur DKI Jakarta) ada 154 pasar yang akan mensuplai itu, tentunya kita sambut baik ini," ucapnya.
Apalagi fasilitas teknologi pemotongan unggas di sini dapat dipertahankan untuk 2 tahun dan tak merubah rasa dan tekstur.
Dengan adanya RPU tersebut, Mahyeldi mengharapkan dapat menyerap tenaga kerja. Tidak hanya itu, ia juga berharap hasil peternakan ayam dari masyarakat juga bisa dipotong di sana.
Kita ucapkan terima kasih pada SMR untuk kerjasama ini dengan Pemerintah kota padang. Ini merupakan bentuk kita memajukan peternakan dan perikanan di Sumbar agar tingkat pendapat dan kesejahteraan terus meningkat.
"Kita sudah rencanakan Sumbar sebagai daerah surplus jagung. Pengolahan tanah terlantar di Sumbar. Sekarang 600 ton perhari yang dibutuhkan. Kalau seandainya rumah potong beroperasi akan semakin butuh jagung dan masyarakat kita bisa konsumsi ayam yang higienis," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Koperasi Saudagar Minang Raya Joy Kahar mengatakan bahwa RPU ini dibangun di lahan Pemko dan dekat dengan RPH.
"Kita mendekat pada konsumen. Kalau sudah tak tertampung kita akan bangun lagi. Dua shift kita mampu hasilkan 15 ribu ekor," katanya.
Untuk pemasokan ayam kata Joy boleh masyarakat bisa beli di sini, juga boleh juga untuk bekerjasama dengan peternak ayam dan dipotong di sini dan dijual lagi untuk masyarakat.
Sementara untuk pemprosesan ayam potong adalah penerimaan ayam, digantung, dipotong, dibuluin dipotong-potong. Kemudian dibekukan suhu 40 derjat dan dipertahankan dengan suhu 18 derjat dan bisa bertahan sampai 2 tahun.
"Udah banyak pasar kita, sekarang ini kebanyakan ayam di Sumbar diambil dari provinsi lain, maka sekarang bisa dari RPU kita," tukasnya.
Selanjutnya, gubernur Mahyeldi bersama tamu undangan meninjau proses rumah potong unggas tersebut. Keberadaan RPU itu dapat meningkatkan kapasitas perekonomian masyarakat yang berteknologi ternak dalam rangka mewujudkan program ketahanan pangan.
BIRO HUMAS SETDA SUMBAR
No comments:
Post a Comment