"Varietas ini bisa meningkatkan hasil panen bawang petani dari awalnya sekitar 12 ton per hektare menjadi 18 ton perhektare. Ini tentu akan menguntungkan petani di Sumbar," katanya saat menerima Kepala Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian Balitbangtan Kementan RI. DR. Husnain, MSc di Istana Gubernur, Senin (20/9/2021).
Ia mengatakan selama ini Sumbar telah dikenal sebagai sentra bawang di Sumatera. Dengan varietas unggul tersebut produktifitas akan meningkat tajam sehingga bisa menembus pasar lebih luas.
"Selain varietas, kita juga minta ada dukungan dari pemanfaatan teknologi tepat guna serta hilirisasi produk yang akan bisa menarik minat dari generasi muda untuk terjun dalam bidang ini," ujarnya.
Mahyeldi menyebut saat ini Sumbar mulai kekurangan petani karena itu generasi muda harus diajak untuk mengembangkan sektor ini dengan memanfaatkan teknologi.
Kepala Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian Balitbangtan Kementan RI. DR. Husnain, MSc msngatakan varietas Batu Ijo memang belum banyak dikenal namun memiliki banyak keunggulan seperti umbi yang lebih besar dan rasa yang tidak jauh berbeda dari bawang lokal.
Pengembangan varietas itu juga dilakukan dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan sehingga bisa menurunkan penggunaan pupuk pestisida yang berbahaya bagi kesehatan.
"Kita coba kembangkan ini di Tanah Datar, Sumbar yang daerahnya masih baru dalam pengembangan bawang sehingga tanahnya juga belum banyak terkontaminasi oleh pestisida," katanya.
Ia menyebut untuk pengembangan varietas itu akan difokuskan pada pengelolaan irigasi, pupuk dan ketahanan dari hama penyakit.
Varietas Batu Ijo dapat diusahakan mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi (50–1000 m dpl). Umur panen 65 - 70 hari, tinggi tanaman 45-60 cm, banyak anakan sampai lima umbi/rumpun.
Kondisi tanah yang diinginkan tanaman bawang merah yaitu berdrainase baik dan subur, tekstur lempung berpasir dan struktur remah dengan pH 6,0 - 6,5.
Karena itu tanaman bawang merah varietas Batu Ijo dapat ditanam di lahan sawah, lahan kering atau lahan tegalan pada jenis tanah bervariasi.
Turut hadir, Kepala Dinas TPHP Sumbar Syafrizal, Kepala Balitbang Provinsi Sumbar, Reti Wafda, BBDSLP Bogor Prof. DR. IR. Muhrizal Syarwani, MSc beserta tim BPTP Sumbar.***
(BIRO ADPIM SETDAPROV SUMBAR)
No comments:
Post a Comment