Selain itu, Supardi juga membudayakan kelestarian lingkungan guna kehidupan yang bersih, dan jauh dari kerusakan udara.
Untuk mempertahankan ABS-SBK, ketua DPRD Sumbar melakukan Penataran atau workshop pada generasi penerus dengan mengambil tempat di Balai Kaliki Kota Payakumbuh.
Pada kesempatan tersebut Supardi menekankan pentingnya pendidikan moral kepada generasi muda untuk mengantisipasi kasus-kasus yang bisa mencoreng ABS-SBK, salah satunya kekerasan seksual pada anak dibawah umur.
"Bicara masalah budaya mesti berkaitan generasi muda. Sesuai dengan kondisi sekarang banyak perbuatan-perbuatan yang tidak pernah terjadi di tengah masyarakat namun terjadi. Tentunya ini berkaitan dengan penurunan moral," katanya.
Dia menjelaskan dalam beberapa bulan terakhir, Sumbar dihebohkan dengan pemberitaan kekerasan seksual terhadap anak-anak dibawah umur, bahkan perbuatan menyimpang itu melibatkan seorang kakek kepada cucunya. Secara agama itu sangat dikutuk, bahkan binatangpun tidak mau melakukan hal itu.
Berangkat dari kenyataan tersebut, lanjut Supardi, harus langkah-langkah strategis dalam membangun moral.
"Jika tiadak ada upaya upaya strategis dalam pendidikan moral, entah kasus menyimpang apa yang akan terjadi pada Sumbat di masa depan, " tegas Supardi.
Terkait dengan Balai Kaliki, Supardi mengupayakan akan merehap arsitektur bangunan tersebut, untuk menegaskan sebagai tempat destinasi kebudayaan. Dengan keuangan daerah mungkin belum bisa, hanya untuk iven saja, namum anggaran pusat bisa dioptimalkan untuk rehap.
Untuk sekarang, kondisi bangunan Balai Kaliki mengalami pelapukan, diketahui bahwa destinasi ini pernah mendapatkan juara nasional sebagai desa budaya.
Dalam workshop kali ini, jelas Supardi, mengusung tema " Pewarisan Kearifan Lokal Pada Generasi Muda Menuju Ketahanan Adat dan Budaya"
Untuk peserta yang mengikuti bimtek berasal dari Kota Payakumbuh dan Kabupaten Lima P Puluh Kota, dengan jumlah peserta 50 orang.
Budaya Jaga Kelestarian
Selain mejaga adat dan budaya berdasarkan ABS-SBK, Supardi juga membudayakan untuk kelestarian lingkungan, sehingga masyarakat tetap sehat dan optimis dalam menggapai harapan.
Guna menjaga kelestarian lingkungan, pemerintah gencar mempromosikan penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) pada pengelolaan sampah di masyarakat.
Hal inilah yang menjadi salah satu alasan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat Supardi menyalurkan bantuan peralatan pengelolaan sampah untuk kelompok masyarakat Mungka. Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.
“Kita sengaja menyalurkan bantuan pengelolaan sampah berbasis 3R kepada masyarakat dan Nagari berupa peralatan pengelolaan sampah untuk kelompok masyarakat, agar dapat menjaga lingkungan tetap terjaga sehat dan bersih ,” ujar Supardi di Mungka, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sabtu,(4/12/21).
Menurut Supardi, program pengelolaan sampah, selain dapat meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah juga mendorong perekonomian masyarakat dengan hasil daur ulang yang dapat dijadikan pemasukan.
“Jika selama ini pengelolaan sampah tidak terkelola dengan baik, diharapkan semoga dengan adanya bantuan alat pencacah sampah dapat menjaga kelestarian bumi,” ujar Supardi
“Untuk itu saya realisasikan dua alat pencacah sampah melalui dana pokok pikiran, khusus untuk Nagari Mungka yang merupakan inovatif anak muda Mungka lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB)” tuturnya.
“Kita sengaja bantu dua kelompok sehingga bisa berdampak dari petani hingga ibu rumah tangga,” ujar Supardi disebut- sebut calon kuat Wali Kota Payakumbuh akan datang ini.
Dikatakan Supardi, pihaknya masih mendalami program strategis gubernur, karena ada tercantum menciptakan enterpreneur, namum belum jelas secara konsep.
“Secara kebudayaan, Minang itu telah tertanam konsep, banyak anak-anak muda melakukan inovasi, namun belum cukup ruang itu tugas pemerintah, apalagi Kabupaten Lima Puluh Kota banyak menyimpan potensi di-segala bidang,” ujar Supardi ramah kepada semua kalangan ini sembari menambahkan kita yakin dan percaya dengan kepiawaian kadis Dinas Lingkungan Hidup bisa menarik dana dana pusat khususnya kementerian lingkungan hidup.
Kepala dinas Dinas Lingkungan Hidup Sumbar Sti Aisyah mengatakan, pengelolaan sampah di Sumbar menangani 70 persen pada tahun 2022, pendekatan teknologi harus, pengelolaan sampah kelompok kelompok eksis, agar bisa berkembang.
“Kita mendorong kelompok masyarakat di Nagari Mungka, karena dua kelompok mengelola sampah untuk dapat meningkatan estetika sampah merancang menjadi bahan berguna seperti pelajar SMK dua di Payakumbuh dan pemberdayaan masyarakat harus didorong pemerintah Kabupaten dan Kota.
Bupati Lima Puluh Kota mengatakan, pihaknya berterima kasih sekaligus mengapresiasi, karena bantuan peralatan pengelolaan sampah merupakan penghargaan bagi untuk masyarakat.
“Masalah sampah merupakan tanggung jawab bersama, sentuhan teknologi harus disertakan agar pengelolaan pembuangan lebih optimal,” ujar Bupati.(****/pariwara)
No comments:
Post a Comment