Menurut Mawardi, gaya dan tampilan yang mencolok sementara sebagai abdi atau pelayan masyarakat ASN mesti menunjukan sikap empati.
"Dengan gaya yang mentereng bak sosialita masyarakat merasa ada jarak, dan enggan berurusan" jelas Mawardi saat menjadi pembina pada apel rutin lingkup Setda, Kamis, (9/12) kemaren.
Menurut Mantan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Pessel itu, tak elok jika ASN dengan gaya berpakaian atau berpenampilan yang tak mencerminkan empati pada rakyat yang sedang susah.
"Bagaimanapun dengan penghasilan yang terbatas, kontras dengan penampilan juga akan jadi tanya warga" imbuhnya.
Bahkan Mawardi kembali mengingatkan ASN untuk tertib berpakaian.
"Aturan berpakaian itu sudah ada Permendagri yang jelas dan tegas, tak boleh seenaknya" tukuknya.
Oleh karena itu, menurut jebolan Ilmu Pemerintahan UGM itu, warna, model pakaian hingga sepatu, ikat pinggang dan lambang yang harus ditempelkan sudah baku.
"Uniform ASN sudah diatur tak boleh seenaknya" tegasnya.
Rumor tak sedap terhadap tingkah laku para abdi negara di Pesisir Selatan telah menjadi cibiran publik.
"Bahkan ada ASN atau honorer mungkin yang naik motor dengan uniform ASN ugal-ugalan" ujar seorang pemerhati tersebut.
Ia mendukung jika ada penertiban dan sepenuhnya memberi dukungan jika ada pembenahan.
"Perlu dilakukan evaluasilah, karena dimata masyarakat ASN itu contoh, sikap dan perilakunya jadi tuntunan yang akan menjadi contoh dan sekaligus menjadi bahan penilaian" tutupnya.
Menurut data BPS mutakhir jumlah PNS Kabupaten Pesisir Selatan 6.566 orang. Didominasi oleh tenaga guru 4.062 orang, tenaga kesehatan 848 orang dan tenaga administrasi dan struktural 1.656 dibantu tenaga harian lepas 1.500 orang (*/rls)
No comments:
Post a Comment