Sebagai tindak lanjut dari penilaian tersebut, dilakukan Visitasi dan peninjauan lapangan oleh Tim Juri ke kawasan ekowisata Nyarai yang sebelumnya dilakukan pemaparan yang bertempat di Aula Bapelitbangda Kabupaten Padang Pariaman Nagari Parik Malintang Kecamatan Anam Lingkuang, pada Rabu (2/3).
Dalam visitasi itu, Ketua Tim Juri, Prof. Dr. Ansofino mengatakan masuknya Ekowisata Nyarai dalam penilaian DTWU, tidak terlepas dari daya saing, branding, tematik dan kemitraan. Dimana terlihat antara Pokdarwis, masyarakat, perangkat nagari dan ninik mamak sangat berperan dalam meningkat pengembangan ekowisata Nyarai tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar Drs. Doni Hendra, MM memaparkan. Proses masuknya Ekowisata Nyarai dalam 6 besar tersebut, berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Padang Pariaman Jon Kenedi, S.sos. di Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar saat dilakukan Verifikasi.
Dikatakan, bahwa penetapan DTWU ini juga bertujuan untuk memotivasi Pemerintah Kabupaten dan Kota, agar lebih fokus dalam pengembangan sektor pariwisata. Karena, Daerah memiliki keterbatasan anggaran dan sumber daya lainnya.
"Sehingga, diharapkan Daerah dapat maksimal mengembangkan sebuah destinasi wisata menjadi lebih representatif dan nantinya dapat mendukung program Visit Beautiful West Sumatera 2023, yang telah dicanangkan oleh Gubernur Sumbar beberapa waktu lalu,” tutup Doni.
Sekretaris Daerah Padang Pariaman Rudy Repenaldi Rilis, yang menyambut kedatangan Tim Visitasi, mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pariwisata Prov. Sumbar. Karena telah menetapkan Kawasan Ekowisata Nyarai di Kabupaten Padang Pariaman sebagai salah satu nominasi dalam penilaian DTWU Sumbar tahun 2022.
Dia mengatakan, bahwa program ini sangat sinkron dengan visi dan misi Kepala Daerah Padang Pariaman Berjaya. Yakni mewujudkan Padang Pariaman yang unggul berkelanjutan, religius, sejahtera dan berbudaya.
"Kita berharap, Ekowisata Nyarai yang berada di Kawasan Hutan Gamaran dengan segmentasi wisata minat khusus yang sudah mendunia, dapat menjadi DTWU terbaik Sumbar untuk tahun ini. Karena, Pokdarwis bersama perangkat Nagari dan tokoh masyarakat telah bekerja maksimal untuk menjadikan air terjun Nyarai menjadi objek wisata yang dikenal dunia luar. Semua itu, juga tidak terlepas dari perjuangan Ritno dan kawan kawan yang selalu bersemangat dan tidak mengenal lelah untuk memajukan Nagari", ungkapnya.
Selain itu, kata Sekda. Untuk kemajuan sektor pariwisata memang diperlukan keterkaitan Pemerintah Daerah, terutama dalam pembangunan fisik. Seperti pembangunan sarana jalan, laga-laga, gerbang, posko, toilet, mushalla, cottage, gazebo dan fasilitas umum lainnya. Segala biaya yang digunakan untuk pembangunan itu, bersumber dari DAK, DAU serta dana aspirasi anggota DPRD dan bantuan khusus keuangan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
Setelah pemaparan, Tim Juri melanjutkan visitasi ke kawasan Ekowisata Nyarai di Nagari Salibutan Lubuak Aluang. Mereka disambut oleh Wali Nagari, ninik mamak, bundo kanduang, tokoh masyarakat dan anggota Pokdarwis setempat.
Tim visitasi yang terdiri dari Ansofino Trianda Putra dan Ian Hanafiah, langsung melakukan peninjauan. Diawali dengan melihat kondisi posko, ruangan tempat menerima tamu wisatawan, mushalla, cottage, pos kesehatan dan ruangan Sekretariat Pokdarwis.
Diketahui, Kabupaten Padang Pariaman merupakan daerah yang ke 3 dikunjungi Tim Visitasi DTWU Sumbar tersebut. Sebelumnya, mereka ke Pulau Angso Duo Kota Pariaman dan kemudian meninjau Objek Wisata Equator di Kabupaten Pasaman. Pengembangan DTWU terhadap objek wisata yang ada di Kabupaten dan Kota se Sumbar, merupakan salah satu program unggulan Gubernur dan Wagub Sumbar di sektor Pariwisata. (wrm)Ekowisata Nyarai Masuk 6 Besar Penilaian Daya Tarik Wisata Unggulan Sumatera Barat.
Parik Malintang,- Ekowisata Nyarai merupakan salah satu dari 6 kawasan wisata, yang masuk penilaian Daya Tarik Wisata Unggulan (DTWU) Provinsi Sumatera Barat tahun 2022. Sebelumnya telah berhasil menyisihkan sebanyak 16 kawasan wisata unggulan lainnya di Sumatera Barat, berdasarkan hasil verifikasi yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat pada 14 Februari 2022 lalu.
Sebagai tindak lanjut dari penilaian tersebut, dilakukan Visitasi dan peninjauan lapangan oleh Tim Juri ke kawasan ekowisata Nyarai yang sebelumnya dilakukan pemaparan yang bertempat di Aula Bapelitbangda Kabupaten Padang Pariaman Nagari Parik Malintang Kecamatan Anam Lingkuang, pada Rabu (2/3).
Dalam visitasi itu, Ketua Tim Juri, Prof. Dr. Ansofino mengatakan masuknya Ekowisata Nyarai dalam penilaian DTWU, tidak terlepas dari daya saing, branding, tematik dan kemitraan. Dimana terlihat antara Pokdarwis, masyarakat, perangkat nagari dan ninik mamak sangat berperan dalam meningkat pengembangan ekowisata Nyarai tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar Drs. Doni Hendra, MM memaparkan. Proses masuknya Ekowisata Nyarai dalam 6 besar tersebut, berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Padang Pariaman Jon Kenedi, S.sos. di Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar saat dilakukan Verifikasi.
Dikatakan, bahwa penetapan DTWU ini juga bertujuan untuk memotivasi Pemerintah Kabupaten dan Kota, agar lebih fokus dalam pengembangan sektor pariwisata. Karena, Daerah memiliki keterbatasan anggaran dan sumber daya lainnya.
"Sehingga, diharapkan Daerah dapat maksimal mengembangkan sebuah destinasi wisata menjadi lebih representatif dan nantinya dapat mendukung program Visit Beautiful West Sumatera 2023, yang telah dicanangkan oleh Gubernur Sumbar beberapa waktu lalu,” tutup Doni.
Sekretaris Daerah Padang Pariaman Rudy Repenaldi Rilis, yang menyambut kedatangan Tim Visitasi, mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pariwisata Prov. Sumbar. Karena telah menetapkan Kawasan Ekowisata Nyarai di Kabupaten Padang Pariaman sebagai salah satu nominasi dalam penilaian DTWU Sumbar tahun 2022.
Dia mengatakan, bahwa program ini sangat sinkron dengan visi dan misi Kepala Daerah Padang Pariaman Berjaya. Yakni mewujudkan Padang Pariaman yang unggul berkelanjutan, religius, sejahtera dan berbudaya.
"Kita berharap, Ekowisata Nyarai yang berada di Kawasan Hutan Gamaran dengan segmentasi wisata minat khusus yang sudah mendunia, dapat menjadi DTWU terbaik Sumbar untuk tahun ini. Karena, Pokdarwis bersama perangkat Nagari dan tokoh masyarakat telah bekerja maksimal untuk menjadikan air terjun Nyarai menjadi objek wisata yang dikenal dunia luar. Semua itu, juga tidak terlepas dari perjuangan Ritno dan kawan kawan yang selalu bersemangat dan tidak mengenal lelah untuk memajukan Nagari", ungkapnya.
Selain itu, kata Sekda. Untuk kemajuan sektor pariwisata memang diperlukan keterkaitan Pemerintah Daerah, terutama dalam pembangunan fisik. Seperti pembangunan sarana jalan, laga-laga, gerbang, posko, toilet, mushalla, cottage, gazebo dan fasilitas umum lainnya. Segala biaya yang digunakan untuk pembangunan itu, bersumber dari DAK, DAU serta dana aspirasi anggota DPRD dan bantuan khusus keuangan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
Setelah pemaparan, Tim Juri melanjutkan visitasi ke kawasan Ekowisata Nyarai di Nagari Salibutan Lubuak Aluang. Mereka disambut oleh Wali Nagari, ninik mamak, bundo kanduang, tokoh masyarakat dan anggota Pokdarwis setempat.
Tim visitasi yang terdiri dari Ansofino Trianda Putra dan Ian Hanafiah, langsung melakukan peninjauan. Diawali dengan melihat kondisi posko, ruangan tempat menerima tamu wisatawan, mushalla, cottage, pos kesehatan dan ruangan Sekretariat Pokdarwis.
Diketahui, Kabupaten Padang Pariaman merupakan daerah yang ke 3 dikunjungi Tim Visitasi DTWU Sumbar tersebut. Sebelumnya, mereka ke Pulau Angso Duo Kota Pariaman dan kemudian meninjau Objek Wisata Equator di Kabupaten Pasaman. Pengembangan DTWU terhadap objek wisata yang ada di Kabupaten dan Kota se Sumbar, merupakan salah satu program unggulan Gubernur dan Wagub Sumbar di sektor Pariwisata. (wrm)
No comments:
Post a Comment