Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X dulunya bernama Kopertis Wilayah X, dan saat pendirian koperasi pada tahun 1992, di akta pendirian atau badan hukum-nya, namanya KPN Kopertis Wilayah X.
“Berdasarkan rapat anggota diputuskan perubahan nama dari KPN Kopertis Wilayah X menjadi KPRI LLDIKTI Wilayah X. Sebab dulu namanya Kopertis, sekarang namanya LLDIKTI, jadi tinggal ke notaris untuk pengesahan perubahan Anggaran Dasar (AD),” ujar Suryani, Ketua KPN Kopertis Wilayah X.
Disampaikan Suryani, RAT dilakukan secara hibrid, yakni tatap muka dan daring melalui platform zoom. Hal ini dikarenakan banyak anggota yang berada di luar Padang, karena secara administratif LLDIKTI Wilayah X itu meliputi Sumbar, Riau, Jambi dan Kepulauan Riau.
Lanjut Suryani, anggota KPN Kopertis Wilayah X saat ini berjumlah 466 orang, yang terdiri dari pimpinan, dosen dan karyawan di lingkungan LLDIKTI Wilayah X yang memiliki kantor pusat di Padang, Sumbar.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina KPN Kopertis Wilayah X Prof Herry dalam sambutan pembukaannya berharap melalui RAT yang merupakan forum pengambil keputusan tertinggi dapat melakukan evaluasi terhadap perjalanan usaha koperasi dan sekaligus evaluasi kinerja pengurus, untuk dilakukan perbaikan-perbaikan ke arah yang lebih baik lagi.
“Saya mengapresiasi pelaksanaan RAT yang diadakan sesuai jadwal, yakni sebelum tanggal 31 Maret. Ke depan kalau bisa di bulan Januari. Tetapi karena katanya ada proses audit yang belum tuntas, makanya diadakan di bulan Maret, ya kita maklumi,” ujar Prof Herry, yang juga Kepala LLDIKTI Wilayah X Sumbar, Riau, Jambi dan Kepri.
Menurut Prof Herry, di LLDIKTI itu tempat berkumpulnya orang-orang yang berpendidikan tinggi. Jadi KPN Kopertis Wilayah X harus bisa menjadi contoh, teladan dan referensi bagi koperasi yang lain, apakah dari sisi tata kelolanya, usahanya, dan lain sebagainya.
Kemudian, lanjutnya, selama ini banyak koperasi punya rencana usaha yang banyak, tapi tidak dieksekusi. “Tidak ditindaklanjuti dengan implementasi, sehingganya hanya mimpi-mimpi saja,” tukas Prof Herry.
Alhamdulillah, sebut Prof Herry, ia bersyukur KPN Kopertis Wilayah X sudah bisa mewujudkan rencana-rencana usaha bukan lagi sebatas simpan pinjam, tapi telah melebar ke usaha seperti kantin, mini market untuk kebutuhan harian, dan pengadaan kendaraan bermotor tanpa DP dan harganya lebih murah.
Prof Herry menyebut bahwa koperasi itu bukan sebatas persoalan ekonomi semata, tapi juga persaudaraan, atau silaturahmi. Menurutnya koperasi itu dari kita untuk kita. Kalau ingin besar mari besarkan bersama.
Resources agar koperasi itu bisa menjadi besar dan maju adalah masalah dana. Untuk itu, sebut Prof Herry, bagaimana simpanan wajib ditambah, atau dengan menambah anggota.
“Di LLDIKTI Wilayah X itu ada sekitar 10.000 orang dosen, jadi anggota yang sekarang 446 orang itu baru 4 persen-an. Kalau bisa anggotanya diperluas, maka KPN Kopertis Wilayah X bisa menjadi lebih besar,” terang Prof Herry, yang sebentar lagi akan mengakhiri tugasnya sebagai Kepala LLDIKTI Wilayah X.
Di samping itu, sebut Prof Herry lagi, yang penting di dalam berkoperasi itu bagaimana menjaga trust (kepercayaan), integritas dan komitmen. “Inilah yang harus diperhatikan oleh pengurus koperasi,” pungkasnya.
Turut hadir dalam RAT KPN Kopertis Wilayah X itu, Harry Pratama dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Padang, Ketua Dewan Pengawas, dan peninjau dari koperasi Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UM Sumbar), dan koperasi Universitas Bung Hatta (UBH).
(lldikti)
No comments:
Post a Comment