Pelepasan ikan endemik Danau Singkarak ke habitat aslinya tersebut menjadi rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun PT. Semen Padang yang ke 112.
Gubernur Mahyeldi dalam sambutannya mengapresiasi kepedulian dan perhatian PT. Semen Padang, yang tidak hanya fokus pada bisnis namun juga bisa menyikapi persoalan di Sumbar, diantaranya menurunnya populasi Ikan Bilih di Danau Singkarak.
"Selamat HUT ke-112 PT. Semen Padang dan apresiasi atas kepedulian dan perhatian PT. Semen Padang yang tak henti-hentinya berbakti untuk negeri. Apa yang dilakukan hari ini tentu akan menambah populasi ikan bilih di Danau Singkarak dan bisa membantu perekonomian warga," ujar gubernur.
Gubernur juga mengapresiasi Walinagari Sumpur, Ade Dt. Sari Pado, yang telah memberikan perhatian khusus untuk pelestarian ikan bilih yang turut membantu perekonomian masyarakat dengan menumbuhkan kearifan lokal untuk menjaga danau dan populasi Bilih dengan melarang keramba serta eksploitasi secara besar-besaran.
"Ini inovasi yang luar biasa dari walinagari, harus kita dukung. Bersama-sama masyarakat tumbuhkan kearifan lokal supaya tidak ada keramba, dan tidak ada penangkapan besar-besaran. Kita berharap agar hal ini ditiru oleh nagari lain di sekitar danau sehingga bisa melestarikan sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat," sambung gubernur.
Plt. Dirut PT. Semen Padang, Asri Mukhtar Dt. Tumanggung, mengungkapkan, apa yang dilakukan PT. Semen Padang berawal dari keprihatinan semakin menurunnya populasi ikan endemik Danau Singkarak. Sehingga PT. Semen Padang bekerjasama dengan UBH sebagai satu-satunya universitas yang memiliki jurusan perikanan.
"Harapannya kita bisa ikut berkontribusi menyelamatkan Ikan Bilih dari kepunahannya, bisa berkembang biak dan semua pihak bisa menjaga bersama, dan ini bisa jadi proyek percontohan," harap Asri.
Kerjasama pengembangan Ikan Bilih antara Tim Keragaman Hayati (Kehati) PT. Semen Padang dengan UBH, menurut Kepala Unit CSR PT. Semen Padang, Rinold Thamrin, dimulai sejak 2020 dan berhasil membiakan secara alami di area Kehati. Lalu pada tahun 2021, pembiakan berhasil dilakukan dengan skala labor, dan 2022 ini dilakukan konservasi in situ menggunakan rumpon.
"Program ini tetap kita lakukan hingga 2025 karena terpanggil dan kewajiban menjaga satwa endemik ini sekaligus melestarikan ekosistem kelautan, khususnya Ikan Bilih Danau Singkarak. Terimakasih pada semua pihak yang telah mendukung," ungkap Rinold.
Sementara itu, Rektor UBH, Tafhdil Husni, menyebut kegiatan yang merupakan sinergi pemerintah, swasta dan masyarakat ini akan memberi dampak positif bagi ekonomi masyarakat.
"Jika 1500 saja ikan yang dilepas, lalu dianggap 800 ekor bertelur, dengan setiap ikan bisa menghasilkan 3 ribu butir, maka akan ada 2,4 juta telur. Inilah kontribusi besar dari kegiatan ini yang akan berdampak pada ekonomi masyarakat," jelas Tafdil.(doa/MMC)
(Dinas Kominfotik Sumbar)
No comments:
Post a Comment