Peresmian ditandai dengan pemukulan gong oleh Kadis didampingi Sekretaris Umum GBI Pdt. dr Josafat Mesach, Gembala Sidang GBI Pdt. Hengki So, Ketua BPD GBI Sumbar, Pdt. Hendri Dunan Sirait, dan Ketua Panitia, Pdt. Yonathan Tahir Sirait.
Dalam sambutannya, Jasman Rizal menyampaikan permintaan maaf dari gubernur atas ketidakhadirannya disebabkan agenda yang padat serta agenda lain yang tidak dapat diwakilkan kepada yang lain.
"Bapak Gubernur ingin sekali datang langsung hadir bersama kita disini, namun karena ada acara yang tidak bisa diwakilkan, maka beliau mewakilkan kepada kami. Pesan gubernur kepada saya, bahwa ini merupakan pertemuan penting karena Sumbar belakangan selalu di framing isu negatif agama. Gubernur berpesan untuk mengajak kita semua agar jangan terpancing atas isu-isu miring berkedok agama. Mari bersama-sama bantu Pemprov Sumbar menciptakan suasana kondusif di Sumbar," ujar Jasman.
"Kalau ada orang-orang yang memancing untuk memecah belah kita, kita lawan bersama. Sebab Sumbar juga rumah bagi etnis dan agama lain. Minangkabau sangat egaliter dan permisif dan tidak pernah ada pertikaian atas dasar agama di Ranah Minangkabau," tegas Jasman.
Jasman berharap Sidang Majelis GBI Sumbar kali ini menghasilkan hal-hal positif dan GBI semakin kokoh menjaga keharmonisan di Sumbar.
Utusan majelis GBI, Pdt. dr Josafat Mesach, mengapresiasi dukungan yang diberikan Gubernur Mahyeldi beserta jajaran Pemprov Sumbar yang telah memfasilitasi terselenggaranya sidang tahunan GBI di Sumbar.
"Ini bukti bahwa GBI semakin hari semakin dekat dan bersahabat dengan pemerintah. Karena itu kita perlu mendukung program-program pemerintah Provinsi Sumbar. Selamat bersidang, semoga menghasilkan karya yang baik, dan berdampak positif bagi masyarakat sekitar," ajak Pdt. Josafat.
Sementara itu, Ketua BPD GBI Sumbar, Pdt. Hendri Dunan Sirait, menyebut sidang ini sebagai ajang evaluasi dan memantapkan program kerja.
Sesuai dengan tema sidang, Hendri mengajak seluruh peserta agar memahami gereja sehat sebagai motivasi untuk memberikan pelayanan yang tidak asal-asalan, berperilaku sehat dan hidup benar penuh keteraturan.
"Menjadi gereja sehat itu tidak berarti ekslusif, namun harus bersahabat bagi lingkungannya. Berkat dukungan gubernur yang telah memfasilitasi gedung, kendaraan dan lain-lain, kita bisa bersidang dengan lancar dan ini bukti kepedulian gubernur kepada rakyatnya yang heterogen. Terimakasih atas dukungan gubernur," ucap Hendri.
Sidang ini diikuti oleh gembala dan pejabat Gereja Bethel Indonesia yang ada di Sumbar. Termasuk perwakilan lembaga-lembaga gereja yang ada di Sumbar.(doa/MMC)
(Dinas Kominfotik Sumbar)
No comments:
Post a Comment