FS. Tanah Datar (SUMBAR), - Wakil Bupati (Wabup) Tanah Datar Richi Aprian, SH. MH menghimbau agar masyarakat tidak mudah percaya atau mengabaikan isu yang belum jelas kebenarannya.
Hal itu disampaikannya pada saat menghadiri High Level Meeting (HLM) se-Sumatera Barat (Sumbar) dalam rangka Strategi dan Upaya Pengendalian Inflasi Pasca-Hari Raya Idul Fitri dan Menghadapi Hari Raya Idul Adha, terlaksana Ruang Rapat Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumbar, Kamis (9/6/2022).
Dikesempatan itu, Wabup Richi mengatakan Pemerintah Tanah Datar terus berupaya mengendalikan inflasi dengan mewujudkan strategi 4K yakni, Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kestabilan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif.
Selain itu, Wabup Richi menyikapi pengaruh inflasi di Sumbar diikuti dengan adanya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan kurban yang akan berimbas pada kenaikan harga sapi dan daging sapi menjelang Idul Adha.
Menurut Wabup Richi, perlu adanya edukasi serta sosialisasi ke masyarakat terkait wabah PMK, “Mengantisipasi wabah PMK, Pemerintah Tanah Datar berlakukan penutupan pasar ternak selama dua minggu. Selama berlangsungnya penutupan itu, tidak ada laporan hewan ternak mati akibat wabah PMK, isu seperti ini perlu disikapi, jangan sampai masyarakat termakan berita tidak benar yang akan menjadi pemicu terjadi inflasi,” ujar Wabup Richi.
Disisi lainnya, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah mengatakan terkait inflasi di Sumatera Barat memerlukan koordinasi dan sinergitas antara pemerintah provinsi dan pemerintah daerah untuk mengendalikan laju inflasi . “Perlunya koordinasi dan sinergitas anatar semua anggota TPID, baik di provinsi maupun daerah,” ujar Mahyeldi.
Kepala Bank Indonesia Wahyu Purnama menjabarkan Inflasi di Sumatera Barat di bulan Mei, disumbang komoditas angkutan udara, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan gembolo dan nasi dengan lauk.
Sedangkan di bulan April, inflasi kelompok di Sumatera Barat tercatat mengalami penurunan kecuali pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, kelompok transportasi, serta kelompok penyediaan makanan dan minuman yang masih mengalami inflasi.
“Realisasi inflasi propinsi Sumatera Barat secara bulanan maupun tahunan tercatat berada di atas realisasi inflasi Sumatera, maupun realisasi inflasi nasional,” ujar Wahyu Purnama yang saat itu dihadiri kepala daerah se Sumbar. (ML)
No comments:
Post a Comment