FS.Padang(SUMBAR)-Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia periode 2019-2024, Pdt. Gomar Gultom, M.Th menyebut falsafah hidup masyarakat Minangkabau yaitu Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah tetap membuka ruang perjumpaan dan dialog dengan masyarakat yang datang dengan latar belakang suku dan agama berbeda.
"Jamuan makan yang diprakarsai Gubernur Sumbar ini menjadi bukti bahwa Pemprov Sumbar memang mengayomi semua masyarakatnya tanpa membedakan suku dan agama," katanya usai jamuan makan malam di Padang, Senin (28/11).
Ia menyebut dalam kunjungam ke beberapa gereja sejak kemaren, pengayoman dari pemerintah daerah itu juga sangat jelas terlihat.
"Hal ini harus terus dipertahankan ke depan," katanya.
Ia menyebut stigma negatif yang menyebut Sumbar sebagai provinsi intoleran oleh orang-orang di luar Sumbar yang belum pernah datang berkunjung ke Sumbar, belum merasakan kehidupan di Sumbar, tidak ia temukan selama kunjungannya.
Pdt. Gomar Gultom mengapresiasi kepedulian dan pengayoman yang diberikan oleh Pemprov Sumbar itu.
Ia menilai UU Nomor 17 tahun 2022 tentang Provinsi Sumbar yang menyebutkan secara eksplisit falsafah hidup berlandaskan ABS-SBK itu tidak menjadikan Sumbar tertutup bagi suku dan agama lain karena tetap ada ruang perjumpaan dan dialog.
Jamuan makan malam dengan PGI di Auditorium Gubernur Sumatera Barat tersebut diikuti 80 orang dan turut dihadiri Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom dan Ketua PGI Wilayah Sumbar Terpilih Pdt. Daniel Marpaung.
Ikut pula dalam acara tersebut Kepala Satpol PP Provinsi Sumatera Barat, Irwan, S.Sos., MM, Kepala Dinas Sosial, Arry Yuswandi, SKM., MKM, Kepala Dinas Kebudayaan, Drs. H. Syafullah, MM, Kepala Biro Kesra, dan Perwakilan Kesbangpol. *
(BIRO ADPIM SETDA PROV. SUMBAR)
No comments:
Post a Comment