FS.Surabaya(JATIM)-Internet dan GPS (Global Positioning System), kini menjadi fasilitas yang kita gunakan sehari-hari. Namun siapa sangka, teknologi ini awal mulanya dibuat oleh dunia militer.
Hal ini diungkapkan oleh Wahyudi Agustiono PhD selaku Pakar IT SEVIMA, dalam Workshop Transformasi Smart Campus di Gedung Maspardi Akademi Angkatan Laut Surabaya, Kamis (22/12).
Wakil Gubernur Akademi Angkatan Laut Brigadir Jenderal TNI (Mar) Edy Prakoso dan Wahyudi, beserta ratusan pejabat dan dosen baik dari Akademi Angkatan Laut (AAL) maupun Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Laut (Kodiklatal) mengajak segenap keluarga besar TNI Angkatan Laut untuk terus mengembangkan teknologi dengan mengulangi kesuksesan GPS dan Internet.
Karena kemajuan teknologi telah terbukti menjadi keunggulan dunia militer di masa lalu, dan sangat diperlukan mendukung kemajuan Indonesia kedepan. Terlebih sumber daya manusia dengan skill digital makin dibutuhkan.
“Internet, GPS, bahkan drone, itu dulunya buatan militer Amerika Serikat. Keberhasilan militer Amerika Serikat jadi yang terkuat di dunia, dan Amerika sebagai negara yang maju, salah satunya karena kemajuan teknologi militernya! Jadi kalau teknologi Indonesia mau maju, maka resepnya adalah kampus militer juga harus maju teknologinya!,” ungkap Wahyudi dalam paparannya.
Brigjen Edy juga mengungkapkan bahwa Workshop ini dapat menjadi kesempatan untuk Akademi Angkatan Laut menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan diri menuju akreditasi unggul.
"Teknologi begitu penting untuk peningkatan mutu pendidikan Akademi Angkatan Laut. Transformasi menuju smart campus inilah yang menjadi langkah kunci untuk mengantarkan Akademi Angkatan Laut menuju akreditasi unggul dan berbagai pencapaian kedepan,” ungkap sang Wakil Gubernur AAL.
*Resep Rahasia Kemajuan Teknologi*
Jika kemajuan teknologi bangsa tergantung pada kemajuan teknologi kampus militer, lalu apa resepnya untuk memajukan teknologi di AAL dan berbagai kampus militer di Indonesia?
Wahyudi kemudian membagikan pengalamannya dalam melakukan digitalisasi dengan SEVIMA Platform di Akademi Angkatan Laut dan lebih dari 750 kampus yang tergabung dalam Komunitas SEVIMA. Berikut tipsnya:
*1. Civitas Dunia Militer Harus Melek Teknologi Terkini*
Istilah teknologi terkini seperti Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Metaverse (dunia virtual), dan Natural Language Processing (kemampuan komputer untuk bicara bahasa manusia), mungkin masih menjadi istilah yang asing bagi masyarakat awam.
Namun Wahyudi mengajak jangan sampai civitas dunia militer belum mengetahui istilah-istilah ini. Tips pertama memajukan teknologi di kampus militer menurut Wahyudi adalah civitas dunia militer harus mengenal istilah dan teknologi terkini. Harapannya civitas dunia militer tidak hanya menjadi yang terdepan dalam memahami ancaman kedaulatan yang hadir melalui teknologi, tapi juga mampu membagikan ilmunya pada masyarakat luas bahkan mengembangkan teknologi itu sendiri lebih jauh lagi.
“Tranformasi civitas dunia militer untuk lebih paham tentang teknologi, bisa mendorong kampus militer untuk kembali ke fitrahnya. Karena sejarah membuktikan, militer telah sangat banyak berkontribusi membanguan peradaban dengan ilmu pengetahuan, dan ini bisa kita lanjutkan di Indonesia!,” ungkap Wahyudi.
*2. Sampaikan Materi dan Pelajaran di Kampus Militer dengan Cara Baru*
Taruna Akademi Angkatan Laut maupun kampus militer lainnya di Indonesia,, menurut Wahyudi kini adalah generasi Z yang sudah melek dunia digital. Cara penyampaian materi yang dilakukan di kampus tentu tak bisa lagi sama seperti dulu. Harus memanfaatkan teknologi digital seperti sistem akademik berbasis awan (Siakadcloud) dan sistem manajemen pembelajaran (Edlink) yang telah digunakan di Akademi Angkatan Laut.
Oleh karena itu, Wahyudi mengajak kampus-kampus militer untuk memanfaatkan dunia digital dalam proses pembelajaran. “Misalnya, simulasi perang menggunakan teknologi. Manfaatkan teknologi dan tambahkan kurikulum yang kekinian sesuai dengan perkembangan zaman, ini akan jadi bekal untuk kemajuan teknologi dunia militer dan kemajuan teknologi Indonesia,” lanjut Wahyudi.
*3. Siapkan Infrastuktur dan Peta Jalan Teknologi*
Tips terakhir adalah kampus militer dan taruna yang siap bersaing di era digital, juga harus didukung oleh fasilitas yang mumpuni. Oleh karena itu kampus militer perlu memiliki infrastruktur digital yang handal tetapi tetap terjangkau, roadmap yang sesuai, saling terintegrasi dan terkoneksi, perubahan mindset, serta mengikuti peraturan perundang-undangan.
“Solusi berbasis IT untuk mengembangkan skill digital literasi bahkan skill untuk memenangkan pertempuran, sudah ada dan menanti untuk kita gunakan. Jika fasilitasnya disediakan, maka lulusan kampus militer di Indonesia akan memiliki kompetensi IT yang siap untuk menjaga kedaulatan Indonesia sekaligus memajukan teknologi,” pungkas Wahyudi.(**)
No comments:
Post a Comment