FS.Padang(SUMBAR)-Anggota DPR RI Komisi VI Nevi Zuairina Sampaikan kinerja dan pencapaian PT. Adhi Karya dalam acara holding BUMN untuk UMKM di Istana Bung Hatta Bukittinggi pada 12 Nofember lalu.
Dalam sambutannya Nevi Zuairina menyampaikan bahwa Holding BUMN PT Adhi Karya (Persero) Tbk merupakan BUMN Konstruksi dengan kredibilitas yang kuat di Indonesia.
"Adhi Karya berdiri sejak 1960 merupakan nasionalisasi perusahaan Belanda dan merupakan perusahaan konstruksi pertama yang melantai di bursa Efek sejak tanggal 18 Maret 2002 dengan kode ADHI,"katanya.
lanjut dia, Adhi Karya memiliki konstruksi monumental yang hingga kini masih dipergunakan antara lain: Stadion Utama Gelora Bung Karno, Masjid Istiqlal, Monumen Nasional (Monas), Jembatan Barito, Jembatan Suramadu. Dengan tagline beyond construction yang menunjukan bukan hanya bergerak di bidang konstruksi.
"Saat ini Adhi Karya memiliki empat lini bisnis utama yaitu Engineering & Konstruksi, Properti & Hospitaliti, Manufaktur, Investasi & Konsesi. Dengan 180 Proyek konstruksi yang sedang berjalan,"ulas dia
Lebih jauh Nevi mengatakan, beberapa proyek besarnya, antara lain: Proyek Jalan Tol Sigli-Banda Aceh, LRT Jabodebek, MRT Jakarta CP201 dan CP20.
Kemudian, jalan tol Yogyakarta-Bawen, Jalan Tol Solo-Yogyakarta- Kulonprogo, Smelter Manyar di Gresik, dan beberapa proyek di Ibu Kota Negara (Fender Jembatan Pulau Balang, Hunian Pekerja Konstruksi, Jalan Tol Segmen 3A Karang Joang-Kariangau).
"Rights Issue Adhi Karya dilaksanakan dengan dasar telah mendapatkan persetujuan dari DPR Komisi VI, Perarturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2022 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara ke dalam saham ADHI sebagai dasar hukum diberikannya PMN, dan Persetujuan efektif OJK pada 14 Oktober 2022,"terang wanita 10 anak itu.
Lanjut Nevi, setelah dilakukan Perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang pada periode 28 Oktober 2022 hingga 8 November 2022, ADHI berhasil menyerap dana sebesar Rp2,6 triliun dengan komposisi Penyertaan Modal Negara sebesar Rp1,96 triliun dan dana publik sebesar Rp689 miliar.
"Total dana tersebut sepenuhnya dapat dipergunakan untuk setoran modal ke badan usaha untuk pembangunan beberapa Proyek Strategis Nasional. Proyek-proyek yang masuk ke dalam pendanaan Rights Issue Adhi Karya antara lain adalah Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo, Tol Yogyakarta-Bawen dan SPAM Karian- Serpong Timur,"sambung Nevi
Setelah pelaksanaan Right Issue, komposisi kepemilikan saham Adhi Karya menjadi 64% dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan 36% dimiliki oleh Publik.
Manfaat Rights Issue untuk Proyek yang di danai, berbagai manfaat yang diperoleh Adhi Karya dari hasil pendanaan Rights Issue adalah tentu untuk mendorong penyelesaian Proyek Strategis Nasional yang sedang dikerjakan, ada pembangunan Jalan Tol dan SPAM untuk Air Bersih.
"Selain itu penguatan modal untuk berkompetisi meningkatkan kinerja perusahaan yang berkelanjutan. Selain pengembangan Bisnis, adanya Rights Issue diharapkan Perseroan juga memberikan manfaat bagi Pemerintah, Negara dan Masyarakat, salah satu nya, melalui Peningkatan PDB/PDRB, Penambahan Lapangan Kerja, Peningkatan Pajak dan Dividen,"tambah dia
Dampak lain yang dapat dirasakan juga adalah konektivitas wilayah menuju daerah pariwisata. Salah satunya, Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo, tol ini masuk ke dalam salah satu Proyek Strategis Nasional.
"Selain pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata, pembangunan Tol Solo – Yogya juga menghasilkan multiplier effect yaitu penyerapan tenaga kerja di daerah sekitar pembangunan, jarak tempuh yg berkurang, dan memberikan dampak signifikan, salah satu nya distribusi barang semakin mudah dan cepat, sektor pariwisata akan meningkat, akses masyarakat semakin mudah,"tutur Nevi
di akhir penutup Nevi mengatakan, Tol Solo - Jogja terbentang sepanjang 96.57km dan terbagi menjadi tiga seksi. Selain proyek ruas jalan tol, proyek penjernihan air dan pendistribusian air bersih SPAM Karian-Serpong Timur akan memberikan manfaat ekonomi makro akibat proses pembangunan SPAM tersebut. (*)
No comments:
Post a Comment