Asmen Simajorang, Kepala Dinas PUPr Kab. Kepulauan Mentawai |
FS.Mentawai(SUMBAR)-Kepala Dinas PUPr Kab. Kepulauan Mentawai Asmen Simanjorang tidak menampik kondisi Ibukota Kab. Mentawai yang terletak di Desa Tua Pejat, masih jauh dari sebuah Ibukota.
"Memang harus kita akui bahwa wajah sebuah ibukota kabupaten mentawai yang terletak di tua pejat, ini masih jauh dari sebagaimana mestinya,"ujar dia saat dijumpai Pemred. Media Cyber Fokus Sumatera pada Selasa (14/02/2023) di ruang kerjanya.
Kenapa seperti itu lanjut dia, pertama kita lihat dulu bagaimana bisa wajah sebuah ibukota kabupaten yang terletak disini, terlihat seperti sekarang.
Meskipun sudah 23 tahun berdiri, ya selayaknya memang seperti sebuah ibukota lah, walaupun bukan kota.
"Secara administratif memang tuapejat bukan kota, namun adalah sebuah desa.
kebetulan satu hamparan dengan 4 desa lainnya, sido makmur, sipora jaya, bukit pamewa dan Betumonga,"ulas Asmen
Sambung dia, boleh dikatakan satu hamparan dan berdekat-dekatan.
Kalau secara hirarki, status tuepejat adalah sebuah desa. Yang terletak di ibukota.
"Tapi kenapa kondisinya seperti masih seperti saat ini, tentunya banyak faktorlah yang menyebabkannya. Sebagaimana yang dapat kita lihat sekarang,"ujar dia
Dia melanjutkan, pertama dari sisi penataan. tentunya dari kamilah, karena memang penataan ruangnya belum dilakukan sebagaimana mestinya.
Penyebabnya juga, karena rencana detail tata ruang tua pejat ini, baru ditahun kemarin 2021 disusun. Dan mulai berlaku 2022.
Dan kedepan kita akan mulai menerapkan itu, dan rencana detail tata ruangnya itulah yang akan kita pedomani.
Bagaimana menjadikan sebuah ibukota, sebuah kawasan itu berkembang dan menjadi sebuah kota.
"Banyak faktor, karena selain dari pemerintahan, juga dari masyarakat dikawasan itu turut juga ambil andil.
"Maksudnya begini, dikawasan tuapejat ini yang mendominasi perputran ekonominya kan dari pemerintah. Artinya kegiatan ekonomi masyarakat disini masih tergantung dari impek APBDnya. Jadi belum dari sebuah kegiatan bisnis, misalkan sebuah industri,"ungkap putra tapanuli itu.
"Boleh dikataka disini, belum banyak sektor-sektor itu, yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan sebuah kota tadi. Dan kalau dilihat disini, pemukiman penduduknya rata-rata ada yang dipinggir-pinggir jalan raya,"sambung dia.
Lebih lanjut Asmen menuturkan, kalau kita lihat di Desa Sipora Jaya, yang merupakan sebuah kawasan transmigrasi termasuk 3 desa lainnya. Itu sudah tertata pemukiman dan jalan-jalan utamanya juga sudah ada.
"Kalau disini, tua pejat belum seperti itu. Jadi upaya kita kedepan tentu bagaimana mendistribusikan pusat-pusat kegiatan masyarakat. Bukan hanya disini jalan utama saja. Tapi merata secara keseluruhan dan akan kita kembangkan ke arah selatan,"sambung dia
Lanjutnya, jadi perkantoran kita mengarahnya kesana. Sedangkaan, tuapejat dan mapandegat ini lebih ke dermaga dan wisata.
Jadi untuk kedepanya kearah selatan merupakan kawasan perkantoran. Salah satu kantor adalah, pemerintah.
Jadi memang katanya lagi, 23 tahun Mentawai berdiri, namun masih seperti yang terlihat. Selain itu tidak ada sektor yang mendukung seperti, pertanian tidak menonjol perikanan juga belum maksimal, wisata juga belum.
"Jadi Sebuh ibukota itu, bukan hanya dibentuk oleh pemerintah. Namun dibentuk juga oleh berbagai komponen tadi. Namun demikian, kalau soal penataan yang kita lakukan adalah bagaimana menghindari kawasan kumuh,ulas dia
"Namun bagaimana menumbuhkan sebuah kawasan perdagangan itukan lebih kemasyarakatnya. Misalkan munculnya kawasan pertokoan, ada kegiatan komersial wisatanya juga.
Kalau kita kembali kelumbung pasarnya, ada permintaan ada suplay,"tutup Asmen (wrm)
No comments:
Post a Comment