FS.Padang Panjang(SUMBAR)- SEJAK empat hari lalu hingga Senin (27/2), peserta pelatihan tidak ada lagi yang terlambat. Bila telat, ada sanksi yang didapat. Satu menit, push up 10 kali, dua menit 20 kali.
“Sejauh ini paling lama telatnya tiga menit,” ujar Sense Suci Fitra Yani.
Sebelum masuk ruangan kelas, sepatu harus dilepas. Semua peserta pelatihan tidak dibenarkan membawa alas kaki. Karena, ruang kelas sebagai tempat menimba ilmu, harus nyaman, bersih dan rapi.
Lambat laun, peserta pelatihan Bahasa dan Budaya Jepang mulai terbiasa dengan sikap yang kerap diterapkan masyarakat negeri Matahari Terbit itu. Kedisiplinan, menjaga kebersihan, dan selalu bersemangat mulai mempengaruhi sikap serta mental mereka.
Pelatihan Bahasa dan Budaya Jepang ini merupakan program Pemko melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) bekerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Yaruki. Peserta diberi pengetahuan bahasa level dasar. Yaitu Noriokusikeng 5 (N5) dan N4.
Pelatihan sebelumnya dibuka Kepala DPMPTSP, Fhandy Ramadhona, S.STP, M.M, 15 Februari lalu, di SMK Karya. Ini merupakan pelatihan kelima yang digelar sejak menjalin kerja sama dengan LPK Yaruki pada 2020. Peserta diberi pelatihan selama empat bulan. Kali ini berjumlah 27 orang.
Sense Suci Fitra Yani mengatakan, peserta pelatihan bukan hanya diajarkan
ilmu berbahasa melainkan juga budaya kerja di Jepang.
“Sikap kerja orang Jepang ialah disiplin, tepat waktu. Satu detik saja tidak boleh terlambat. Budaya malu ada di Jepang. Kita harus datang lebih awal. Ini kita tanamkan pada peserta,” sebutnya.
Adapun pengetahuan berbahasa Jepang para peserta, sebut Suci, sudah memasuki bab 4 pada level N5. “N5 ini level dasar. Sebelum masuk pada N5, mereka terlebih dahulu belajar huruf Hiragana, Katakana, pengenalan kata dan angka,” ujarnya.
Dikatakannya lagi, pada pelajaran bab 1 diajarkan perkenalan diri, bab 2 mengenal kata tunjuk benda, bab 3 kata mengenal tunjuk tempat, dan bab 4 merangkai kalimat.
“Peserta pelatihan mulai mengetahui cara membuat kalimat positif, kalimat negatif, kalimat positif dalam bentuk lampau, kalimat negatif bentuk lampau, dan kalimat tanya. Mereka sangat bersemangat,” tuturnya.
Salah seorang peserta, Ihsan Nur Rayhan menyampaikan berkesan dengan program Pemko Padang Panjang ini. “Sangat menarik, dan berkesan. Selain belajar bahasa, kita diajarkan sikap optimis, bersemangat dan disiplin. Di Jepang setiap kerja harus ada laporannya,” katanya, berharap suatu saat bisa bekerja di Jepang.
(Ernawati | Elin | Harris)
No comments:
Post a Comment