FS.Padang Panjang(SUMBAR)- DUA hari jelang pergantian tahun baru di Jepang 2022 lalu, Bobby Willy Mahendra (22) dipercaya menyiapkan pesanan Osechi, makanan istimewa untuk merayakan tahun baru di Negeri Sakura itu. Dia sudah percaya diri. Rasa gugup lenyap. Alumni SMAN 3 Padang Panjang ini mulai terbiasa dengan cara bekerja orang Jepang.
Bobby bekerja di salah satu restoran di Kyoto. Mulanya, dia bertugas sebagai pencuci piring pada saat awal masuk 23 Desember. Namun, kecekatan putra asal Kelurahan Ngalau ini dinilai bagus. Hari ketujuh, tepatnya 30 Desember, dirinya dialihkan sebagai penyaji makanan. Sekaligus menyiapkan pesanan akhir tahun yang banyak dari pelanggan.
“Suatu saat ingin menjadi koki. Saya yakin bisa, dalam beberapa waktu ke depan,” ujar Bobby kepada Kominfo.
Bobby merupakan satu di antara putra asal Padang Panjang yang berhasil mendapatkan pekerjaan di Negeri Matahari Terbit. Ini berkat progam “bekerja ke Jepang” yang diprakarsai Pemko melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) bekerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Yaruki Padang.
Bekerja ke Jepang juga diikuti Fajar Nofrinaldi dan R. Y. Hewiy Amandha. Sesuai pilihan, keduanya ditempatkan di pabrik pengolahan makanan di Kagoshima.
Wali Kota H. Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano saat melepas keberangkatan pada 2 Desember 2022, berharap ketiga putra-putri Padang Panjang ini cepat beradaptasi dan tidak meninggalkan salat lima waktu.
“Alhamdulillah di sini saya bisa cepat beradaptasi walapun ada nervous sedikit di awal. Kalau salat lima waktu, Insyaa Allah tetap saya upayakan,” sebut Bobby, seraya menyampaikan masih mengingat pesan Pak Wali.
Diceritakan Bobby, bos tempatnya bekerja sangatlah perfeksionis tetapi tidak kasar. “Menegur sambil senyum. Senior di sini baik-baik. Saya diperhatikan. Bahkan saya diberi jaket secara cuma-cuma pada musim dingin.
Sering ditraktir makan juga sama senior di sini,” tutur Bobby merasa nyaman bekerja meskipun jam kerja dari pukul 09.00 hingga 20.30 waktu setempat.
Orang Jepang, katanya, cenderung pendiam, bertolak belakang dengan dia yang suka bergaul dan berbicara. Karena dia ingin banyak teman, Bobby sering mengajak rekan orang Jepang yang pendiam itu berkelakar. Ternyata hal itu disenangi oleh mereka.
Bekerja di restoran tersebut bila dirupiahkan, Bobby menerima gaji Rp21 juta setiap bulannya. Akan tetapi, dipotong dengan biaya asuransi kesehatan, apartemen, air, listrik. Bobby menerima bersih Rp12,5 juta.
Makan siang ditanggung. Biaya hidup setiap bulan, Bobby mengeluarkan Rp 6juta. “Jadi bersih buat nabung Rp6,5 juta sebulan. Gaji naik bertahap dan tergantung posisi,” sebutnya, berharap bisa menyisihkan tabungannya untuk orang tua.
Libur kerja setiap Rabu dan Kamis, Bobby meluangkan waktu dengan jalan-jalan menghirup udara segar, menyaksikan bersihnya lingkungan di sana. Bila tak ingin keluar, Bobby memilih belajar di apartemen.
“Jangan pernah menyerah menggapai impian. Berdoa dan berusaha, Insyaa Allah ada jalannya,” pesan Bobby buat anak muda di kota kelahirannya Padang Panjang.
(Ernawati | Elin | Harris)
No comments:
Post a Comment