Komunitas Penabulu Kolaborasi Dengan Dinas Kesehatan Angkatkan Seminar Pencegahan Dan Bebas TB

Seminar Pencegahan dan Bebas TB di Aula Dinas Kesehatan Padang Pariamam

FS.Parit Malintang--- Yayasan Konsorsium atau Komunitas Penabulu STPI (Stop TB Partner Ship Indonesia) Berkolaborasi Dengan Dinas Kesehatan Padang Pariaman Angkatan Seminar Pencegahan dan Bebas TB, di Aula Dinas Kesehatan pada Rabu (3/05/23)

Maneger Komunitas Penabulu Wilayah Sumbar, Abdul Kadir mengatakan seminar ini sengaja diangkatkan supaya mengefektifkan kembali kader-kader TB yang ada di Nagari dan Kecamatan untuk bergerak melakukan upaya sosialisasi dan pencegahan penyebaran TB (Tuberkolosis)

"Secara random data yang diperoleh pada semester dua tahun 2022 ada sebanyak 76 anak dan 256 balita kontak serumah dengan orang terkena TB. Kemudian ada lebih dari orang 1000 kontak erat dan serumah dengan orang terkena TB diPadang Pariaman,"ujar Dedi panggilan akrab Abdul Kadir.

Dia menambahkan, bahwa Yayasan Konsorsium tersebut mendapat mandat dari Dinas Kesehatan Sumatera Barat, untuk bergabung dengan STPI dan mendapatkan tugas di dua daerah yaitu Kota Padang dan salah satunya Kab. Padang Pariaman. 

"Kita memiliki tugas, membentuk satu nagari percontohan yang bebas dari TB.

Jadi komunitas kami ini, bekerjasama dengan dinas kesehatan Padang Pariaman. Dan disini programnya juga sudah berjalan selama dua tahun,"ungkap Dedi

Lanjut dia, di 2023 ini merupakan tahun ketiganya. Yang kebetulan di awal tahun ini salah satunya, yang merupakan agenda rutin tahunan dan masih dalam rangkaian peringatan hari TB Sedunia pada bulan Maret lalu.

"Tahun ini, Kita lebih meningkatkan pada upaya pencegahan dan penyebaran penyakit TB. Supaya tidak menyebar dan masyarakat juga bisa kita ajak serta mendukung program yang kita lakukan,"ucapnya

Karena, dua tahun program ini berjalan di Padang Pariaman, capaian terapi pencegahannya masih dibawah target yang diharapkan. Untuk itu katanya, perlunya dibentuk satu nagari sebagai pilot Project/percontohan bebas TB.

Lanjutnya dengan seminar inilah, kita harapkan mekanisme pemahaman para kader tentang TPT (Terapi Pencegahan Tuberkolosis) dan Penyediaan logistik dapat berjalan dengan baik.

Sambung dia, dengan demikian terapi angka pencegahan bisa naik signifikan. Terutama terhadap anak dan balita yang merupakan penerima terapi pencegahan TB laten.

"Dan ini memang domain kita juga dikomunitas. Salah satu tugas kader kita nantinya yang ada di Puskesmas adalah mencari pasien suspect laten TB, yang berpotensi menularkan pada orang lain,"kata Dedi

Dedi menambahkan, dalam seminar ini juga telah di sampaikan bagaimana membuat sebuah konsep besar dan langkah kita mengambil satu nagari sebagai percontohan bebas TB.

Pada kesempatan itu juga Kepala Dinas Kesehatan Aspinudin meneruskan, bagaimana kita mengupayakan membuat disatu nagari itu kasus TB nya menjadi 0 disana.

"Nah kalau Langkah pertama ini berhasil nantinya. Tentu bisa kita terapkan secara menyeluruh di 103 Nagari di Padang Pariaman untuk mengikuti program bebas TB tersebut,"kata Aspinudin

Untuk itu lanjutnya, apa saja langkah permulaan yang harus kita kerjakan, pertama mencari suspectnya. Yaitu orang yang beresiko TB kemudian mengobatinya sampai sembuh.

"Selanjutnya, orang dengan pasien Laten TB seperti ada anak dan balita,  yang beresiko juga menularkan pada orang lain kemudian memberikan obat hingga sembuh,"sambung Aspinudin.

Dia menambahkan, salah satu upaya pencegahan yang komprehensif agar tidak adanya kasus atau temuan baru. 

Adalah dengan mencari anak dan balita yang terkena Laten TB tadi. 

"Dengan program TPT (Terapi Pencegahan Tuberkolosis) pada anak dan balita. Kita harapkan program yang akan kita jalankan ini dapat berjalan dengan baik. Merupakan sebuah konsekuensi bagi kami, karena program ini belum ada di Indonesia," tutup Jimi sapaan akrab Kepala Dinas Kesehatan itu (wrm/fs)