FS.Padang(SUMBAR)-Filosofi ibu sumber ketahanan dalam keluarga dan kaum ibu adalah sumber ketahanan bangsa, tidak terbantahkan sampai sekarang. Sebab ibu adalah madrasah/pendidikan pertama bagi setiap anak.
Memahami begitu besarnya peranan ibu dalam kehidupan, maka sudah sewajarnya, ibu yang lebih banyak diberi bekal pengetahuan dan wawasan.
Demikian antara lain pesan Walikota Padang yang disampaikan Kepala Kantor Kesbangpol Padang, Tarmizi Ismail, ketika membuka Dialog Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme yang diselenggarakan BNPT bersama FKPT Sumbar, di gedung Youth Center, Padang, Selasa (25/7/2023).
Tarmizi mengingatkan di era digital ini, perhatian anak harus dikontrol oleh orangtua, terutama ibu, sebab isu-isu radikalisme justeru banyak menyasar anak muda lewat teknologi digital. "Ibu juga perlu Cerdas Digital seperti tema acara ini agar bisa mengendalikan diri dan mengontrol anak-anak," harap Tarmizi.
Tema besar acara, Perempuan TOP (Teladan, Optimis, Produktif) Cerdas Digital, menurut Ketua FKPT Sumbar, Adil Mubarak, diikuti 100 peserta dari organisasi wanita, lintas agama, adat dan lintas usia, siswi SLTA, mahasiswi, hingga orang tua. "Kaum perempuan memiliki semangat dalam menyampaikan kebenaran yang diyakininya, sehingga akan banyak manfaatnya bagi lingkungan masyarakat," jelas Adil.
Pejabat BNPT (Sub Koordinator Pemulihan Korban Tindakan terorisme BNPT RI) mengusung mareri Perempuan menjadi tombak dalam mendidik generasi selanjutnya. Diingatkan pengaruh radikalisme dan terorisme ini berdampak pada berbagai sektor yaitu sektor pendidikan, ekonomi, budaya. Karena itu p,erempuan harus mampu berpikir kritis terhadap apa yang terjadi di sekitar dan mampu mengikuti perkembangan zaman.
Narasumber Nilam Ayunistyas, S.Psi., MM., mengingatkan ciri-ciri perempuan yang terpapar radikalisme apatis terhadap NKRI dan ideologi Pancasila. "Hasil statistik menunjukkan memang perempuan merupakan tersangka tertinggi," terangnya. Karena itu perempuan harus berusaha update diri dalam perkembangan teknologi, sehingga mampu menyaring informasi dan konten-konten yang berbahaya bagi keluarga.
Pemateri Rozidateno Putri Hanida, mengingatkan perempuan terhadap perbedaan gender. Dikatakan, secara biologis memang terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan tetapi dalam kehidupan jangan pula dibuat perbedaan yang menjadikan perempuan tertinggal dalam pengetahuan dan wawasan.
Pemateri ketiga, Dina Yulianti (Penggiat Timur Tengah), menyebutkan, terorisme dapat menghancurkan satu negara contohnya: Suriah. Di era digital ini makin banyak informasi dan berita hoaks bertebaran yang membahayakan kehidupan suatu bangsa. Bagi perempuan tidak ada pilihan kecuali harus memiliki kecakapan digital secara pribadi untuk membentengi diri dan anak-anak dari terpapar hoaks, opini politik dan isu radikalosme.
Di bagian akhir, peserta tampak antusias mengajukan pertanyaan tentang Cerdas Digital.
(Rilis/Bnpt)
No comments:
Post a Comment