Foto Ilustrasi Depot Air Minum Air isi Ulang
FS. Pariaman --- Ferry Abidin Kepala Labor Dinas Lingkungan Hidup dan Perkim. Kota Pariaman mengatakan bahwa depot air minum yang berizin di kota Pariaman ada 77 unit.
Cuman selama 2023 ini, pemilik depot air isi ulang yang menindaklanjuti Permenkes (Peraturan Menteri Kesehatan) terbaru belum banyak lagi.
"Terhitung dari Januari s/d sekarang baru 17 depot yang menguji kelayakan air minum isi ulang nya. Padahal dalam Permenkes. Sebelumnya pengujian itu minimal dilakukan 1 kali dalam 3 bulan, berarti dalam 1 tahun itu 4 kali,"ungkap Fery pada Jum'at (4/08/23)
Lanjut Fery , sedangkan peraturan terbaru Permenkes. sekarang malah setiap bulan.
"Tapi ini rasanya tidak mungkin, karena mengingat biaya uji labornya cukup memakan biaya juga. Dikarenakan sifat usaha depot air minum itu merupakan usaha komersil,"ungkap dia
Lanjut dia, yang 17 itupun merupakan tindak lanjut dari pihak DPMPTSP. "Jadi kita diajak juga oleh pihak perizinan untuk pergi meninjau kelapangan melihat usaha depot air minum,"katanya
Lebih jauh Fery mengatakan, salah satu alasan pemilik depot tidak mau melakukan uji labor adalah karena biayanya yang terlalu tinggi.
Dan yang kedua tidak seperti yang mereka bayangkan, bahwa sesudah menguji sudah selesai begitu saja.
"Untuk itu kita juga memiliki tim terpadu untuk penindakan, dari bulan kemarin sudah jalan, dan sudah melakukan rapat koordinasi,"kata dia
Setelah melakukan Sidak (Inspeksi Mendadak) dari 17 depot tadi, baru 4 depot yang dapat dinyatakan air isi ulangnya layak konsumsi.
Sebelum Permenkes. itu diterapkan sekitar tahun 2016/2017. Yang mana setelah diperdakan, tahun pertama itu.
"Pemko Pariaman menjaminkan semua depot air minum itu teruji, dengan biaya ditanggung Pemko. Pariaman. 4 kali setahun itu gratis,"sambung Fery
Lanjut Fery, setelahnya di tahun 2018 biayanya dibagi dua, Pemko. Pariaman menanggung 2 kali pengujian dan pemilik depot 2 kali juga.
"Di 2019 dikurangi lagi porsinya, 1 kali Pemko. 3 kali pemilik depot air minum. Saat itulah langsung diterapkan shock terapi, dari 64 depot, 14 nya ditutup,"ungkap Fery
Katanya, karena banyak nya penutupan maka muncullah kegaduhan, sehingga pemilik depot yang ditutup menggunakan kekuatan-kekuatan dibelakangnya.
"Setelah masuk 2020 dikarenakan masuknya covid, ditambah lagi tidak adanya biaya-biaya yang dibutuhkan untuk itu. Jadi penegasan dan pengujian tidak jalan, dan di 2022 kita mulai kembali,"pungkas Fery Abidin (wrm)
No comments:
Post a Comment