FS. Bukittinggi (SUMBAR) - Luar Biasa, Lapas Kelas II A Bukittinggi (Labukti) Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumatera Barat memiliki beberapa Program Pembinaan Kamandirian, mulai dari Produksi Jas Hujan Plastik, Sandal Hotel, Budidaya Pertanian seperti Menanam Bawang Merah dan Sayuran, juga Budidaya/ Peternakan Bebek Petelur.
Hal ini dilakukan karena ternak Bebek Petelur merupakan salah satu usaha yang memiliki prospek yang cukup bagus.
Baru-baru ini, Labukti telah dilaksanakan penambahan 100 ekor Bebek Petelur jenis Mojosari pada Selasa (5/9). Bibit ini langsung didatangkan dari pulau Jawa, setelah dua hari perjalanan.
Bebek Mojosari merupakan salah satu jenis bebek unggul yang digunakan dalam usaha ternak Bebek Petelur. Penambahan 100 ekor bebek ini dilaksanakan di area pembinaan kerja dan didampingi oleh Kasi Giatja serta staf Giatja dengan tujuan mengisi kekosongan kandang ternak pasca panen. Selain itu, kegiatan ini juga sebagai wujud program pembinaan lanjutan setelah diadakannya pelatihan Budidaya Peternakan.
Kalapas Bukittinggi Marten melalui Kasi Giatja Fazni Aziz menyebut bahwa Bebek Petelur super yang dirawat oleh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) melalalui Program Pembinaan Kemandirian ini memiliki potensi sangat bagus dikarenakan kebutuhan masyarakat akan telur bebek yang sangat tinggi.
"Bebek petelur super ini ditambahkan kembali karena yang kemarin sudah masuk masa afkir. Perkembangan peternakan Bebek Petelur super ini sangat signifikan, jadi bisa dikatakan kegiatan ini merupakan Program Pembinaan Kemandirian Unggulan di Lapas Bukittinggi," paparnya.
Dibalik adanya perkembangan yang signifikan, tentu ada teknik budidaya yang efektif yang dapat menjadi ilmu baru bagi para WBP Lapas Bukittinggi.
"Selain itu, harapan kami dari Program Pembinaan Kemandirian ini tak lain sebagai nilai tambah bagi WBP mengenai ilmu peternakan sebagai bekal setelah mereka keluar dari Lapas Bukittinggi," pungkasnya. (ML)
No comments:
Post a Comment