Gambar 1: Tympany Five, band R&B dan jazz yang didirikan Louis Jordan pada 1938 (Sumber: ask.fm) |
Fokussumatera.com- Sebagai salah satu genre musik yang mempertahankan puncak kepopulerannya sejak tahun 1940-an, R&B turut terlibat dalam penciptaan berbagai lagu hits hingga zaman kini. Mulai awal pembentukannya, perpaduan elemen khususnya jazz, gospel, dan swing mewarnai tempo dan irama yang dihasilkan. Dengan berubahnya selera musik seiring waktu akibat semakin luasnya pengguna internet, genre R&B tidak luput dari evolusi ketika jazz berbaur dengan pop. Jenis R&B inilah yang saat ini populer di kalangan remaja Indonesia, terlebih yang sudah menduduki bangku kuliah.
Genre ini pertama kali diperkenalkan sekitar tahun 1920 atau 1930-an oleh mayoritas pemusik Afrika-Amerika yang bermigrasi ke beberapa wilayah yaitu New York, Chicago, Detroit, Philadelphia, dan Los Angeles. Pada masa itu, mereka memainkan musik bernuansa jazz dan blues, namun belum memiliki istilah baru. Barulah pada tahun 1948, sebuah label rekaman bernama RCA Victor memasarkan musik mereka di bawah kategori “Blues and Rhythm”. Sejumlah musisi berkontribusi dalam kepopuleran R&B setelah karya mereka menduduki peringkat atas Billboard. Salah satunya adalah Louis Jordan. Musisi yang juga dijuluki sebagai “The Father of Rhythm & Blues” ini berhasil menaruh tiga karyanya dalam top five di bawah kategori R&B chart milik Billboard.
Gambar 2: Penampilan Louis Jordan dalam video musik terkenalnya “Ain’t Nobody Here But Us Chickens” (Sumber: Youtube) |
Bukan hal mengejutkan bila sebuah genre lagu mengalami evolusi, terlebih saat jaraknya sudah beberapa abad. Hal ini juga dirasakan oleh genre R&B pada abad ke-20 dan berlanjut hingga hari ini. Evolusi genre tersebut dinamakan R&B kontemporer. Jika pada tahun 1940-an didominasi oleh jazz, blues, dan alat musik saksofon, mulai tahun 1980-an genre ini berbaur dengan funk, pop, hip-hop disertai instrumen elektronik. Michael Jackson adalah salah satu dari banyak musisi yang memberikan ketenaran pada R&B kontemporer. Karya ikoniknya seperti “Heal the World” sampai kini didengarkan oleh jutaan orang.
“Lagunya cukup terkenal, jadi saya pasti sudah pernah mendengarkan ini. Termasuk favorit saya, sih, sebenarnya.” ungkap Reviola Andina (19), mahasiswi Universitas Negeri Padang ketika ditanya mengenai lagu “Heal the World”.
Gambar 3: Michael Jackson di World Music Awards tahun 1996 (Sumber: Instagram @mjcollections844) |
Kekuatan media sosial tidak dapat dimungkiri menjadi salah satu alasan genre R&B tetap bertahan. TikTok, Youtube, dan Spotify masih juara dalam mewadahi berbagai konten, tidak terkecuali musik. Para remaja termasuk kategori pengguna media sosial terbanyak, maka wajar saja jika hampir seluruh informasi mereka peroleh dari internet.
“Saya menemukan lagu R&B di Spotify, tapi pertama kali saya mengenal R&B lewat media sosial.” tutur Ghazy Rahmat Aira (19), seorang mahasiswa Universitas Andalas. Begitu pula Desi Nurhaliza (19), mahasiswi Universitas Hang Tuah yang memiliki pengalaman serupa. “Biasanya kalau bukan dari Youtube, ya Spotify. Kadang juga TikTok.” jawabnya.
Lantas, apakah genre R&B benar-benar mendapatkan perhatian dari pecinta musik? “Betul, saya lihat beberapa lagu genre R&B sedang terkenal.” ujar Desi kembali.
Bagaimana tidak, selama dua tahun terakhir, banyak lagu R&B viral di media sosial bahkan diputar di berbagai ruang publik. Contohnya saja “’Out of Time” karya The Weeknd dan “Snooze” milik SZA yang rilis pada tahun 2022 kerap digunakan dalam beberapa platform terutama TikTok. Bruno Mars dan Anderson Paak, pencipta album An Evening with Silk Sonic juga meraih peringkat dua di Billboard setelah minggu pertama penjualan. Album superduo ini memiliki nuansa kuat dalam R&B dengan paduan hip-hop hingga dinobatkan sebagai “R&B yang sebenarnya”.
Ketika para remaja Indonesia diperkenalkan kepada beberapa lagu yang sedang viral, sebagian besar kemungkinan pernah mendengar, malah menyukainya. “Iya, beberapa lagu yang saya suka juga didengarkan banyak orang karena cukup terkenal.” jawab Reviola.
Meskipun demikian, bukan berarti lagu-lagu R&B yang telah rilis lama dilupakan begitu saja. Lagu berjudul “I Will Always Love You” karya Whitney Houston telah didengarkan oleh 1.4 miliar orang di platform Youtube dan sampai sekarang kerap diputar di berbagai tempat walau rilis pada tahun 1992. Reviola mengatakan bahwa dirinya pernah mendengarkan lagu yang rilis di tahun serupa, yakni Weak karya SWV. Lagu yang rilis pada tahun 2000-an pun tidak ketinggalan hype. Desi berkata bahwa akhir-akhir ini, ia suka mendengarkan lagu Marry You milik Bruno Mars.
Akan tetapi, tampaknya musik R&B zaman 60 atau 70-an tidak begitu terkenal di kalangan remaja Indonesia. Beberapa musisi besar seperti Stevie Wonder dan Marvin Gaye terdengar asing oleh mereka. Ghazy mengaku ia tidak pernah mendengar nama maupun karya mereka. Perbedaan yang kontras dalam segi style musik dan elemen cukup berpengaruh dalam pasar karena kini, pop masih lebih disukai masyarakat. Perbedaan ini terlihat jelas ketika membandingkan lagu R&B 1970-an dengan 2000-an.
“Beberapa memang sudah jauh berbeda dari zaman 70-an.” tutur Ghazy. Tidak heran jika lagu R&B tahun 70-an tidak sepopuler dulu. Memang benar genre R&B semakin jauh dari asal-usulnya dan ini adalah hal yang normal. Pada akhirnya, genre ini akan terus berkembang dengan evolusi yang tidak bisa ditebak hingga berakhirnya zaman.
BIOGRAFI PENULIS :
Penulis bernama lengkap Reysha Aqila Rifani ini lahir di Pasaman namun hampir seluruh masa hidupnya tinggal di Duri, Riau. Selama di Duri, penulis menempuh jenjang pendidikan di YPIT Al-Kautsar dari PAUD hingga SMP kemudian lanjut di SMAN 1 Lubuk Sikaping. Kini, penulis sedang melanjutkan kuliah di Universitas Andalas sebagai mahasiswa jurusan Sastra Inggris. Untuk menghabiskan waktu luang, penulis suka mendengarkan musik dan menggambar.
BIOGRAFI PENULIS :
Penulis bernama lengkap Reysha Aqila Rifani ini lahir di Pasaman namun hampir seluruh masa hidupnya tinggal di Duri, Riau. Selama di Duri, penulis menempuh jenjang pendidikan di YPIT Al-Kautsar dari PAUD hingga SMP kemudian lanjut di SMAN 1 Lubuk Sikaping. Kini, penulis sedang melanjutkan kuliah di Universitas Andalas sebagai mahasiswa jurusan Sastra Inggris. Untuk menghabiskan waktu luang, penulis suka mendengarkan musik dan menggambar.
Terimakasih, sangat bermanfaat dan menambah wawasan saya tentang genre musik ini ☺
ReplyDelete