Ketua Bawaslu Solsel, Zul Nasri membuka kegiatan Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif di Hotel Pesona Alam Sangir, Sabtu (10/2/2024). Foto Af |
FS.Solok Selatan (Sumbar) - Mewujudkan Pemilu damai, aman dan lancar serta berkualitas serta melahirkan wakil rakyat dan pemimpin yang betul-betul pilihan rakyat, Bawaslu ajak masyarakat berperan secara aktif.
Pasalnya, Bawaslu sebagai penyelenggara pengawasan Pemilu memiliki keterbatasan tenaga pengawasan.
Ketua Bawaslu Solsel, Zul Nasri menyatakan keterbatasan personel Bawaslu sehingga diminta peran aktif masyarakat dalam menyukseskan Pemilu 2024, melalui pengawasan parrisipatif.
"Solsel memiliki 129.428 Daftar Pemilih Tetap (DPT). Tentunya kita menghindari pelanggaran dan kecurangan pemilu, dan peran masyarakat dari berbagai elemen sangat dibutuhkan," jelas Zul Nasri saat membuka kegiatan Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif di Hotel Pesona Alam Sangir, Sabtu (10/2/2024)
Artinya partisipasi Pemilu menjadi suatu hal yang penting, karena penyerahan masyarakat akan menjadi penentu siapa wakilnya di legislatif dan untuk kepemimpinan selama lima tahun kedepan.
Peran serta berbagai elemen masyarakat dalam mengawasi pelaksanaan Pemilu dikarenakan personel Bawaslu yang terbatas, sehingga dibutuhkan peran aktif masyarakat dalam pengawasan partisipatif.
Sementara itu, panitia pelaksana kegiatan Koordinator Sekretariat Bawaslu Solsel Admi Munandar mengatakan, peran berbagai unsur masyarakat dalam pengawasan partisipatif sangat dibutuhkan.
Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam undang-undang nomor 7 tahun 2017 pasal 102 ayat (1) Bawaslu bertugas meningkatkan partisipasif masyarakat dalam pengawasan pemilu.
Maka dari itulah, Badan Pengawas Pemilu (Badan Pengawas Pemilu) memaksimalkan peran aktif masyarakat dalam mengawasi kecurangan dalam Pemilu 2024 di Kabupaten Solok Selatan (Solsel) ini, jelasnya.
Dalam kegiatan ini hadir narasumber Aidil Aulya, Dosen UIN Imam Bonjol Padang dan Fitra Mulyawan Dosen Fakultas Hukum Universitas Ekasakti.
Aidil Aulya memaparkan panjang lebar terkait potensi kecurangan pemilu dan partisipasi masyarakat.
"Partisipasi politik itu penting. Tapi tidak berarti masuk ke Parpol. Ikut memilih, ikut mengawasi proses pemilu itu merupakan partisipasi politik," ujarnya.
Dia mengatakan demokrasi dan pemilu itu tergantung dengan karakter pengguna (masyarakat).
"Misalnya ada kontestan pemilu terpilih yang tidak amanah. Itu bukan salahnya kontestan tapi salahkan kita masyarakat yang tidak punya kepedulian kepada sistem Pemilu. Kenapa kita terperdaya dengan politik uang," ujarnya. (Af)
No comments:
Post a Comment