Kapal Perang Teluk Bone Yang Terdampar di Bibir Pantai Objek Wisata Desa Talao Pauh |
Oleh: Warman
Terulang kembali uang rakyat habis karena kemubaziran yang diperbuat oleh pejabat daerah. Kali ini uang rakyat kembali habis ditelan oleh gelombang laut, melalui sebuah kapal perang bekas.
Setelah mengapung di perairan lepas Pantai Pariaman selama lebih kurang tiga bulan, akhirnya kapal perang Teluk Bone terdampar ke bibir pantai Objek Wisata Talao Pauh pada Senin (01/04/2024).
Informasi yang penulis dapatkan dari Kadis. Perhubungan Kota Pariaman Afwandi beberapa waktu lalu, ketika Kapal perang itu sudah sampai di perairan laut lepas Pariaman.
Kapal itu bersifat hibah dari Kementerian Pertahanan, yang mana tujuan didatangkannya adalah untuk menarik kunjungan wisatawan ke Kota Tabuik.
Yang mana gagasan mendatangkan kapal perang bekas buatan Amerika itu, datang dari Walikota Pariaman periode 2018-2023 Genius Umar, ketika masih menjabat. Dia pulalah yang berhasil melobi dan meyakinkan Kementerian Pertahanan agar kapal itu dapat dihibahkan ke Kota Pariaman.
Singkat cerita diakhir masa jabatan Genius Umar Sebagai Walikota, sekira bulan September 2023. Kapal itupun mendaratakan jangkarnya dilaut lepas depan wisata pantai Talao Pauh.
Namun besi mengapung tersebut tidak begitu saja serta merta sampai disana dengan Sim Salabim. Ternyata setelah dimintai Keterangan Pada pihak terkait.
Meskipun kapal hibah, Pemko. Pariaman harus mengorek dana APBD sebesar Rp 2 milyar untuk biaya penarikan.
Kadis. Perhubungan Afwandi mengatakan, anggaran penarikan kapal Itu menggunakan dana APBD. Pihak yang diberikan kewenangan dengan cara penunjukkan diambil langsung oleh Kementerian pertahanan dan sudah disesuaikan dengan E-Katalog.
Perlu direnungkan dan jadi pertanyaan apakah pihak Bapeda (Badan Perencana Daerah) sudah matang dalam membuat sebuah perencanaan. Sehingga rencana itu dapat dieksekusi tanpa merugikan keuangan daerah.
Sebagaimana kita ketahui Kota Pariaman mengalami defisit anggaran semenjak badai Covid melanda indonesia di 2020 lalu. Lantas kenapa pihak Bapeda dan BKD (Badan Keuangan Daerah) tidak berpikir matang dalam persoalan ini.
Padahal jika kedua Badan diatas berpikiran jernih tentulah mereka dapat menyanggah gagasan Walikota Genius Umar yang tidak skala prioritas terhadap anggaran.
Karena ditengah keterbatasan anggaran untuk kesehatan, malahan diperuntukkan untuk biaya suatu kegiatan yang tidak ada manfaatnya.
Saat ini kapal itu telah dihempas oleh gelombang laut Ketepian samudera, hanya menunggu waktu untuk berkarat dan lapuk dimakan air laut.
PJ. Wako Pariaman Roberia saat diwawancarai mengtakan bahwa "ditahun ini tidak ada anggaran dalam bentuk apapun untuk Teluk Bone".
Belum tuntas lagi kemubaziran dengan objek mesjid terapung yang mengeruk APBD 2018 sebanyak Rp 30 milyar lebih. Yang ujungnya sampai sekarang masih Terapung-apung.
Kini hal serupa kembali terjadi, hanya beda objek saja namun tempat kejadian masih sama, dipinggir pantai talao Pauh, Desa Pauah Barat. Sebagai manusia apalagi berpangkat dan berpendidikan, Ingat kata pepatah "Kerbau Saja Tidak Mau Jatuh Kelubang Yang Sama". (wrm)
No comments:
Post a Comment