Oleh: Sabarnuddin (Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Padang) |
Fokussumatera.com - Kepedulian sosial akhir-akhir ini layaknya hewan yang dilindungi dari perburuan yang berarti sangat langka. Hal ini terjadi bukan semata baru saja terjadi namun telah melalui beberapa fase hingga isiatif bersosial masyarakat seolah tak penting bahkan dilupakan. Bila dirunut secara garis besar, keadaan hari ini di mulai sejak masa kecil yang tidak mendapatkan kasih saying yang cukup mulai tumbuh rasa tak butuh siapapun karena anak terbiasa dengan kemampuan sendiri. Berlanjut pada masa sekolah hingga remaja, anak yang tidak mendapatkan kasih saying dan dibiarkan akan menjadi bibit krimimal di tengah masyarakat lalu diperkuat dengan kehadiran internet dan pengaruh kawan akan menjadikan anak calon kriminal yang bringas bila tidak segera diarahkan kejalan yang benar.
Kehadiran masa dengan segala kelengkapan hari ini esensinya menjadi pemicu dalam mengembangkan bahkan memajukan para bibit pejuang bangsa dalam mempertahankan dan mewarnai dunia dengan prestasi gemilang, namun apa daya kelengkapan yang tiada duanya justru membuat terlena generasi muda untuk berbuat yang tidak diharapakan. Sebagai perbandingan keluhan guru pada masa dahulu terkait kenakalan siswa yang masih sebatas wajar layaknya anak-anak pada umumnya, tapi tidak dengan hari ini keluhan guru seperti menghadapi masyarakat umum semua kejahatan telah diperbuat siswa muali dari yang kejahatan kecil hingga gembong narkoba pun beraksi di sekolah. Kemajuan teknologi yang memicu cepat dewasa siswa semakin membuat gaduh suasana sekolah yang dahulunya guru dipusingkan dengan berbagai pertanyaan sulit dari siswa namun kini guru yang kesulitan mengatasi berbagai pertanyaan dalam benaknya tentang kondisi siswanya.
Perubahan kurikulum yang menjadi agenda setiap pergantian kepemimpinan menjadi momok dalam pendidikan Indonesia, berbagai problem psikologi siswa seolah terlewat dari perhatian kementerian terkait. Pendidikan hari ini hanya terpaku pada materi dan pretasi yang seolah tiada habisnya namun tidak ada perhatian khusus betapa rusaknya kondisi moral siswa yang selama ini belajar di sekolah. Betapa naifnya guru atau para pejabat di dinas pendidikan menafikan berbagai kasus anak SD yang telah berbuat mesum bahkan ditempat umum atau siswa SMA yang telah menyebarkan bahkan lintasan negara menyebarkan narkotika, siswa SMP dan SMA yang telah mencuri data peibadi atau uang rekening nasabah melalui computer dengan menjadi hacker. Dampak yang sangat buru akan bisa saja terjadi bila masalah hari ini tidak diputus mata rantainya. Efek dari ambisi yang seolah tiada habisnya pemerintah menganggap siswa sekolah baik dan belajar disekolah dengan nyaman.
Kebebasan Tanpa Batas
Kelengkapan zaman ini tiada tara, apapun yang dibutuhkan tersedia dan bisa dilakukan hanya dengan handphone. Utamanya generasi muda yang sangat diharapkan sebagai penerus bangsa dalam memperjuangan nama besar Indonesia di dunia internasional. Namun sangat disayangkan harapan itu seolah harus sedikit diturunkan karena perhatian yang tidak penuh melahirkan generasi yang tidak sekelas pemuda masa sebelumnya. Tiada control orang tua dan masyarakat setempat menjadi elemen pelengkap bibit kriminal subur.
Dalam prakteknya siswa yang telah dewasa secara fikiran akan turut memikirkan bagaimana masa depannya kelak, namun justru ada yang sebaliknya ada siswa yang menggunakan kedewasaanya untuk berbuat semaunya asal hatinya senang. Nasehat yang selalu disampikan oleh orang tua akan melekat dalam benak sang anak namun bila orang tua tidak mengambil peran itu anak layaknya robot yang telah jadi dan hilang control dari penciptanya. Kebebasan seolah membuktikan kemajuan masa kini faktanya anak yang tidak diberikan batasan akan mencoba semua yang ia inginkan tanpa memikirkan resiko yang akan ia hadapi kedepannya.
Kasus demi kasus seharusnya menjadi pertimbangan pemerintah untuk memberikan batasan utamanya pada perilaku generasi muda di luar sekolah, bila di sekolah pengawasan dibawah tanggung jawab guru seharusnya regulasi yang ketata terkait perilaku generasi muda dikeluarkan pemerintah. Bila terjadi kerja sama yang baik akan memberikan efek yang sangat besar pendidikan menjadi pilar utama bangsa. Politik etis pemerintah hindia belanda dapat menghantarkan para pejuang bangsa untuk melawan pemerintah hindia belanda yang telah menjajah bumi pertiwi. Begitu besarnya dampak pendidikan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
Anggaran Pendidikan di pangkas
Kemajuan yang menjadi harapan seluruh rakyat indonesia sudah seharusnya pupus sebelum berlayar, sebab pendidikan yang menjadi penyangga bangkitnya Negara anggarannya pun di korupsi. Sudah menjadi rahasisa umum bahwa dana pendidikan pendidikan sangat besar yakni 20% dari APBN namun tidak terluhat dengan jelas realisasi anggaran tersebut.
Hal ini seolah menjadi cerminan realita hari ini, dengan bangga pejabta memamerkan rapat dan pretasi mereka membangun Negara namun generasi selanjutnya menjadi korban mereka karena pendidikan mereka dirampas. Dalam sector lain mungkin bisa saja atau tidak akan berdampak pada generasi mendatang namun bila anggaran pendidikan yang dikorupsi dampaknya hingga berpuluh bahkan berates tahun yang akan datang.
Budaya korupsi yang tidak hilang akan sangat menyulitkan mewujudkan mimpi Indonesi Emas 2045 bila pemmpin hari ini justru abai terhadap kasus yang terjadi pada generasi muda. Hasil pendidikan akan menaikkan level bangsa ini bukan saja dari satu sector namun semua ruang lingkup kehidupan bernegara akan menjadi kualitas terbaik dengan pendidikan yang maksimal. Demoralisasi seolah tak terbendung bila pejbat Negara hanya subuk dengan ambisi pribadi menacri keungtungan sebanyak-banyaknya.
Peta Pembangunan menafikan Psikologis Siswa Sekolah Pembangunan manusia menjadi tujuan yang utama dalam peta Negara bila ingin Negara maju, namun bila hanya sekedar berkembang maka seperi yang hari ini dilakukan pemerintah membangun berbagai kebutuhan masyarakat seperti jalan tol, pabrik, dan berbagai kebutuhan yang esensinya hanya bisa bertahan bila ada manusianya.
Jika digambarkan semua pembangunan yang bersifat fisik tidak akan berkualitas jika manusia tau pekerja nya tidak mumpuni atau hanya modal orang dalam dalam bahasa kekinian. Kualitas yang menurun efek domino yang sudah sangat kompleks dan harus sgera diatasi. Bila hanya memikirkan pembanguan fisik lalu apa yang isa dibanggakan dengan kehebatan pembangunan fisik jika rakyatnya kelapran, pendidikan menurun, pejabat berbuat sewena-sewenang. Jiwa pemimpin yang visioner sangat dibutuhkan Indonesia hari ini, bila pembangunan manusia tidak dipikirkan dengan matang hanya tinggal menunggu waktu Indonesia jatuh diambang kehancuran.
Para pejuang bangsa telah memberi garii besar yakni keimbangan antara pembangunan fisik Negara dan pembangunan manusia. Dalam praktenya bila terjadi ketimpangan maka bisa diluruskan namun bila tidak tertungan dengan jelas bagaiamana pembaunan manusia yang diharapakan pemerintah maka dalam ini tugas Negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 telah dilanggar. Pembangunan fisik esensinya hanyalah bonus dari majunya SDM Negara. Korelasi maju dan mundurnya manusia di Negara tersebut sangat mempengaruhi pandangan dunia terhadap Negara tersebut.
No comments:
Post a Comment