FS.Solok Selatan(Sumbar) - Sekolah Penggerak UPT SD Negeri 07 Mudiak Lawe, bertekad bangun karakter dan kemandirian peserta didik melalui pembelajaran membatik dan mengolah berbagai jenis produk makanan rumahan.
" Melalui penerapan kurikulum merdeka dengan tema Kearifan Lokal dan Kewirausahaan pada semester ini, kita ingin adanya perbaikan karakter dan kemandirian peserta didik," harap Kepala UPT SDN 07 Mudiak Lawe Nur Utami, S. Pd saat acara panen projek P5 sekolah tersebut, Sabtu (22/6/2024).
Ditambahkan Nur Utami, pada tahun ajaran 2023/2024, projek P5 yang dilaksanakan masih lanjutkan dari semester yang sebelumnya yaitu dengan dengan tema ; Kearifan Lokal, dan Kewirausahaan.
Tahun ini adalah lanjutan dari projek semester sebelumnya yaitu tentang membatik, dan mengolah bahan lokal dari pisang, bayam, ubi dan jenis dari bahan lokal lainnya untuk dijadikan berbagai jenis produk makanan.
Khusus membatik dari tema Kearifan Lokal, sekolah tersebut sudah memulai dari tahun ajaran 2022/2023. Pada tahun lalu baru pengenalan bagaimana motif batik, pengenalan cara membuat dan pengenalan peralatan membatik, serta makna dari motif batik yang akan di buat.
Adapun motif batik yang menjadi pembelajaran dalam P5 di sekolah tersebut adalah motif batik rumah gadang Balun, dengan merek Sarantau Sasurambi yang sudah memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HKI) bersama dengan 7 sekolah penggerak lainnya di Kabupaten Solok Selatan," jelas Nur Utami.
" Penerapan P5 semester 1 di tahun ajaran 2023/2024, peserta didik kita memasuki pembelajaran membuat produk membatik sebagai lanjutan pembelajaran sebelumnya, dan mengolah hasil pertanian lokal untuk berbagai produk makanan," jelasnya.
Pelaksanaan projek P5 tahun ini untuk kegiatan membatik, kelas satu membuat motif batik di baju, kelas dua motif batik untuk kotak pensil. Sedangkan Kelas 4 membuat motif batik disapu tangan dan kelas 5 membuat motif batik di baju.
Bahkan produk membatik baju oleh peserta didik ini, nantinya akan dijadikan sebagai seragam sekolah.
Pelaksaan P5 di UPT SD Negeri 07 Mudiak Laweh, khususnya untuk kegiatan membatik, pihak sekolah melakukan kerjasama dengan tim Suri Unand Padang untuk pembuatan motif batik dan dilanjutkan dengan Rumah Batik Canting Buana Padang Panjang dengan dukungan dana Bos Kinerja, pada tahun ajaran 2022/2023.
Pelaksaan kegiatan P5 itu, menurut Nur Utami dilaksanakan oleh guru yang tergabung dalam komite pembelajar, yaitu guru yang sudah dilatih oleh BGP untuk menjadi pilot projek di sekolah, diantara guru kelas 1(Maya Dwiyana Christina), guru kelas 4 (Heri Mardani) dan Kepala Sekolah (Nur Utami) ," jelasnya.
Artinya komite pembelajaran ini bakal menjadi pilot projek di sekolah dengan tetap mendapat pendampingan dari Balai Guru Penggerak (BGP) dan di support oleh BBPMP untuk sekolah penggerak di tahun ketiga ini," terang Nur Utami.
Semua ilmu membatik sudah ditularkan pada semua guru di UPT SD Negeri 07 Mudiak Lawe dalam kegiatan berbagi praktek baik dengan jadwal kegiatannya setiap hari Sabtu.
Penerapan P5 di sekolah Songtumula sebagai sekolah penggerak, kedepan tentu masih perlu dukungan dan kerjasama semua orang tua, masyarakat lingkungan sekolah dan dukungan pihak pemerintah.
Artinya kolaborasi antara sekolah, orang tua dan pemerintah sangat dibutuhkan dalam mensukseskan pembelajaran kurikulum merdeka ini," harap Nur Utami.
Muara dari keberhasilan dalam.penerapan kurikulum merdeka dengan menerapkan P5 dengan beberapa tema nanti tentu akan dapat mewujudkan perbaikan karakter peserta didik, baik dalam dalam menghadapi pengaruh gadget maupun dalam menyikapi perilaku tata tertib dan etika peserta didik yang mulai menipis.
" Jadi dengan penerapan kurikulum merdeka dengan Projek P5 ini akan menciptakan karakter anak yang berjiwa profil Pancasila," harapnya.
Sehingga peserta didik saat berada ditengah-tengah masyarakat akan memiliki kecakapan hidup, baik secara akademik maupun melalui keterampilan yang sudah mereka peroleh di sekolah.
Sementara itu, Maya Dwiyana Christina selaku panitia pelaksana Projek P5 sekolah mengharapkan peserta didik akan dapat lebih mengenal jiwa tradisionalnya, khusus untuk membatik.
Artinya peserta didik nantinya akan bisa membudayakan, mengembangkan tradisi membatik ini dilingkungan mereka, khususnya batik khas Solok Selatan.
Kemudian untuk tema kewirausahaan, anak diharapkan untuk tetap membangun jiwa kegotongroyongan, baik di sekolah maupun di rumah bersama orang tua mereka.
Selain itu juga diharapkan dapat menghasilkan produk usaha yang akan dapat menjadi penambah wawasan untuk bisa berniaga dan memperoleh pemasukan tambahan ekonomi keluarga," pungkas," Maya Dwiyana Christina. (Af)
No comments:
Post a Comment