FS.Payakumbuh(SUMBAR)- Meski punya kans besar sekiranya maju dalam Pilwako Payakumbuh tahun 2024, namun tokoh nasional asal Kota Galamai DR. Anton Permana, SH. MH Datuak Hitam sudah menegaskan sejauh ini dirinya tidak ikut berkontestasi dalam Pilwako 2024.
"Sampai sekarang masih banyak tokoh masyarakat dan tokoh adat serta tokoh dari tokoh birokrat yang menghubungi saya, mereka mendorong saya maju di Pilwako Payakumbuh tahun 2024. Saya apresiasi dorongan itu, tetapi sejauh ini saya tidak ikut berkontestasi," kata DR. Anton Permana, SH.,MH kepada media, Sabtu (6/7/2024) pagi.
Namun sebagai Anak Nagori dan putera asli Koto Nan Ompek Kota Payakumbuh yang banyak berkecimpung di tingkat nasional sebagai aktifis dan pengamat geopolitik yang cukup disegani banyak pihak di pusat, Anton Permana Dt. Hitam tetap mempunyai perhatian dan kepedulian yang besar terhadap kampung halamannya Kota Payakumbuh.
Ketika ditanya awak media kami tentang figur yang tepat untuk memimpin Kota Payakumbuh kedepan, Alumni Lemhannas RI dan juga Doktor Ilmu Pemerintahan jebolan IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) ini menjawab bahwa banyak tokoh yang belum menyadari ada tantangan besar kedepan terhadap Kota Payakumbuh setelah dibangunnya dan aktifnya nanti jalan Tol Padang-Pekanbaru dan Dumai.
"Payakumbuh yang awalnya menjadi kota perlintasan akan dilewati begitu saja. Artinya untuk menjawab tantangan ini, tentu butuh figur pemimpin Payakumbuh kedepan yang punya kemampuan dalam menjawab tantangan tersebut," kata Anton Permana Dt. Hitam.
Menurut Anton Permana Dt. Hitam, dilihat dari data statistik bahwa belanja konsumen terhadap konstribusi pertumbuhan ekonomi di Kota Payakumbuh cukup tinggi yaitu mencapai 63 persen rata-rata setiap tahunnya. Artinya, konstribusi belanja swasta non goverment of spending, serta arus uang masuk dari belanja luar Payakumbuh cukup signifikan kalau kita lihat dari ratio jumlah APBD, luas wilayah, dan jumlah penduduknya.
“Data kuantitatif ini menunjukkan secara kualitatif, pengaruh arus uang masuk dari luar Payakumbuh apakah itu berupa trading UMKM, belanja kuliner, dari tingkat kunjungan dan pengaruh transaksi serta belanja dari daerah sekitar Payakumbuh, berpengaruh sangat besar terhadap pertumbuhan ekonominya. Karena Payakumbuh adalah pusat ekonomi Luak Limopuah dan pintu gerbang ke daerah provinsi yang kaya raya yakni Provinsi Riau dan Kepri," tambah aktifis yang saat ini bermain dalam film layar lebar yang digarap "Urang Bunian".
Anton Permana Datuak hitam juga menambahkan, semua pertumbuhan ekonomi itu bisa diasumsikan terjadi karena Payakumbuh adalah kota perlintasan dan persinggahan dua provinsi. Nah, kalau jalan tol Padang-Pekanbaru sudah aktif beroperasi dan tidak melewati Kota Payakumbuh, perlu langkah mitigasi apa dari Pemko Payakumbuh kedepan untuk mengantisipasinya. Karena refrensi otentiknya pernah terjadi pada daerah kabupaten/kota yang dilewati jalur Pantura di Jawa yang kemudian beralih menjadi ke jalan Tol Cipali dan mengakibatkan roda ekonomi di sepanjang Jalur Pantura turun drastis.
“Untuk itulah, masyarakat harus jeli dalam memilih siapa figur kandidat yang memang punya kapasitas kedepan memimpin Kota Payakumbuh. Dari banyak kriteria tersebut, saya cukup menitipkan tiga kriteria saja untuk Cawako Payakumbuh kedepannya," jelas Anton Permana Datuak Hitam.
Pertama, pilih figur yang memang mempunyai visi dan kapasitas dalam memimpin Kota Payakumbuh. Punya visi maksudnya, yang memang mempunyai cakrawala cara berpikir pemimpin maju kedepan, tidak feodal dan penuh ambisi pribadi dan kelompoknya. Karena Payakumbuh butuh pemimpin yang mengayomi semua kelompok masyarakat yang tidak membeda-besakan masyarakat berdasarkan ini dunsanak, ini orang satu kampung, ini satu partai, satu anak nagari, satu alumni, bahkan berbeda pilihan politik.
Serta punya kapasitas, trade record pengalaman jam terbang dalam kepemimpinan dan pemerintahan. Agar Payakumbuh memang punya pemimpin yang “on the road”, langsung tancap gas memimpin, tidak butuh basa-basi belajar dan adaptasi lagi.
Kedua, figur pemimpin Kota Payakumbuh mesti memiliki kemampuan jaringan networking yang bagus. Baik di daerah maupun sampai ke pusat. Karena Payakumbuh sebagai Kota yang PAD nya masih belum bisa setara dengan APBD nya. Tentu masih butuh alokasi anggaran dari pusat dan pihak ketiga lainnya. Nah ini tentu perlu figur yang supel dalam bergaul dan diterima semua pihak hingga pemerintahan pusat, termasuk juga partai politiknya.
Ketiga, pilihlah figur pemimpin yang memang maju Pilwako untuk rakyat. Maju memang untuk sebuah pengabdian membangun kampung halaman. Sepertinya hal ini sederhana, namun justru point ketiga ini yang menjadi ruh kesuksesan sebuah daerah yang akan di bangunnya.
"Kalau seorang figur sudah dekat dengan masyarakatnya. Untuk sebuah pengabdian, maka Insya Allah pemimpin tersebut otomatis pasti juga akan dekat dengan Allah SWT. Maka pemimpin seperti ini tidak akan memperkaya diri sendiri, tidak akan menzalimi anak buah dan masyarakat. Tidak akan menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi dan kelompok tim suksesnya saja," tegas Anton Permana Datuak Hitam.
Ketiga kriteria pemimpin yang disampaikan Anton Permana Datuak Hitam sangat penting diketahui masyarakat. Tujuannya agar masyarakat tidak terjebak memilih pemimpin ibarat memilih kucing dalam karung. Memilih pemimpin bukan karena adu banyak uang dan sumbangannya. Memilih pemimpin bukan karena balihonya banyak. Memilih pemimpin karena kepentingan-kepentingan sesa’at seperti karena amplop). Tapi akhirnya yang terjadi masa depan daerah yang dipertaruhkan.
Anton Permana Datuak Hitam juga berharap tiga pesan ini bisa menjadi renungan seluruh masyarakat Kota Payakumbuh yang mempunyai hak pilih di Pilwako tanggal 27 November 2024 mendatang.
Ketika ditanya siapa figur yang akan didukungnya, dengan tenang Anton Permana Datuak Hitam mengatakan sampai saat ini dirinya masih netral, karena pasangan kandidat belum ada yang ditetapkan oleh KPUD. "Kita lihat nanti sampai penetapan KPU siapa yang fix maju, baru kita putuskan bersama siapa yang layak dan pantas memimpin Kota Payakumbuh ke depan," tukas mantan ketua FKPPI Kota Batam ini.
Seperti diketahui, Anton Permana Datuak Hitam adalah salah satu aktifis dan tokoh kelompok oposisi KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) yang sempat dipenjara pemerintahan Jokowi. Anton Permana dikenal melalui pikiran, tulisan, narasi dan kritikannya di beberapa podcast yang kritis terhadap pemerintahan Jokowi.
Di organisasi KAMI, Anton Permana Datuak Hitam tidak sendirian. Ia berhimpun bersama-sama dengan para tokoh besar lainnya seperti mantan Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo, Rocky Gerung, Said Didu, Ichsanoedin Noersy, Alm Rizal Ramli, Faisal Basri, Refly Harun, dan banyak lagi, termasuk Imam Besar FPI Habieb Rizieq Shihab.
Selepas dari menjalani hukuman penjara, Anton Permana bersama dua rekan aktifis senior lainnya DR Syahganda Nainggolan dan Ketua KSPSI Jumhur Hidayat, bukannya tiarap tetapi terus bersuara kritis terhadap pemerintah. Malah Anton Permana Datuak Hitam bertambah bersinar dan boleh dikatakan salah satu tokoh muda Minang saat ini yang berpengaruh besar di tingkat nasional. Hal ini bisa dilihat dari lingkaran aktifitas pergaulannya dengan para petinggi negeri ini seperti Panglima TNI, para Guru Besar, para Jenderal TNI, bahkan dengan Ibu Titiek Soeharto dan politisi top lainnya. (*)
No comments:
Post a Comment