Oleh : Putri Nurhayati (Mahasiswi FEB Universitas Riau) |
Fokussumatera.com - Indonesia merupakan sebuah negara yang mempunyai banyak warisan budaya dan peninggalan-peninggalan sejarahnya, dan di Indonesia pun terdapat banyak peninggalan bersejarah yang dapat membantu kita dalam mempelajari sejarah bangsa Indonesia ini. Peninggalan sejarah di Indonesia mulai dari bentuk bangunan, artefak, buku, adat istiadat dan juga karya seni.
Adanya peninggalan sejarah ini membuat bangsa Indonesia dapat belajar banyak dari peninggalan budaya masa lalu yang bernilai historis untuk dimanfaatkan dalam menghadapi tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara pada sekarang maupun masa yang akan datang (Hamdoun, 2015). Kawasan cagar budaya merupakan bukti-bukti aktivitas manusia masa lampau. Oleh karena itu dalam penanganannya harus hati-hati dan diusahakan tidak salah yang bisa mengakibatkan kerusakan dan perubahan pada kawasannya.
Salah satu warisan budaya yang ada di Riau tepatnya di kabupaten Pelalawan adalah Istana Sayap Pelalawan. Istana ini bukan hanya merupakan bangunan fisik, tetapi juga simbol kebesaran dan kejayaan Kesultanan Pelalawan yang pernah berjaya pada masa lampau. Istana Sayap Pelalawan memiliki nilai historis, arsitektural, dan budaya yang sangat tinggi, yang mencerminkan kekayaan budaya Melayu.
Istana ini dinamakan "Sayap" karena memiliki dua bangunan utama yang menyerupai sayap burung, yang menjadi ciri khas dari arsitektur tradisional Melayu. Bangunan ini tidak hanya menjadi saksi bisu dari sejarah Kesultanan Pelalawan, tetapi juga menyimpan berbagai benda bersejarah seperti peralatan kerajaan, senjata, dan dokumen-dokumen penting. Setiap detail arsitektur dan benda di dalamnya menggambarkan filosofi dan nilai-nilai kebijaksanaan yang diwariskan oleh leluhur.
Istana Sayap terletak di Kelurahan Pelalawan, Kecamatan Pelalawan dan Kabupaten Pelalawan dengan memiliki beberapa bagian, diantaranya ruang utama sebagai tempat raja bertahta, sayap kanan sebagai tempat raja bertemu dengan tokoh masyarakat, dan sayap kiri yang berfungsi sebagai balai pertemuan tempat raja bermusyawarah dengan para datuk yang dituakan untuk menentukan kebijakan yang akan diambil (Effendy, 2006). Istana Sayap merupakan peninggalan dari kerajaan Pelalawan yang didirikan pada tahun 1886 dan selesai pada tahun 1892 pada masa pemerintahan Sultan Pelalawan ke-11 yaitu Tengku Sontol Said Ali. Sebelum Kerajaan Pelalawan berdiri, wilayah Kerajaan Pelalawan yang sekarang menjadi Kabupaten Pelalawan adalah berawal dari Kerajaan Pekan tua yang didirikan oleh Maharaja Indera sekitar tahun 1380 M, dimana beliau adalah orang besar Kerajaan Temasik (Singapura) mendirikan kerajaan ini setelah temasik dikalahkan Majapahit di penghujung abad XIV (Desi Purnama Indah, 2003).
Istana Sayap merupakan peninggalan bersejarah yang memiliki umur cukup tua yaitu lebih dari satu abad, sehingga material utamanya, yang terbuat dari bahan kayu berada dalam kondisi yang cukup memprihatinkan, hal ini memerlukan perhatian khusus dari pemerintah setempat dan pihak pengelola untuk melakukan pemugaran sebagai upaya pelestarian, hal ini bertujuan agar keberadaan Istana Sayap tetap lestari, sehingga generasi penerus kita tetap bisa menikmati peninggalan bersejarah tersebut (Syahfutra, 2014). Selain itu upaya pelestarian Istana Sayap juga penting dalam menjaga eksistensi keberadaan Kerajaan Pelalawan.
Istana Sayap dalam perkembangannya pernah dilakukan dua kali pemugaran, yaitu pemugaran pertama yang dilakukan pada tahun 2003 dan selesai pada tahun 2006, namun baru diresmikan pada tahun 2009, kemudian pemugaran kedua dilakukan pada tahun 2015 dan selesai pada tahun 2016. Pemugaran ini dilakukan dikarenakan kondisi Istana Sayap yang cukup tua sehingga banyak ditemukan kerusakan di beberapa bagian, kerusakan tersebut dikhawatirkan akan menyebabkan ancaman terhadap situs cagar budaya ini. Untuk itu penting pula mencatat proses pemugaran sebagai aset dan sumber sejarah dimasa yang akan datang.
Namun, seperti banyak warisan budaya lainnya, Istana Sayap Pelalawan menghadapi berbagai tantangan dalam pelestariannya. Tantangan ini meliputi kerusakan fisik bangunan akibat usia, kurangnya perhatian dari masyarakat dan pemerintah, serta minimnya dana untuk restorasi dan pemeliharaan. Jika tidak segera diatasi, warisan budaya yang berharga ini bisa hilang ditelan zaman. Oleh karena itu, diperlukan upaya advokasi yang kuat untuk menyelamatkan dan melestarikan Istana Sayap Pelalawan.
Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga warisan budaya bagi generasi mendatang, tetapi juga untuk memperkaya identitas budaya bangsa Indonesia. Melalui advokasi budaya, diharapkan ada peningkatan kesadaran dan keterlibatan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, dalam pelestarian Istana Sayap Pelalawan.
Nilai Budaya Istana Sayap Pelalawan
Arsitektur Tradisional:
Istana Sayap Pelalawan memiliki arsitektur yang mencerminkan kekayaan budaya Melayu dengan ukiran-ukiran khas dan bentuk bangunan yang megah. Setiap detail dari bangunan ini mengandung filosofi dan nilai-nilai kebijaksanaan yang diwariskan oleh leluhur.
Sejarah Kesultanan:
Istana ini merupakan saksi bisu dari perjalanan sejarah Kesultanan Pelalawan, mulai dari masa kejayaan hingga masa transisi ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keberadaan istana ini mengingatkan kita akan pentingnya peran Kesultanan Pelalawan dalam sejarah nasional.
Warisan Budaya:
Istana Sayap Pelalawan juga menyimpan berbagai benda peninggalan bersejarah, seperti peralatan kerajaan, senjata, dan dokumen-dokumen penting yang menunjukkan kekayaan budaya dan intelektual masyarakat Melayu.
Upaya Pelestarian.
Restorasi dan Pemeliharaan :
Salah satu langkah penting dalam pelestarian Istana Sayap Pelalawan adalah melalui restorasi dan pemeliharaan bangunan. Pemerintah daerah bersama dengan masyarakat harus bekerja sama untuk memastikan bahwa bangunan ini tetap terjaga kondisinya.
Sosialisasi dan Edukasi:
Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian warisan budaya. Program pendidikan dan sosialisasi harus terus dilakukan, baik melalui sekolah-sekolah maupun media massa.
Pengembangan Pariwisata Budaya:
Mengintegrasikan Istana Sayap Pelalawan ke dalam rute wisata budaya dapat meningkatkan perhatian dan apresiasi terhadap situs ini. Dengan demikian, istana ini tidak hanya menjadi destinasi wisata tetapi juga sebagai pusat edukasi budaya.
Penambahan fasilitas:
Menyediakan fotographer dan baju adat untuk disewakan kepada para pengunjung. Ini merupakan upaya untuk menarik minat masyarakat agar berkunjung ke Istana Sayap Pelalawan.
Nilai budaya Istana Sayap tidak hanya terletak pada arsitekturnya yang megah dan penuh filosofi, tetapi juga pada perannya sebagai saksi sejarah Kesultanan Pelalawan dan tempat penyimpanan berbagai benda peninggalan bersejarah. Upaya pelestarian yang dilakukan mencakup restorasi dan pemeliharaan bangunan, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, pengembangan pariwisata budaya, serta penambahan fasilitas pendukung. Dengan demikian, pelestarian Istana Sayap Pelalawan merupakan contoh penting dari bagaimana warisan budaya dapat dilestarikan dan dimanfaatkan untuk pendidikan serta pengembangan pariwisata. Ini menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait dalam menjaga dan mengapresiasi warisan budaya Indonesia.
No comments:
Post a Comment