FS.Padang(SUMBAR)- Lima perwakilan pedagang kaki lima (PKL) Masjid Raya Sumbar mengadukan nasib mereka kepada Epyardi Asda setelah diusir oleh Pemprov Sumbar.
Epi, pedagang parfum di Masjid Raya Sumbar, menceritakan bahwa sebulan yang lalu PKL diberi surat pemberitahuan bahwa akan akan datang tim penilai untuk menilai Masjid Raya Sumbar sebagai masjid percontohan tingkat nasional. Setelah itu, Epi didatangi oleh Kepala Biro Kesra Pemprov Sumbar, Al Amin, dan dikatakan sebagai pedagang liar.
"Padahal, kami berdagang di Masjid Raya Sumbar atas izin pengurus masjid. Ada surat izinnya," ucapnya.
Selanjutnya, kata Epi, PKL di Masjid Raya Sumbar dijanjikan untuk dibuatkan kios di sana dan mereka sudah didata sebagian penghuni kios tersebut. Setelah mendengar janji itu, mereka bertahan di sana hingga dua hari. Pada hari ketiga mereka dipanggil oleh pengurus Masjid Raya Sumbar, Yus, dan diiming-imingi uang Rp2 juta asalkan mau mengeluarkan gerobak dari lingkungan masjid tersebut dan tidak lagi berdagang di sana.
"Ada bukti rekamannya dia menjanjikan uang Rp2 juta itu. Tapi, sampai sekarang uang tersebut tidak diberikan," tuturnya.
Oktavianus, pedagang sosis di Masjid Raya Sumbar, mengatakan bahwa PKL di masjid itu ingin kembali berdagang di sana. Karena itu, mereka berharap Pemprov Sumbar memberikan solusi atas permasalah tersebut.
"Seharusnya kami ditata, bukan diusir. Tunjukkan kami tempat berdagang di Masjid Raya Sumbar agar kami berdagang di tempat yang ditentukan," ujarnya.
Hingga kini, kata Oktavianus, belum ada solusi atas permasalahan tersebut dari Pemprov Sumbar. Ia berharap pemprov segera mencarikan solusi terhadap masalah itu agar mereka bisa berdagang lagi.
"Pekerjaan kami hanya ini. Kami tidak tahu harus bekerja apa lagi," katanya.
Karena mereka diusir dari Masjid Raya Sumbar, Oktavianus mengatakan bahwa mereka akan mengadu ke DPRD Sumbar. Ia meminta Epyardi sebagai petinggi DPP PAN untuk memfasilitasi mereka dengan anggota DPRD Sumbar dari PAN.
Dalam pertemuan itu Epi menyampaikan bahwa harapan PKL Masjid Raya Sumbar, yang berjumlah puluhan orang. Ia berharap Epyardi mengayomi dan menata PKL masjid tersebut.
Karena sudah kecewa dengan gubernur yang sekarang lantaran Pemprov Sumbar tidak memperhatikan PKL Masjid Raya Sumbar, Epi akan mendukung Epyardi dan siap membantu untuk memenangkannya.
"Dulu saya simpatisan PKS dan saya memilih Mahyeldi pada pilgub yang lalu. Saya suruh keluarga pilih Mahyeldi. Tapi kini tidak lagi," katanya.
Mendengar keluhan dan harapan PKL Masjid Raya Sumbar, Epyardi mengatakan bahwa ia akan memperhatikan PKL tersebut dan pelaku UMKM sebagaimana yang ia lakukan di Kabupaten Solok.
"Di masjid mana saja ada pedagang yang berjualan. Jadi, pedagang di masjid tidak diusir, tetapi diatur tempat berjualannya," ujar Epyardi.
Untuk menata PKL Masjid Raya Sumbar, Epyardi akan membuatkan mereka tempat khusus, misalnya dengan dana dari Baznas Sumbar atau dana APBD Sumbar.
"Di Kabupaten Solok saya meminta Baznas untuk memindahkan pedagang dari luar ke dalam masjid dengan membuatkan kios untuk mereka. Setahun pertama pedagang gratis menggunakan kios itu. Selanjutnya, pedagang membayar sesuai dengan kemampuan mereka," ucapnya.
Mengenai rencana PKL Masjid Raya Sumbar untuk mengadukan nasib ke DPRD Sumbar, Epyardi akan memfasilitasi mereka dengan Fraksi PAN di DPRD Sumbar. Salah satu Wakil Ketua DPRD PAN merupakan Ketua DPD PAN Sumbar.(*)
No comments:
Post a Comment