FS. Tanah Datar (SUMBAR), - Hari ini Selasa (17/09) Nadira Mardison, S.Pd, MH resmi mengundurkan diri dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Nasdem Tanah Datar. Surat pengunduran diri Nadira Mardison resmi diantarkan langsung ke Kantor DPD Nasdem Kabupaten Tanah Datar hari ini.
Nadira Mardison yang merupakan Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan DPD Nasdem Tanah Datar ini mengaku sudah lama ingin mengundurkan diri dari kepengurusan Partai Nasdem.
"Ini sudah lama Saya berniat mengundurkan diri. Hal ini memang dikarenakan pindahnya Kk Richi sebagai Ketua DPD, yang langsung terang-terangan mengatakan bahwa perpindahannya ke Nasdem untuk mencalonkan diri sebagai calon Bupati 2024, hal ini berarti Kakak RA akan berhadapan langsung dengan EP.
Dan sudah pasti akan menimbulkan dampak tidak baik bagi saya, karena EP yang merupakan anak saya ( mantan murid di SMP) yang juga akan mencalonkan diri sebagai Calon Bupati. Karena jika saya berada di partainya RA, secara tidak langsung saya dianggap pasti mendukung RA, mesti masih Pileg, namun karena beberapa hal, pengunduran diri ini masih belum bisa dilaksanakan, mengingat berkas pencalonan sudah masuk, serta permintaan dari beberapa Parpol lain sudah ditolak," papar Nadira Mardiaon yang akrab dipanggil Bunda Nadira ini.
"Akhirnya apa yang saya khawatirkan itu memang terjadi, dimana masyarakat memang menebarkan issu bahwa Nadira Mardison adalah pendukung RA, tidak mendukung EP.
Issu ini digulirkan terus, bahkan ada yang bicara terus terang menyatakan dan mempertanyakan kepada Saya sehingga memang betul terbukti bahwa ternyata Pemilih LBU tidak memilih saya, yang dapat dilihat dari hasil perolehan suara pada Pileg tersebut," lanjutnya.
Lebih lanjut Bunda Nadira juga menjelaskan bahwa hari ini sudah jelas bahwa RA berhadapan head to head dengan EP.
"Hal ini yang mengharuskan Saya harus mengundurkan diri dari kepengurusan dan sekaligus Anggota Partai Nasdem. Ini saya lakukan guna membuktikan kepada semua masyarakat Lintau bahwa saya akan tetap perjuangkan Anak Nagari Lintau, apapun penilaian masyarakat Lintau terhadap saya" lanjutnya.
Bunda Nadira jelaskan, alasannya mundur dari Nasdem jelas, karena memang dirinya berasal dari Lintau yang mesti mendukung orang Lintau.
"Saya orang Lintau, jadi Saya mendukung Putra Daerah Lintau. Jadi bukan karena benci ke RA," imbuhnya.
Bunda Nadira juga menjelaskan satu hari menjelang Pileg sudah ingin mengundurkan diri namun dari pendapat beberapa rekan akhirnya ia memutuskan untuk menundanya.
"Saya dianggap tidak mendukung Eka Putra. Dan ini menurut saya begitu rumit, padahal Eka Putra di Pilkada sementara saya di legislatif pada saat itu, sangat jauh bedanya. Legislatif itu pribadi. Mungkin itu pemikiran mereka tentang politik sementara Saya di sini sebagai korban. Dan terbukti suara saya memang tidak ada, memang hilang. Itulah politik, tapi Alhamdulillah mungkin Allah punya cara lain untuk menunjukkan ke Saya langkah selanjutnya. Saya sekarang bisa tegak lurus," ucapnya optimis.
Ketika ditanya tentang Sosok RA sebagai pemimpin, Bunda Nadira menjelaskan bahwa Kak Richi itu orangnya terlalu baik, lugu, belum ngerti apa-apa sehingga dia dimotori oleh orang-orang yang punya kepentingan politik.
"Kak Richi itu menurut Saya adalah korban, karena dia itu masih kosong baik secara manajemen maupun politik. Sehingga ia masih belum ngerti apa yang semestinya dia lakukan sebagai Ketua DPD terhadap Calon Legislatif. Dimana RA sibuk mempersiapkan pencalonannya sebagai Bupati, sementara Caleg berjalan secara pribadi- pribadi. Nasdem selama kepemimpinan Richi Aprian terasa kurang ada demokrasi, biasanya segala sesuatunya keputusan dihasilkan melalui musyawarah dengan anggota dan pengurus tentang apapun itu. Akan tetapi semenjak kepemimpinan RA, banyak dilakukan melalui perintah atau himbauan di WA Group saja," jelas Bunda Nadira.
Bunda Nadira juga menilai bahwa dalam tubuh Nasdem sendiri tidak ada lagi pemerataan.
"Saya merasa tidak ada pemerataan lagi di tubuh Nasdem. Ada namanya Anak Mas, Anak Tiri bahkan ada Anggota anggota yang tidak di anggap. Itu yang terjadi di tubuh Nasdem. Meski itu sebetulnya bukan konsepnya RA, tapi itu perlakuan-perlakuan yang dilakukan di dalam dan akhirnya yang Saya lihat akhirnya Saya merasa Richi Aprian ini menjadi korban. Ini menurut Saya, dan ini cara pandang Saya ke kepemimpinan Richi Aprian. Contoh, kepengurusan SPPT. Untuk kepengurusan SPPT itu dikerjakan oleh LO, namun Saya mengurus sendiri di bantu tukang ojek sementara yang lain di urus oleh LO. Itu yang terjadi," tuturnya.
Di akhir penyampaiannya Bunda Nadira mengatakan kalau semua yang di lakukan itu tidak pernah ada koordinasi dan Tampa didudukkan bersama.
"Saya berharap semoga Nasdem ini berjalan lebih baik lagi kedepannya ketika pertamakali Saya masuk di bawah kepemimpinan Kakak Nova Hendria. Dimasa NH ada rasa kekeluargaan, demokrasi dan transparansi yang jelas.
Maka, untuk masa yang akan datang, jika kerikil-kerikil itu tidak di buang, akan tetap sama Nasdem kedepannya nanti," ucap Bunda Nadira.
"Dan satu lagi, dalam pencalonan Eka Putra, apapun yang terjadi, Eka Putra itu akan saya perjuangkan, walaupun mungkin Eka Putra agak sedikit kecil hati karena saya memilih Nasdem pada saat itu, tapi Eka Putra itu tetap anak saya, dan saya akan berjuang untuknya, sama seperti pencalonan yang dahulu" pungkas Nadira Mardison. (D19/Red)
No comments:
Post a Comment