Gambar 1: Penampilan Robert Frost di tahun 1910-an (Sumber: https://www.nytimes.com) |
Fokussumatera.com - Robert Frost adalah seorang puitis yang berasal dari Amerika Serikat yang lahir pada tanggal 26 Maret, 1874, di San Fransisco, dan wafat pada tanggal 29 Januari, 1963, di Boston Massachusetts. Dia adalah seorang puitis yang terkenal dengan isi puisinya yang kerap kali menceritakan tentang kehidupan biasa sehari-hari masyarakat di New England pada umumnya dan dia juga terkenal melalui beberapa karyanya yang berjudul “A Boy’s Will”, “After Apple-Picking”, “Storm Fear” , “Mending Wall”, dan “The Road Not Taken”.
Salah satu dari banyaknya puisi terkenal yang dia tulis, “The Road Not Taken” menjadi karyanya yang menarik untuk dibahas. Puisi ini menceritakan tentang seseorang di tengah hutan yang memikirkan dan meratapi pilihan untuk menelusuri jalan mana yang akan diambil dari dua jalan yang ada. Dia memilih jalan yang berbeda dari orang-orang pada umumnya yang mengubah kehidupannya, dan dia membayangkan hasil yang berbeda yang akan didapatkan jika dia memilih jalan yang lain yang dipilih oleh kebanyakan orang. Beberapa mahasiswa berbagi pandangannya terhadap interpretasi dari puisi yang dibicarakan dan menceritakan pengalaman
pribadi mereka yang mirip dengan apa yang diceritakan dalam puisi tersebut.
Gambar 2: Tampilan puisi “The Road Not Taken” oleh Robert Frost (Sumber: https://fineartamerica.com) |
Ketika salah satu mahasiswa yang bernama Nabilla (20) memberi perspektifnya tentang
puisi tersebut, dia berkata “Pesan yg saya dapatkan setelah membaca puisi tersebut adalah bagaimana seseorang mengambil jalan yang berbeda dari orang-orang lain yang telah banyak mengambil jalan itu dan keputusan itu adalah hal yang membedakan dirinya dari yang lain.” Ketika ditanya apakah dia memiliki pengalaman yang digambarkan seperti puisi itu, dia mengaitkannya dengan menceritakan pengalamannya yang memilih perguruan tinggi yang jauh dari tempat dia lahir dan dibesarkan.
“Saya pribadi menginterpretasikan puisi ini sebagai ilustrasi terhadap sifat kebimbangan
manusia. Kita cenderung memikirkan konsekuensi atas pilihan yang kita jalani.
Secara keseluruhan, puisi ini bermakna bahwa pilihan hidup bisa berpengaruh besar terhadap masa depan dan berputar balik terkadang menjadi hal yang tidak mungkin.” pandangan yang diberikan dari mahasiswa yang bernama Reysha (20). “Saya kira momen-momen bimbang untuk mengambil keputusan adalah hal pasti yang akan saya lalui selama saya hidup. Jadi, ya, saya memiliki pengalaman serupa yang diilustrasikan dalam puisi ini.” tambahnya.
Mahasiswa lain seperti Aliyya (20) pun memberi interpretasinya dari puisi tersebut
“Secara pribadi, rasanya seperti berdiri di persimpangan jalan, di mana kita nggak bisa lihat ujung dari masing-masing jalan, tapi tetap harus memilih pada akhirnya. Inti dari "jalan yang jarang dilalui" itu soal memilih jalan yang mungkin nggak paling mudah atau paling populer, tapi yang terasa benar bagi kita, meskipun artinya harus melawan apa yang mungkin orang lain lakukan”.
Dia juga membagi pengalamannya yang bisa dikaitkan pada puisi itu di mana dia memaksakan dirinya untuk bergabung dan diterima menjadi anak-anak yang dianggap keren yang membuatnya merasa kehilangan arah dan jati dirinya. Hingga sadar bahwa dia punya kemampuan untuk mengubah dirinya untuk menjadi jauh lebih baik dan harus melalui semua perubahan itu walau menjalaninya sendirian dan dianggap aneh, bahkan dijauhi.
Banyak dari mahasiswa yang memiliki perspektif dan interpretasi yang sama terhadap puisi “The Road Not Taken” yang ditulis oleh Robert Frost ini, dimana mereka
menginterpretasikannya sebagai memilih jalan pilihan hidup yang berbeda dari yang dipilih orang pada umumnya. Ada juga yang memiliki interpretasi yang condong menceritakan kebimbangan manusia dalam memilih pilihan hidup di mana mereka sadar bahwa pilihan ini memiliki efek yang besar untuk kehidupan mereka kedepannya. Mahasiswa pun dapat mengaitkan puisi tersebut kepada pengalaman pribadi mereka yang bisa diwakilkan oleh alur puisi tersebut, mulai dari segi pilihan karir, hingga segi pertemanan dan jati diri.
Biografi Penulis:
Dilahirkan di Padang dan dibesarkan di Pariaman, penulis yang bernama Afiko Arizal ini menempuh jenjang pendidikannya di TK ACE, SDIT Nurul Ilmi, dan SMP 1 Pariaman sebelum berpindah domisili ke Padang dan melanjutkan pendidikannya di SMA Kartika 1-5 Padang. Sekarang, penulis sedang menempuh jenjang pendidikannya di Universitas Negeri Andalas Padang sebagai mahasiswa jurusan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya.
No comments:
Post a Comment