![]() |
Rahmat Hidayat |
FS.Sarolangun(JAMBI) - Penyaluran Pupuk subsidi oleh oknum kerap menyalahi aturan di negeri dan kabupaten ini demi meraup keuntungan pribadi yang lebih besar dengan cara melambungkan harga yang tidak sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Hal tersebut disampaikan oleh salah satu jurnalis muda di Kabupaten Sarolangun, Rahmat Hidayat. Ia mengatakan, kerap terjadi pupuk subsidi disalurkan ke pengecer akan tetapi petani membeli dengan harga yang begitu mahal.
"Ini terjadi ditempat saya, Bahkan pupuk tersebut diperjual belikan secara bebas dan harga tidak sesuai dengan HET yang di tentukan, dan juga harga Phonska subsidi per karung sampai 250 ribu dan juga sama dengan urea subsidi yang hampir sama harga 200 ribu lebih," bebernya, Senin (10/2/2025).
Lalu, anehnya harga pupuk subsidi yang sudah melambung tinggi ini tidak ada perhatian dari pemerintah, seakan dibiarkan begitu saja.
"Kenapa saya bisa bilang tidak sesuai dengan HET, karena saya sering mendengar petani sawit yang membeli pupuk subsidi itu dengan bebas bahkan sampai harga yang begitu mahal, tidak sesuai dengan regulasi tentunya sudah menyalahi aturan.
"Saya harapkan kepada dinas terkait harus melakukan terobosan agar bisa menstabilkan harga pupuk subdisi sesuai dengan regulasi dan pembinaan kepada pengecer atau agen biar yang seperti ini tidak terjadi lagi," tegasnya.
"Jangan dinas terkesan bungkam dan tutup mata, seakan ada yang ingin dilindungi perihal ini, jangan buat kami bertanya - tanya yang aneh, apakah intasi terkait bermain dengan beberapa oknum atau mafia pupuk subsidi untuk bermainkan penyaluran pupuk subsidi ini. Ingat Menurut Presiden Soekarno, petani adalah penyangga tatanan negara Indonesia," tutupnya.(IKSAN69)
No comments:
Post a Comment