Breaking News

Tuesday, March 11, 2025

Berawal dari Antrian Buka Puasa, 51 Napi di Kutacane Melarikan Diri

Suasana Lapas Kutacane Aceh Tenggara 



FS. Nasional --- Suasana Lapas Kelas II B Kutacane yang semula tenang mendadak berubah menjadi arena pelarian massal. Sebanyak 51 narapidana (versi Polres Aceh Tenggara) atau 49 narapidana (versi Ditjen PAS) berhasil kabur dalam sebuah insiden yang menghebohkan.


Aksi dramatis ini bermula dari antrean makanan berbuka puasa yang berujung pada kerusuhan, penghancuran pintu besi, hingga pelarian spektakuler melalui atap lapas.


Awal Mula: Kericuhan di Antrean Makanan

Pukul 18.15 WIB, para napi sudah bersiap di area pembagian makanan untuk berbuka puasa. Namun, metode distribusi yang dilakukan satu per satu justru menimbulkan ketegangan. Keluhan mulai terdengar, antrean semakin rapat, dan dorongan tak terhindarkan.


"Menurut keterangan pihak lapas, insiden ini berawal dari pembagian makanan berbuka yang dilakukan secara individu. Sistem ini dinilai lambat dan memicu ketidakpuasan di kalangan warga binaan," ungkap Kapolres Aceh Tenggara, AKBP Doni Sumarsono, pada Selasa (11/3/2025).


Tensi meningkat ketika beberapa napi merasa diperlakukan tidak adil dalam pembagian makanan. Dari hanya sekadar keluhan, situasi berubah menjadi aksi dorong-mendorong yang memicu ketegangan lebih besar.


Pintu Besi Roboh, Napi Mengamuk

Hanya berselang 10 menit setelah ketegangan pertama, kericuhan mencapai puncaknya. Para napi mulai meluapkan kemarahan dengan mendobrak pintu besi yang memisahkan area tahanan dengan wilayah aman lapas.


“Sekitar pukul 18.25 WIB, sekelompok warga binaan secara serentak mulai melakukan kerusuhan. Mereka mengguncang dan mendobrak pintu besi dengan tenaga penuh,” jelas AKBP Doni.


Benturan demi benturan menggema di dalam lapas. Besi yang awalnya kokoh mulai menunjukkan tanda-tanda rapuh. Dengan semangat kebersamaan dan determinasi tinggi, para napi akhirnya berhasil merobohkan pintu besi. Saat penghalang utama itu roboh, mereka langsung bergerak ke pintu gerbang utama, menghadapi petugas lapas yang sudah bersiap menghalangi.


Namun, jumlah mereka yang jauh lebih banyak membuat para petugas kewalahan. Terjadi aksi dorong-mendorong dan perlawanan fisik antara napi dengan petugas. Beberapa tahanan berhasil menyelinap keluar, sementara yang lain memanfaatkan momentum untuk ikut melarikan diri.


Pelarian Dramatis: Membobol Plafon dan Meloncati Atap

Tak hanya sekadar menerobos pintu, sejumlah napi mengambil jalur lain yang lebih tak terduga. Mereka menyusup ke dalam ruangan staf lapas, mencari celah untuk kabur. Dalam hitungan detik, plafon ruangan tersebut berhasil mereka bobol.


"Proses pelarian dilakukan melalui ruangan staf Lapas. Para napi merusak plafon dan naik ke atap. Dari sana, mereka mendobrak seng atap kantor lapas, lalu keluar melalui atap," jelas AKBP Doni.


Aksi mereka tampak begitu terkoordinasi seolah telah direncanakan matang-matang. Dengan cekatan, mereka berayun dari satu titik ke titik lain, melompati pagar, dan akhirnya berhamburan ke berbagai arah di luar lapas.


Di saat yang sama, petugas lapas berusaha mengejar. Namun, karena gerbang utama sempat terbuka untuk pengejaran, hal ini justru dimanfaatkan oleh lebih banyak napi untuk melarikan diri. Dalam waktu singkat, puluhan napi sudah menyebar ke berbagai sudut kota.


Kepanikan Warga dan Upaya Penangkapan Kembali

Aksi pelarian massal ini sontak menggegerkan warga sekitar. Dalam beberapa video amatir yang beredar di media sosial, terlihat para napi berlarian, melompati pagar, bahkan ada yang melewati atap rumah warga. Situasi ini membuat warga panik dan segera melapor ke pihak berwajib.


Tak tinggal diam, aparat keamanan langsung bergerak cepat. Polres Aceh Tenggara bekerja sama dengan pihak lapas dan instansi terkait untuk memburu para napi yang kabur. Hingga saat ini, sejumlah napi telah berhasil diamankan kembali.


"Saat ini, 12 dari 51 napi telah berhasil ditangkap dan sementara diamankan di Polres Aceh Tengah," ujar Doni.


Sementara itu, versi Ditjen PAS menyebutkan bahwa total napi yang kabur berjumlah 49 orang. Dari jumlah tersebut, 14 napi telah kembali—baik melalui penangkapan maupun menyerahkan diri. Namun, 35 lainnya masih dalam pengejaran.


"WBP yang melarikan diri berjumlah 49 orang. Hingga kini, 14 orang sudah kembali, sementara 35 lainnya masih dicari," kata Humas Ditjen PAS, Rika Aprianti.


Penelusuran dan Evaluasi Keamanan

Insiden ini menimbulkan pertanyaan besar tentang sistem keamanan di Lapas Kelas II B Kutacane. Bagaimana mungkin puluhan napi bisa melarikan diri dalam waktu singkat? Apakah ada kelalaian atau bahkan keterlibatan pihak dalam?


Pihak kepolisian dan Kemenkumham kini tengah melakukan investigasi mendalam. Tidak hanya berfokus pada pengejaran napi yang masih buron, tetapi juga mencari tahu apakah ada faktor lain yang mempermudah pelarian mereka.


Sementara itu, petugas lapas diinstruksikan untuk meningkatkan keamanan dan mengantisipasi kemungkinan insiden serupa.


Kejar-Kejaran Masih Berlangsung

Drama pelarian ini masih berlanjut. Aparat kepolisian terus memburu para napi yang masih bersembunyi. Dengan segala sumber daya yang dikerahkan, pengejaran berlangsung di berbagai titik di Aceh Tenggara dan sekitarnya.


Kini, masyarakat pun diminta tetap waspada. Jika menemukan napi yang mencurigakan, warga diimbau segera melapor kepada pihak berwenang agar upaya penangkapan bisa berjalan lebih cepat dan efisien. (tip-dg/FS)



No comments:

Post a Comment

About Me


Bofet%2BHP
BOFET HARAPAN PERI JL. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
SELAMAT DATANG DI SEMOGA BERMANFAAT!