![]() |
Alwis Ilyas, Advokat Yang Sering Dipanggil Uncu Alwis |
FS. Pariaman --- Menyikapi isu fenomenal terkait ragam uang perpisahan yang dibebankan kepada siswa Kelas VII, VIII dan IX pada umum nya di SMP yang ada di Kota Pariaman, mendapat tanggapan serius dari seorang Advokat kenamaan Alwil Ilyas.
Alwis Ilyas menyampaikan pendapatnya, Roh dari persoalan ini sebetulnya kesepakatan. "Sepakat sekolah, sepakat murid dan sepakat komite. Tapi sepakat itu memang didasari ke ikhlasan tidak ada secuilpun yang terkesan memaksakan kesepakatan,"kata Uncu sapaan Akrab Alwis.
Alwis mengulas, setiap kesepakatan yang dibuat berdasarkan perjanjian para pihak yang terkait dibuat berdasarkan ke ikhlasan.
"Tapi jika kesepakatan itu dibuat dengan adanya unsur paksaan itu yang membuat cacat nya kesepakatan," pungkas Alwis.
Dia melihat dari dulunya, hampir setiap sekolah jika ada perpisahan selalu melakukan kegiatan yang memang dananya Tidka tersedia untuk itu.
"Tapi membuat kesepakatan saat ini, dalam kondisi ekonomi masyarakat seperti saat sekarang. Jangankan masyarakat. Negarapun mengalami kesulitan dengan membuat efesiensi,"kata Alwis yang juga pernah menjabat sebagai komite sekolah.
Kata dia, Kesepakatan harus memperhatikan kearifan lokal. ambillah kebijakan sesuai dengan situasi dan kondisi sekarang.
"yang harus diperhatikan sekolah jika pungutan itu Rp 180.000/siswa. Lakukan efesiensi untuk mengirit pengeluaran orang tua murid,"kata dia.
Artinya, bagaimana kegiatan itu sukses dengan jumlah anggaran yang begitu minimal. Meminimalkan jika perlu, kalau kegiatan itu harus dilaksanakan juga.
"Kita lihatlah Pemprov Sumbar dan Pemkab. Padang Pariaman melarang apapun bentuknya pungutan pada Siswa . Seharusnya sekolah di Kota Pariaman melihat persoalan ini secara arif dan bijak dalam kondisi ekonomi masyarakat saat ini,"pungkas Alwis.
Pesan Kepada Komite sekolah:
"Saya melihat komite itu adalah mitra sekolah. Semacam organisasi yang menjembatani keinginan orang tua murid dengan sekolah,"kata dia.
Untuk itu kata Alwis, Komite juga harus bijaksana dalam mencermati kondisi Masyarakat kita.
"Jangan komite hanya sebagai alat atau "Saluang Paueleh Angok" Komite juga harus bijak, sampaikan kondisi masyarakat. Jangan asal kesepakatan saja, analisa juga penting untuk menyikapi kondisi terkini,"tutup Alwis (wrm)
No comments:
Post a Comment