11 April 2025
FS.Pessel(SUMBAR) - Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, menaruh perhatian serius terhadap pelestarian dua plasma nutfah unggulan daerah, yakni Jawi Pasisia dan Itik Bayang.
Keduanya dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai komoditas peternakan unggulan berbasis kearifan lokal.
Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, mengatakan bahwa Jawi Pasisia memiliki karakteristik yang khas dan layak untuk dijadikan ternak ruminansia unggulan daerah. Hingga kini, ternak tersebut belum tersentuh oleh pengembangan bioteknologi modern.
“Jawi Pasisia ini sangat potensial dan akan kita kembangkan ke depannya. Kita akan kerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) agar bisa dijadikan ternak ikonik Pesisir Selatan,” ujar Hendrajoni, Jumat (11/4/2025), di Painan.
Selain Jawi Pasisia, Itik Bayang juga menjadi perhatian. Ternak unggas khas dari Kecamatan Bayang ini dikenal dengan produktivitas telurnya yang tinggi serta warna telur yang lebih hijau dibanding itik lainnya.
“Itik Bayang telurnya lebih lebat dan warnanya lebih menarik. Ini tentu menjadi daya tarik khusus dan berpotensi dikembangkan secara ekonomi,” kata Hendrajoni.
Menurut Hendrajoni, keberadaan kedua plasma nutfah tersebut sebenarnya sudah cukup dikenal oleh masyarakat. Namun hingga kini belum mendapatkan dukungan teknologi peternakan modern yang memadai.
“Potensi keduanya sudah tersohor, tapi belum mendapat sentuhan teknologi. Ini yang akan kita dorong agar bisa masuk dalam sistem peternakan berbasis sains,” jelasnya.
Untuk itu, ia meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait seperti Dinas Pertanian agar segera melakukan kajian teknis mendalam. Kajian ini diharapkan dapat melibatkan perguruan tinggi dan balai-balai penelitian peternakan.
“Langkah awal adalah pengkajian teknis. Kita ingin pemuliaan ternak dilakukan secara ilmiah agar hasilnya optimal dan berkelanjutan,” tegas Hendrajoni.
Dengan pengembangan yang tepat, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan optimistis bahwa Jawi Pasisia dan Itik Bayang tidak hanya menjadi ikon daerah, tetapi juga menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat lokal.
No comments:
Post a Comment